Sabtu, 13 Agustus 2016

Kisah Khadijah Binti Khuwailid Isteri Rasulullah

Khadijah binti Khuwailid adalah seorang wanita keturunan bangsawan yang berasal dari kaum Asadiyah. Kaum ini merupakan salah satu keturunan Quraisy yang amat disegani dan dihormati. Khadijah lahir pada 68 tahun sebelum hijrah atau lima belas tahun sebelum Rasulullah lahir. Orang-orang mengenalnya sebagai wanita pengusaha yang cantik dan berakhlak mulia. Sementara itu, ada seorang pemuda bernama Muhammad dari Bani Hasyim. Muhammad yang kelak menjadi suami Khadijah adalah seorang yatim piatu dan hidup miskin sejak kecil. Sejak kecil, Muhammad diasuh pamannya, Abu Thalib.


kisah-khadijah-binti-khuwalid

Melalui saudaranya, Muhammad memperoleh pekerjaan di tempat Khadijah. Muhammad diikut sertakan dalam suatu kafilah niaga ke negeri Syam. Sesampai di negeri Syam, Muhammad dan orang-orang yang ada dalam kafilah niaga itu mulai menjual barang-barannya. Hanya beberapa hari saja, semua barang sudah laku dan memperoleh keuntungan yang besar.

Setelah itu, Muhammad kembali ke kota Mekkah. Setelah mengenal beberapa lama, Khadijah jatuh hati dengan Muhammad. Ketika itu, Khadijah menanyakan kesediaan Muhammad menikah dengannya. Ternyata, Muhammad bersedia menikah dengan Khadijah. Keluarga Muhammad dan keluarga Khadijah pun mendukung keduanya. Khadijah menikah dengan Nabi Muhammad pada usia empat putuh tahun. Sementara itu, Nabi Muhammad berumur 25 tahun. Sekalipun memiliki perbedaan umur 15 tahun, keduanya dapat membangun bahtera rumah tangga dengan baik. Mereka hidup bahagia.

Khadijah Dijamin Masuk Surga

Khadijah binti Khuwailid mendampingi Nabi Muhammad dengan setia. Selama dua puluh empat tahun, Khadijah terus menemani Rasulullah, baik saat sedih maupun bahagia. Dalam masa pernikahannya, Nabi Muhammad sering kali bertafakur atau merenung dan bermunajat (mendekatkan diri kepada Allah) di Gua Hira. Nabi Muhammad pergi ke Gua Hira dengan membawa bekal. Saat bekalnya telah habis, Nabi Muhammad akan kembali ke rumahnya. Selama masa lima tahun, Nabi Muhammad sering kali bertafakur ke Gua Hira. Sekalipun demikian, Khadijah tidak mengeluh. Ia senantiasa mendukung kegiatan suaminya. Khadijah tetap melayani Nabi Muhammad dengan baik dan penuh kasih sayang.

Setelah mendapatkan wahyu pertama dari Allah, Nabi Muhammad pulang dalam keadaan badan menggigil ketakutan. Khadijah pun berusaha menenangkannya. Khadijah adalah orang pertama yang memeluk agama Islam. Selama Rasulullah berdakwah, Khadijah selalu memberikan dukungan. Tidak hanya dukungan moral, tetapi juga dukungan yang berupa harta. Selama mendampingi Nabi Muhammad, Khadijah menjadi satu-satunya isteri Rasulullah hingga dia meninggal. Dia telah melahirkan enam orang anak. Isteri-isteri Rasulullah yang lain tidak memiliki anak. Kesetiaan Khadijah diimbangi oleh Rasulullah dengan memberi cinta yang tiada terkira. Nabi Muhammad pernah bersabda, “Wanita utama dan yang pertama masuk surga adalah Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad SAW, Maryam binti Imran dan Asyiah binti Muzaahim, isteri Firaun.

Nabi Muhammad juga pernah mengatakan bahwa Khadijah adalah wanita yang terbaik. Rasulullah bersabda, “Dia telah percaya dan beriman kepadaku di saat orang lain masih dalam kebimbangan. Dia telah membenarkan aku di saat orang lain mendustakanku. Dia telah mengorbankan semua harta bendanya ketika orang lain mencegah kemurahannya terhadapku. Dia telah melahirkan beberapa putra-putri yang tidak aku dapatkan dari isteri-isteri yang lain”.

Khadijah berada pada kedudukan yang lebih utama dibandingkan para sahabat yang memeluk agama Islam pada awalnya. Penyebabnya adalah sikap Khadijah yang pertama kali beriman dengan ajaran Nabi Muhammad lebih agung dari pada sikap para sahabat yang mendukung dakwah Nabi Muhammad sesudah itu. Setelah itu, Khadijah selalu menenangkan dan menghibur Nabi Muhammad saat bersedih, membantunya dalam berdakwah, merasakan penderitaan saat jihad, dan menolong Nabi Muhammad dengan harta dan jiwanya. Untuk itu, pantaslah Allah menjadikan Khadijah sebagai penduduk surga.

Kamis, 11 Agustus 2016

Kisah Nabi Muhammad saw - Menjadi Rasul

Ketika menginjak usia empat puluh tahun, Muhammad saw lebih banyak mengerjakan tahannuts dari pada waktu – waktu sebelumnya. Pada bulan Ramadhan dibawanya perbekalan lebih banyak dari biasanya, karena ia akan bertahannuts lebih lama daripada waktu –waktu yang lalu. Dalam melakukan tahannuts kadang – kadang beliau bermimpi yang benar ( Arru” yaashshadiqah).

Pada malam 17 Ramadhan, bertepatan dengan 6 Agustus tahun 610 Masehi, di waktu  Nabi Muhammad saw sedang bertahannuts di Gua Hira datanglah Malaikat Jibril as, yang membawa tulisan dan menyuruh nabi Muhammad saw untuk membacanya” Bacalah” Dengan terperanjat Muhammad saw  menjawab “Aku tidak dapat membaca “ Beliau lalu direngkuh beberapa kali oleh malaikat Jibril as, sehingga nafasnya sesak, lalu dilepaskan olehnya seraya disuruhnya membaca sekali lagi, ”Bacalah” Tetapi Muhammad saw, masih tetap menjawab “Aku tidak dapat membaca“. Begitulah keadaan berulang sampai tiga kali, dan akhirnya Muhammad saw berkata “Apa yang ku baca” kata Jibril; Artinya : Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menjadikan, Yang menjadikan manusia dari segumpal darah. Bacalah,Tuhanmu teramat Mulia, Yang mengajarkan dengan pena ( Tulis Baca ) Mengajarkan kepada manusia  apa yang tidak diketahuinya. ( Surat 96 Al – Alaq ayat 1 - 5 )

Inilah wahyu yang pertama diturunkan oleh Allah Swt kepada Nabi Muhammad saw, dan inilah pula saat penobatan beliau sebagai Rasulullah, atau utusan Allah kepada seluruh umat manusia, untuk menyampaikan risalah-Nya.

Tugas Nabi Muhammad saw

Menurut riwayat selama lebih kurang dua setengah tahun lamanya, sesudah menerima wahyu yang pertama, barulah Rasulullah menerima wahyu yang kedua. Dikala menunggu – nunggu kedatangan wahyu kedua itu Rasulullah diliputi perasaan cemas, dan khawatir kalau – kalau wahyu itu putus, malahan hampir saja beliau berputus asa, akan tetapi ditetapkannya hatinya dan beliau terus terus bertahannuts sebagaimana biasa di Gua Hira, setelah dia berada di dalam Gua Hira terdengarlah suara dari langit, beliau menengadah, tampaklah Malaikat Jibril as, sehingga beliau menggigil ketakutan dan segera pulang ke rumah, kemudian dia minta kepada isterinya Sitti Khadijah supaya menyelimuti. Dalam keadaan berselimut, datanglah Malaikat Jibril as untuk menyampaikan wahyu  dari Allah  yang kedua kepada beliau yang berbunyi: “Hai orang yang berselimut, Bangunlah dan lalu diberilah peringatan! Besarkanlah (nama) Tuhan Mu,, bersihkanlah pakaianmu, jauhi perbuatan maksiat, janganlah kamu tidak memberi, karena hendak memperoleh yang lebih banyak. Dan hendaklah kamu bersabar untuk memenuhi perintah tuahn Mu”. Dalam surat 74 Muddatsir ayat 1 – 7.

Dakwah Secara Sembunyi-Sembunyi

Sesudah Rasulullah saw, menerima wahyu yang kedua ini yang menjelaskan tugas atas dirinya, mulailah beliau secara sembunyi – sembuny menyuruh keluarganya yang tinggal dalam satu rumah dan sahabat-sahabat beliau  yang  terdekat,seoranga – demi seorang agar mereka meninggalkan agam berhala dan hanya menyembah Allah Yang Maha Esa.. Maka yang mula – mula iman kepadanya adalah isteri beliau sendiri Sitti Khadijah, disusul oleh putera pamannya yang masih amat muda Ali bin Thalib dan Zaid bin Naritsah, budak beliau yang kemudian menjadi anak angkat beliau. Setelah itu lalu beliau menyuruh Abu Bakar Siddiq, seorang sahabat karib yang telah lama bergaul dan Abu Bakar pun segera beriman dan memeluk agama Islam.

Dengan perantaraan Abu Bakar, banyak orang – orang yang memeluk agama Isalam, antara lain ialah Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Sa”ad Abi Waqqash, Abdurahman bin Auf, Thalha bin Ubaidillah, Abu Ubaidillah bin Jarrah, Arqam bin Abil, Arqam Fatimah binti Khathab adik Umar Bin Khathab r.a, beserta suaminya Said bin Zaid , Al Adawi dan beberapa orang penduduk Mekkah lainnya dari kabilah Quraisy, mereka itu diberi gelar “Ass Saabiquunal awwaluun” yang artinya: Orang – orang yang terdahulu yang pertama- tama masuk dalam agama Islam. Mereka ini dapat gemblengan dan pelajaran tentang agama Islam oleh Rasul sendiri ditempat yang tersembunyi di rumah Arqam bin Abil Arqam dalam wiyah kota Mekkah.

Menyiarkan  Agama Islam Secara Terang-Terangan

Tiga tahun lamanya Rasulullah s.a.w melakukan da”watul afrad ini yaitu ajakan masuk agama Islam seorang demi seorang secara diam – diam atau secara sembunyi – sembunyi dari satu rumah  kerumah yang lain. Kemudian sesudah ini, turunlah firman Allah surat (15 ) A 1Hijr ayat  94 yang artinya : Maka Jalankanlah apa yang diperintahkan kepadamu dan berpalinglah dari orang – orang yang musyrik.

Ayat ini memerintahkan kepada Rasul agar menyiarkan agama Islam dengan terang-terangan dan meninggalkan cara berhala dengan sembnyi – sembunyi, Maka mulai Nabi Muhammad s a w menyuruh kaumnya secara umum di tempat – tempat terbuka untuk menyembah Allah swt dan menegaskan Nya. Pertama kali seruamn ( Da”wah ) yang bersifat umum ini beliau tujukan kepada kerabatnya sendiri, lalu kepada penduduk Mekkah pada umumnya yang terdiri dari bermacsam – macam lapisan masyarakat, baik golongan bangsawan, hartawan maupun hamba sahaya, kemudian kepada kabilah –kabilah arah dari pelbagai daerah yang dating ke Mekkah untruk mengerjakan ibadah haji.

Reaksi Orang – Orang Quraisy

Ketika orang – orang Quraisy melihat gerakkan agama Islam serta mendengar bahwa mereka dengan nenek moyang mereka dibodoh-bodohkan dan berhala – berhala, dihina – hina, bangkitlah kemarahan mereka dan mulilah mereka melancarkan permusuhan terhadap Nabi dan pengikut-pengikutnya> Banyaklah pengikut Nabi yang kena siksa diluar perikemanusian, terutama sekali pengikut dari golongan rendah. Terhadap Nabi sendiri, mereka tidak berani melakukan gangguan badan, karena beliau masih dilindungi oleh pamannya beliau yaitu Abu Thalib, dan di samping itu beliau adalah keturunan Bani Hasyim yang mempunyai kedududkan  dan martabat yang tinggi dalam pandangan Quraisy sehingga beliau disegani.

Pada suatu ketika, datanglah beberapa pemuka – pemuka Quraisy menemui Abu Thalib meminta agar dia menghenrtikan segala kegiatan Nabi Muhammad s.a.w, dalam menyiarkan agama Islam, dan jangan mengecam agama mereka serta menghina nenek moyang mereka. Tuntunan mereka ini ditolak secara baik oleh Abu Thalib, setelah mereka melihat perutusan itu tidak member hasil, datanglah mereka kembali kepada Abu Thalib untuk menyatakan bahwa mererka tidak dapat membiarkan tingkah laku Nabi Muhammad s.a.w itu untuyk mengajukan pilihan kepadanya, menghentikan ucapan – ucapan Nabi Muhammad S.a.w atau mereka sendiri yang melakukannya. Setalah Abu Thalib mendengar ketegasan perutusan itu timbullah rasa kekuatiran akan terjadinya perpecahan dan permusuhan kaumnya, namun tak sampai hati juga ia melarang keponakannya itu. Akhirnya dipanggilnya Nabi Muhammad s.a.w dan dia berkata:” Wahai anakku sesungguhnya aku dijumpai oleh pemimpin – pemimpin kaummu . Mereka mengatakan kepadaku supaya aku mencegah kamu melakukan penyiaran agam Islam dan tidak mencela agama serta nenek moyang mereka, maka jagalah diriku dan dirimu, janganlah aku dibebani dengan sesuatu perkara diluar kesanggupanku”.

Mendengar ucapanitu Nabi Muhammad s.a.w mengira pamannyaq tidak bersedia lagi melindunginya, beliau berkata dengan tegas. “Demi Allah wahai paman, sekiranya mereka letakkan matahari di sebelah kananku, dan bulan di sebelah kiriku, dengan maksud agar aku tinggalkan pekerjaan ini ( mwenyuruh  mereka kepada agama Allah ) sehingga ia tersiar ( di muka bumi ini ) atau aku akan binasa karenanya, namun aku tidak akan menghentikan pekerjaan ini.”

Sesudah mengucapkan kata – kata itu Nabi Muhammad s.a.w berpaling seraya menangis, ketika berpaling hendak pergi kepada pamannya Abu Thalib untuk memanggilnya;” Menghadaplah kemari hai anakku “, Nabi pun kembali menghadap , lalu berkatalah pamannya “ Pergilah dan katakanlah apa yang kamu kehendakmu, demi Allah aku tidak akan menyerahkan kamu karena suatu alasanpun selama – lamanya”.

Minggu, 07 Agustus 2016

Kisah Nabi MUhammad saw menikah dengan Siti Khadijah

Setelah nabi Muhammad beranjak dewasa, beliau ingin berusaha sendiri dalam penghidupannya. Beliau tidak mau lagi menggantungkan hidupnya pada Abu Thalib, pamannya. Untuk itulah beliau meminta izin pada pamannya agar diperbolehkan mencari nafkah sendiri.

Karena sejak kecil beliau mempunyai sifat jujur, maka memudahkannya dalam mencari pekerjaan. Beliau diterima pada salah seorang janda kaya raya namanya Siti Khadijah. Beliau dipercayai untuk menjual barang dagangannya dengan ditemani Maisaroh. Dalam waktu singkat semua barang dagangannya terjual habis dengan keuntungan yang menyenangkan.

Betapa gembira hati Siti Khadijah mendengar berita itu. Sebb sebelumnya tidak pernah barang dagangannya habis terjual dalam waktu singkat dan mendapatkan laba tidak sedikit. Dari sinilah Khadijah tidak ingin melepaskan nabi Muhammad.
Setelah nabi Muhammad menjualkan barang dagangan Siti Khadijah beberapa kali dan mendapatkan laba yang tidak sedikit, maka beliaupun pulang ke rumah tuannya. Namun sesampainya disana datanglah lamaran dari pihak Siti Khadijah. Semula nabi Muhammad belum memastikan dan ingin meminta tempo beberapa hari lagi guna membicarakannya dengan Abu Thalib pamannya.

Abu Thalib yang mendengar ucapan nabi Muhammad menyatakan setuju sebab menurut pandangannya Siti Khadijah adalah perempuan yang alim. Tidak pernah main-main ke tetangga. Setelah diadakan musyawarah maka hari perkawinannya pun ditentukan. Ketika itu nabi Muhammad sudah berusia 25 tahun dan siti Khadijah berusia 40 tahun.

Rabu, 03 Agustus 2016

Nabi Muhammad Menyaksikan Perang Fijar


Peperangan ini terjadi di daerah suci dan pada bulan suci yakni bulan Dzul Qa'idah. Perang ini disaksikan nabi Muhammad ketika berusia 15 tahun. Dinamakan perang Fijar sebab terjadinya pada tempat dan bulan suci.

Pihak-pihak yang bersengketa ialah suku Guraisy bergabung dengan Kainanah melawan suku Qais 'Ailan. Nabi Muhammad yang mengetahui terjadinya perang ini tidak tinggal diam. Beliau membantu pamannya dengan memberikan keperluan perang.

Setelah banyak memakan korban dari kedua belah pihak, akhirnya mereka mengadakan perdamaian. Sebab pada bulan suci itu tidak dibenarkan untuk saling membunuh. Ini salah satu tradisi bangsa Arab.
Ketika perjanjian itu dilaksanakan hadir pula nabi Muhammad dan pamannya, Abu Thalib. Beliau meriwayatkan perdamaian itu pada sahabat-sahabatnya ketika sudah menjadi rasul. Sabdanya:

" Aku telah menghadiri perjanjian damai bersama orang banyak di rumah Abdullah bin Ju'adan. Aku sangat menyenangi hal itu, sama halnya aku menyenangi onta merah. Jika aku diajak berunding dalam Islam niscaya aku menerima".

Kisah Nabi Muhammad - Bertemu dengan Pendeta Nasrani


Setelah kematian kakeknya, maka beliau diasuh oleh Abu Thalib pamannya. Abu Thalib mempunyai pekerjaan berdagang. Dengan demikian nabi Muhammad juga ikut menjual barang-barang dagangan pamannya. Mereka menjual barang-barangnya di kota Syam.

Ada pengalaman yang tak dilupakan oleh pamannya ketika mengajarkan Muhammad berniaga. Ketika itu terik matahari menyengat kulit, namun ada sekelompok mendung yang menaungi nabi Muhammad. Kemana nabi Muhammad melangkah maka mendung itu tetap di atas kepalanya. Melihat hal ini Abu Thalib menjadi lebih senang pada beliau. Abu Thalib berkeyakinan bahwa Muhammad adalah seorang anak yang mempunyai kelebihan.

Ketika mereka berjualan di kota Busro, bertemulah ia dengan seorang pendeta Nasrani yang alim. Pendeta ini mengetahui sesuatu sebelum terjadi. Artinya ia dapat melihat hal-hal kenabian yang ada pada diri Muhammad.

" Hai Abu Thalib, cepatlah kalian pulang. Sebab aku melihat tanda-tanda kenabian pada diri anakmu Muhammad, "kata pendeta itu dengan sungguh-sungguh. la memandang nabi Muhammad dengan tidak berkedip sedikitpun. Pendeta itu merasa khawatir akan keselamatan nabi Muhammad jika sampai berjumpa dengan kaum Yahudi. Mereka pasti membinasakannya. Untuk itulah nabi Muhammad diajak pulang kembali ke Makkah dan disuruh menggembala kambing milik keluarganya. Abu Thalib percaya dengan ucapan pendeta "Buhairah".

Ketika beliau diajak berniaga dengan pamannya berumur 12 tahun. Dan jualannya selalu laris sehingga mereka tidak perlu lama-lama menjual barang dagangannya. Hal ini disebabkan oleh kejujuran nabi Muhammad dalam menawarkan barang dagangannya

Senin, 01 Agustus 2016

Kisah Nabi Muhammad saw - Kelahiran Nabi Muhammad

Nabi Muhammad adalah nabi akhir zaman sebab sesudah beliau sudah tidak ada lagi orang yang ditunjuk Allah sebagai nabi. Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Mutholib. Sedangkan ibunya bernama Aminah binti Wahab.
 
Di saat umat dalam kegelapan dan kehilangan pegangan hidupnya, maka Allah menurunkan seorang nabi yang akan menjadi panutan semua insan.

Nabi Muhammad lahir bersamaan dengan serbuan tentara Abraham yang menggunakan gajah sebagai tungganggannya. Sehingga tahun kelahiran nabi Muhammad disebut dengan tahun Gajah. Beliau lahir tanggal 12 Rabi'ul Awal tahun gajah atau 20 April tahun 571 M.

Dinamakan tahun gajah bersamaan dengan lahirnya nabi Muhammad karena Ka'bah yang telah dibangun nabi Ibrahim dan putranya hendak diratakan dengan tanah oleh pasukan Abraham. Mereka mengendarai gajah sebab tenaganya sangat kuat.

Abraham adalah gubernur dari kerajaan Nasrani Abessinia yang memerintahkan negeri Yaman. Mereka bermaksud. menghancurkan Ka'bah karena beranggapan tempat itu menjadi pusat perhatian umat seluruh dunia. Namun maksud tidak pernah tercapai sebab Allah menghancurkan pasukan Abraha dengan mengirimkan burung Ababil. Burung ini melempari pasukan Abraha dengan batu yang menyala-nyala sehingga tiada satupun yang hidup. Begitulah Allah menjaga Ka'bah dari kehancuran yang disebabkan oleh tangan-tangan jahil.

Ketika nabi Muhammad lahir ia sudah tidak mempunyai ayah lagi sebab meninggal ketika dirinya masih berada dalam kandungan. Sehingga beliau menjadi anak yatim Meskipun demikian beliau sangat disayangi kakeknya Abdul Muthalib.

Sudah menjadi tradisi bagi orang-orang Mekkah jika mempunyai anak, maka orang tuanya akan mencarikan penggantinya (ibu susuan). Kebetulan waktu itu ada seorang perempuan dari dusun yang menawarkan jasanya untuk memelihara nabi Muhammad. Setelah semua keluarga menyetujui akhimya nabi Muhammad dibawa pulang perempuan itu. Ibu susuan nabi Muhammad yang memeliharanya dari bayi hingga berumur empat tahun itu ialah Halimatus Sa'diyah.

Selama dipelihara
oleh Halimatus Sa'diyah nabi Muhammad tumbuh dengan cepat. Selama dua tahun beliau sudah dapat berbicara. Ada hal lain yang menggembirakan hati Halimatus Sa'diyah ketika merawat nabi Muhammad, sebab semua kebutuhan tercukupi. Ternaknya menjadi banyak dan sawah ladangnya sangat subur.

Menurut perjanjian yang telah disepakati bersama antara Halimatus Sa'diyah dengan keluarga nabi Muhammad dalam pemeliharaannya hanyalah dua tahun. Namun setelah ibu susuannya mengetahui bahwa nabi Muhammad membawa berkah dalam kehidupannya, maka ia meminta lagi selama dua tahun. Dengan demikian nabi Muhammad dipelihara oleh Halimatus Sa'diyah selama empat tahun.

Kisah Nabi Muhammad saw - Cobaan Nabi disaat kecil


Ketika nabi Muhammad menginjak usianya yang kelima tahun, maka Halimatus Sa'diyah mengantarkan pada orang tua beliau. Setahun kemudian nabi Muhammad diajak ibunya (Aminah) ke Madinah dengan tujuan untuk memperkenalkan pada keluarganya yang berada di sana. Tujuan lainnya ialah untuk berziarah ke makam ayahnya (Abdullah).

Setelah sebulan berada di Madinah, mereka kembali lagi ke Mekkah karena nabi Muhammad sudah mengetahui pusara ayahnya dan keluarganya.

Namun sebelum sampai tujuan, tepatnya di daerah Abwa' tiba-tiba ibunya sakit mendadak dan meninggal. Bisa dibayangkan bagaimana hancurnya hati nabi Muhammad menerima ujian itu. Ibunya yang baru saja berkumpul dengan dirinya telah meninggalkan untuk selamanya. Jenazah ibunya dimakamkan di daerah itu juga.

Setelah selesai pemakaman beliau meneruskan perjalanan ke Mekkah. Nabi Muhammad menceritakan semua peristiwa yang dialaminya itu pada kakeknya. Akhirnya Abdul Muthalib yang bertanggung jawab memelihara dan mendidik beliau. Beliau dididik dengan ilmu agama sebagai bekal di hari tuanya kelak.
Abdul Muthalib termasuk orang yang disegani oleh kaum Guraisy. Dengan demikian nabi Muhammad juga ikut disegani oleh mereka. Nabi Muhammad mendapatkan kebahagiaan tersendiri ketika diasuh kakeknya, sebab beliau mendapatkan perhatian dan kasih sayang.

Namun tidak lama kemudian kakeknya meninggal dunia. Ketika itu usia nabi Muhammad masih 8 tahun. Sungguh pedih hatinya, sebab tiada lagi orang yang dapat menolong, melindungi dan mengasihinya. Meskipun demikian nabi Muhammad tetap tabah menghadapi cobaan yang beruntun itu.

Kematian kakeknya bukan hanya dirasakan oleh nabi Muhammad, namun seluruh penduduk Mekkah merasa kehilangan. Sebab beliau adalah orang yang berjiwa bijaksana dan merupakan pemimpin yang arif.
Setelah kematian kakeknya, nabi Muhammad diasuh oleh pamannya yakni Abu Thalib. Hal ini disebabkan pamannya sudah mendapat wasiat dari kakeknya untuk memelihara nabi Muhammad sepeninggalnya.

Selama ikut kakek dan pamannya, nabi Muhammad memperlihatkan perbuatannya yang terpuji. Beliau tidak pernah berbohong dan tidak pernah melakukan perbuatan yang menjurus kemaksiatan. Beliau juga ringan tangan.

Jumat, 29 Juli 2016

Kisah Nabi Isa as - Mukjizat Nabi Isa Saat Masih Kecil

Setelah Maryam mengasingkan diri untuk melahirkan Isa, Maryam yang kembali menuruni bukit, meniti jalan dengan penuh kehati-hatin karena ia menggendong seorang bayi. Sesekali Maryam mencium bayi yang ia gendong dan menutupkan tudung agar bayi yang ada dalam gendongan itu tak tersengat sinar matahari. Maryam terus berjalan, seakan tidak peduli pada apa yang kelak terjadi. Ia sudah diberi satu kekuatan oleh Allah swt. “Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun pada hari ini.” (QS. Maryam ayat; 26)
mukjizat-nabi-isa-saat-masih-kecil
Hingga akhirnya, Maryam sampai ditengah-tengah kaumnya. Ia memasuki kampung tanpa bicara, diam seperti memasuki kota asing yang tak perlu dihiraukan apa pun yang akan terjadi nanti. Orang-orang memandangnya dengan penuh keheranan. Apalagi Maryam sebelum pergi tidak membawa apa pun, tapi saat pulang ke kampung halaman tiba-tiba wanita suci itu berjalan dengan menggendong seorang bayi.

Pada malam hari. Di altar langit, muncul sebuah bintang yang menawan. Bintang itu seperti memancarkan percik sinar keemasan yang menyilau. Sementara itu, di tempat lain, raja Persia menatap bintang itu dengan penuh kekaguman. Di dalam hati, dia merasa ada yang lain dari bintang-bintang yang pernah dia lihat. Entah kenapa, saat dia melihat bintang itu, dia merasa tentram dan bahagia.

Perasaan itu mengundang rasa penasaran di dalam pikiran. Akhirnya, dia memanggil seorang  paranormal. Dia menceritakan tentang bintang itu. Sang paranormal pun angkat bicara. “Kemudian bintang itu tidak lain sebagai penghormatan atas lahirnya seorang bayi yang istimewa di muka bumi ini.”

Raja Persia penasaran. Siapa bayi itu? Dia pun memutuskan untuk mengirim beberapa orang kepercayaannya dengan membawa emas, dan susu dan berbagai hadiah. Semua itu akan diberikan keada bayi istimewa tersebut. Para utusan itu melintas dari satu kampung ke kampung yang lain, hingga akhirnya mereka tiba di negeri Syam. Di negeri Syam itu, para utusan raja Persia itu menemui raja Syam menanyakan apa maksud dari kedatangan mereka itu. Mereka menceritakan semua.

Setelah mendengar cerita dari utusan raja Persia itu, raja Syam pun tidak ragu lagi jika bayi yang dicari itu tidak lain adalah Isa. Raja Syam langsung terpikir soal kelahiran Nabi Isa, karena Nabi Isa sudah bisa berbicara saat masih dalam buaian dan kabar itu santer terdengar ke segenap penjuru negeri Syam.

Akhirnya, raja Syam memanggil pengawalnya, dan meminta pengawalnya itu mengantar para utusan raja Persia ke tempat tinggal Isa. Tetapi di balik niat baik itu, raja Syam sebenarnya punya niat jahat. Sebelum pengawalnya itu pergi, ia berpesan bahwa setelah para utusan raja Persia itu pergi, mereka harus membunuh Isa.

Rombongan utusan raja Persia yang diantarkan oleh pengawal raja Syam itu akhirnya sampai ke tempat tingal Nabi Isa. Para  utusan raja Persia langsung menyampaikan salam dari raja mereka dan memberikan semua hadiah yang mereka bawa. Tapi para utusan raja Persia itu tahu niat jahat raja Syam. Maka, sebelum mereka berpamitan, mereka membisikkan kepada ibu Isa, Maryam, tentang niat jahat dari raja Syam itu. Seketika itu, Maryam tersentak. Ia mau tak mau harus menyelamatkan Isa. Maryam pun membereskan barangnya dan membawa bayinya keluar dari negeri Syam kemudian pergi ke Mesir. (Di sanalah kemudian nabi Isa dibesarkan hingga mencapai usia 2 (dua) tahun, dan di usia itu Nabi Isa sudah terlihat memiliki keistimewaan, dianugerahi beberapa mukjizat.

Suatu hari, Dihqan (sebutan untuk seoang pemimpin satu daerah atau wilayah) yang rumahnya ditempati Maryam. Isa merasa kehilangan sejumlah uang dirumahnya. Sedang rumah itu tidak ditinggali, kecuali oleh orang-orang fakir miskin, orang-orang jompo, dan para musafir. Dihqan  tidak mengetahui siapa yang telah mengambil uangnya, namun petunjuk yang didapatkannya mengarah dan memberatkan pada Maryam sebagai sang tertuduh.

Seisi rumah langsung diliputi ketegangan. Mereka yang tinggal  dirumah itu menuntut uang itu dikembalikan agar pemilik rumah tetap mengizinkan orang-orang miskin dan papa itu untuk tinggal dirumah tersebut. Saat Isa mengetahui hal itu, ia langsung mendekati satu per satu penghuni rumah itu. Dua di antara orang-orang yang tinggal di rumah itu, menjadi pusat perhatian Isa. Dua oang itu yang satu tuna netra, dan yang satunya lagi lumpuh. Tanpa bertanya   sesuatu apa pun. Isa langsung berbicara kepada orang yang buta.

“Angkatlah orang yang lumpuh itu, dan gendonglah dia!”

“Aku tidak mampu melakukannya.” jawab orang yang buta tersebut. “Kamu pasti mampu! Lakukanlah seperti ketika kamu berdua mengambil uang yang hilang dari lubang kamar.”

Setelah Isa berkata seperti itu, mereka berdua akhirnya mengakui perbuatan mereka dan mengembalikan uang yang mereka ambil dari si pemilik rumah. Sejak saat itu, orang-orang di rumah tersebut menaruh hormat kepada Isa, meskipun ketika itu Nabi Isa masih sangat kecil dan belum diangkat menjadi Nabi. Isa masih kecil waktu itu dan kerap bermain dengan teman-teman sebayanya. Sekali pun masih kecil, Isa selalu membuat hal yang tak terduga bisa terjadi. Pernah suatu hari, Isa berkumpul dengan teman-temannya dan Isa mengatakan, “Maukah kau aku beritahu sesuatu yang disembunyikan oleh ibumu?”

Salah satu dari anak itu pun menjawab, “Tentu saja.”

Lalu, Isa memberitahukan, “Ibumu telah menyimpan ini dan itu darimu.”

Anak itu diliputi perasaan bimbang. Apakah benar yang dikatakan oleh Isa itu? Padahal dia selama ini melihat ibunya sangat dan penuh perhatian terhadapnya. Tetapi, asa penasaran membuat anak itu berjalan pulang ke rumah. Sepanjang perjalanan, pikirannya diliputi kegalauan. Jarak antara tempat dia berbicara dengan Isa dan rumahnya serasa jauh. Ia pun berjalan dengan cepat, dan sudah tak sabar ingin bertanya keada ibunya tentang apa yang  disampaikan oleh Isa.
Setelah sampai di rumah anak itu pun langsung menerabas masuk ke dalam rumah. Ia langsung menemui ibunya. Dan kilatan mata yang tajam di upil mata anak itu ketika ia dengan nanar menatap ke arah ibunya. Ibu anak itu merasa heran. Apalagi tak lama kemudian anak itu berkata dengan tiba-tiba. “Wahai ibuku.... berikanlah aku makanan yang kau sembunyikan dariku.”

Ibu anak itu pun merasa aneh dengan apa yang dikatakan oleh anaknya. Tidak pernah anak itu seperti hal itu sebelumnya, seolah-olah anak itu tahu apa yang disembunyikan oleh ibunya. Tetapi, ibu, anak itu merasa tidak bersalah. Sekalipun merasa tertuduh, ibu anak itu menjawab seolah-olah tidak tahu apa yang aku sembunyikan darimu?”

Anak itu menjawab, “Makanan ini dan itu.”

Setelah anak itu menyebutkan makanan yang dimaksud, ibunya tak bisa mengelak lagi. Tetapi di dalam hati, sang ibu merasa anaknya itu tahu apa yang telah disembunyikan. Kemudian ibu anak itu pun bertanya, ”dari mana kau tahu ibu menyembunyikan makanan tersebut?”

“Aku diberitahu oleh Isa bin Maryam“, jawab anak itu.

Saat mendengar nama Isa disebut ibu, anak itu merasa tercekat. Ada setangkup beban dan rasa bersalah yang melingkupi pikiran. Labih dari itu, ibu anak itu pun tahu. Isa bukanlah orang biasa.

Hari berlalu dan bulan berbilang. Suatu hari anak Dihqan mengadakan acara jamuan makan. Anak Dihqan mengundang orang-orang itu datang menghadiri undangan dan jamuan makananan pun dihidangkan. Aroma sedap menguar dan mereka semua makan dengan lahap. Dan satu kebiasaan dalam acara jamuan semacam itu yang tak bisa ditinggalkan.

Usai jamuan makan selesai, anak Dihqan pun menyuguhkan minuman, yakni minuman arak. Tapi, harapan anak Dihqan yang ingin menyenangkan tamu undangan, ternyata bertepuk sebelah tanga. Guci arak milik anak Dihqan rupanya kosong. Muka anak Dihqan langsung pucat pasi karena diliputi perasaan malu. Isa yang melihat kejadian itu, kemudian mendekat ke arah guci. Sejenak dia mengusap sekeliling guci. Keajaiban pun terjadi Guci itu tiba-tiba sudah dipenuhi kembali dengan arak dari jenis  yang terbaik. Orang-orang yang melihat kejadian itu merasa heran dan berdecak kagum. Peristiwa itu membuat Isa dihormati banyak orang.

Tidak lama setelah itu, Isa dan Maryam kembali ke Baitul Maqdis, kampung halaman mereka. Ketika Isa menginjak usia tiga belas tahun, Allah memerintahkan untuk meninggalkan Mesir dan kembali ke Bethel (nama kota di Baitul Maqdis). Maryam dan Isa kemudian menemui Yusuf (anak dari paman ibunya). Setelah itu, Yusuf menaikkan keduanya ke atas keledai hingga mereka tiba di Bethel dengan keledai itu. Kemudian Isa menetap di sana, dan mendapatkan kitab Injil, diajarkan kitab Taurat, diberi mukjizat bisa menghidupkan orang yang telah mati, bisa menyembuhkan orang-orang yang ditimpa berbagai penyakit, mengetahui hal-hal yang tak terlihat oleh mata (Isa mampu melihat makanan-makanan yang disimpan di rumah-rumah orang Yahudi), dan mengetahui jika ada orang yang datang.

Semua mukjizat yang dimiliki oleh Nabi Isa itu membuat orang-orang terheran-heran, dan terkagum-kagum. Mereka pun sangat takjub dengan mukjizat yang dimiliki oleh Nabi Isa. Lalu peralahan-lahan Nabi Isa mulai menjelaskan siapa dirinya sebenarnya. Tetapi, tidak semua orang mau menerima penjelasan Nabi Isa......!!!!!!

Rabu, 27 Juli 2016

Kisah Nabi Isa Saat Mulai Memiliki Pengikut

Sesampai di makam, Isa berdiri persis di dekat makam, menatap ke langit, memohon kepada Allah serta berkata dengan penuh keyakinan “Wahai Azir, bangunlah!” Tiba-tiba makam itu terbelah, Azir keluar dari dalam makam. Sang ibu memeluk Azir, dengan air mata bercucuran.

Setelah Nabi Isa dianugerahi Allah, dengan mukjizat bisa mengolah tanah liat menjadi burung, dan burung itu dari tanah liat kemudian bisa mengepakkan sayap dan terbang tinggi ke angkasa tak lama setelah Nabi Isa meniupnya, pendeta Yahudi hanya bisa berdecak kagum dan heran. Tak pernah terpikir di benak mereka  jika Nabi Isa bisa melakukan hal yang tak mungkin menjadi mungkin.
Kisah-Nabi-Isa-Saat-Mulai-Memiliki-Pengikut
Tetapi sekalipun mukjizat Nabi Isa itu telah dilihat di depan mata mereka, hati mereka seperti tertutup kabut. Mereka tidak mau mengakui akan kebenaran dan mukjizat yang dimiliki Nabi Isa. Sebaliknya, mereka semakin benci kepada Nabi Isa, selain menyebarkan kebencian dan fitnah, mereka pun bersepakat untuk membunuh Nabi Isa.

Nabi Isa hanya memandang mereka dengan heran. Lalu Nabi Isa berkata, “Siapa yang akan  menjadi penolongku untuk (menegakkan Agama) Allah?”

Ada dua belas orang lelaki bangkit, dan tanpa ragu lagi berkata,”Kami adalah penolong-penolong agama Allah.” (QS. 3 : 52)

Setelah itu, mereka menengadah ke langit dan berkata dengan penuh keyakinan “Ya Tuhan kami telah beriman kepada apa yang telah engkau turunkan dan telah kami ikuti Rasul, karena itu  masukkanlah kami ke golongan orang-orang yang menjadi saksi.” (QS.3 : 53)

Meminta Makanan Lezat

Allah telah memberikan hidayah-Nya kepada murid-murid Nabi Isa itu, dan akhirnya mereka beriman kepada-Nya dan rasul-Nya. Murid-murid Nabi Isa itu mengikuti ajaran Nabi Isa, putra Maryam, juga bahkan beriman kepadanya dan mendukungnya.

Nabi Isa dikenal sebagai orang suci dan tidak memiliki keraguan kepada Allah akan apa yang diyakini Nabi Isa beriman kepada Allah tanpa keraguan Nabi Isa ingin orang-orang Bani Israil beriman kepada Allah, karena itu Nabi Isa selalu berdoa kepada Allah memohon kebaikan dan berharap semakin hari ada orang yang mau mendengarkan dan kemudian mengikuti ajaran yang dibawanya. Nabi Isa ingin orang-orang Bani Israil tidak tersesat, menemukan kebenaran dan berbuat kebaikan.

Sejak menerima risalah kenabian. Nabi Isa selalu berdakwah berbagai tempat dan berharap ada yang mendengarkan. Pernah Nabi Isa berdakwah ke daerah perbukitan. Nabi Isa mengajak murid-muridnya. Di perbukitan itu, Nabi Isa dan murid-muridnya yang menyertainya ingin mengajak penduduk setempat  mengenalkan risalah tauhid yang dibawa oleh Nabi Isa.

Perjalanan ke perbukitan itu tidaklah mudah, Nabi Isa dan murid-muridnya berhenti sejenak di dekat sebuah pancuran. Nabi Isa dan murid-muridnya duduk. Tapi diluar perkiraan murid-muridnya tiba-tiba Nabi Isa mengusap dan mencuci  kaki murid-muridnya itu. Tentu, murid-murid Nabi terhenyak kaget kemudian bertanya, “Wahai Nabi mengapa engkau mencuci kaki kami?”

Seraya masih terus mencuci kaki murid-muridnya, Nabi Isa menjawab dengan penuh rendah hati. “Aku ingin kalian memperlakukan orang-orang seperti aku memperlakukan kalian. Aku ingin kalian melayani mereka seperti aku melayani kalian.”

Matahari terus bergeser, pagi berganti menjadi siang. Murid-murid Nabi Isa  merasa ada yang melihat di perut mereka. Murid-murid  mulai merasa lapar, Nabi Isa memberikan contoh pada murid-muridnya cara menghilangkan rasa lapar dengan memakan dedaunan dan tumbuhan-tumbuhan liar. Tetapi murid-murid  Nabi Isa tidak tergolong pengembara, sehingga tidak mampu melakukan apa yang  dilakukan Nabi Isa. Sebab, bertahun-tahun Nabi Isa telah meninggalkan keduniawian bisa menahan lapar dan dahaga dengan cara  yang tak biasa. Hal itu yang belum bisa diteladani oleh murid-murid Nabi Isa.

Dalam kondisi lapar seperti itu, murid-murid Nabi Isa berharap ada keajaiban. Mereka pun membincangkan mukjizat Nabi Isa. “Nabi Isa bisa menciptakan sesekor burung dari tanah liat, dengan izin Allah. Jadi, jika dia memohon kepada Allah untuk menurunkan hidangan dari langit untuk kita,  pastilah bisa.”

Murid-murid Nabi Isa saling pandang, dengan alasan itulah mereka kemudian bertanya kepada Nabi Isa. “Wahai putra Maryam bersediakah Tuhanmu menurunkan hidangan kepada kita dari langit?”

Nabi Isa menoleh kemudian menjawab, “Apakah kalian meragukan kekuasaan Allah?” Kemudian Nabi Isa mengajak pada mereka. “Bertaqwalah kalian kepada Allah juka kalian benar-benar orang yang beriman!” (QS. 5 : 112)

Lalu mereka berkata, “Kami ingin memakan hidangan itu, dan supaya tentram  hati kami, dan supaya kami yakin bahwa engkau telah berkata benar kepada  kami dan kami menjadi orang-orang yang menyaksikan hidangan itu” (QS.5 : 113)

Sejenak Nabi Isa terdiam, wajahnya yang semula bersinar kemudian berubah  menjadi layu dan sedih. Bagaimana tidak? Murid-muridnya sedang mengujinya. Padahal sudah jelas Nabi Isa dianugerahi satu mukjizat, pernah membuat burung dari tanah liat, kemudian atas izin Allah nabi Isa meniupnya, dan burung itu menggeliat, hidup dan bisa terbang.

Mata Nabi Isa hampir berkaca-kaca, karena merasa sedih. Tapi keinginan murid-murid nabi Isa itu seperti tak kuasa ditolaknya Nabi Isa kemudian bersujud kepada Allah. Setelah itu Nabi Isa menengadahkan tangan dan berdoa kepada Allah dengan hati penuh kekhusyukan, dengan satu harapan untuk memenuhi keinginan murid-muridnya.

“Ya Tuhan kami, turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami, yaitu orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan-Mu. Berilah rezeki kepada kami, dan Engkaulah sebaik-baik pemberi rezeki.” (QS. 5 : 114)

Tak selang lama kemudian, tempat nabi Isa dan murid-muridnya itu dipenuhi dengan cahaya. Kemudian Allah swt berfirman kepada mereka. ”Sesungguhnya Aku akan menurunkan hidangan itu kepada kalian, barangsiapa  yang kafir di antara kalian, sesudah  (turun hidangan) itu, maka sesungguhnya Aku dan menyiksanya dengan siksaan yang tidak pernah Aku timpakan kepada seorang pun di antara umat manusia.” (QS. 5 : 115)

Beberapa saat kemudian, makanan istimewa (hidangan dari langit yang dijanjikan oleh Allah) itu turun. Dalam hidangan itu, terpampang roti dan daging. Roti dan daging itu terlihat menggiurkan lidah murid-murid Nabi Isa. Bahkan, aroma  dari hidangan itu sampai  menyebar ke segala penjuru disekitar tempat  itu, sehingga  mengundang orang-orang yang lapar dan yang miskin untuk datang menikmati  hidangan tersebut.

Setelah orang-orang itu datang dan melihat di hadapan Nabi Isa dan murid-muridnya terhampar hidangan makanan yang lezat, mereka pun ditawari untuk ikut makan dan minum. Mereka ikut makan dan minum  dengan penuh keceriaan. Tak pernah mereka makan-makanan senikmat dan selezat itu.

Mukjizat Menghidupkan Orang Mati

Nabi Isa memiliki seorang teman yang bernama Azir. Dia itu pemuda yang beriman sehingga Nabi Isa pun mencintainya. Setelah lama tak bertemu, Nabi Isa memutuskan berkunjung ke rumah Azir. Tiba-tiba, seorang wanita datang menyambutnya, seraya menangis.

“Azir telah meninggal dan dikuburkan tiga hari yang lalu,” jawab wanita itu. “Apakah engkau ingin melihat Azir?” Wanita yang tak lain adalah ibu Azir itu menjawab, “Ya”.

Isa berkata, “Besok aku akan kembali dan memberinya kehidupan, dengan izin Allah”. Esoknya, Isa datang dan berkata kepada Ibu Azir, “Ikutlah denganku ke makamnya.”

Sesampai di makam, Isa berdiri persis di dekat makam, menatap ke langit, memohon kepada Allah serta berkata dengan penuh keyakinan, “Wahai Azir, bangunlah!”

Tiba-tiba makam itu terbelah, Azir keluar dari dalam makam. Sang ibu memeluk Azir, dengan air mata bercucuran. Apakah engkau ingin tinggal dengan ibumu?” Azir menjawab, “Ya” Nabi Isa menjawab, “Allah telah memberimu sebuah kehidupan baru. Kau akan menikah dan Allah akan menganugerahimu anak-anak yang baik.”

Membantu Para Nelayan

Pada hari yang lain, Nabi Isa pergi ke pantai. Tapi hari itu, Nabi Isa melihat para nelayan sedih. Mereka tak mendapat tangkapan ikan. Nelayan-nelayan itu duduk di tepi pantai dengan muka murung. Mereka juga melipat layar mereka karena sudah merasa putus asa.

Tiba-tiba, Nabi Isa naik ke perahu, memerintahkan para nelayan itu untuk segera menaikkan layar, dan mengikuti perahu Nabi. Nabi Isa memerintahkan kepada para nelayan untuk berhenti di tempat tertentu di laut biru, dan melemparkan jala-jala mereka. Sesuatu yang mengejutkan pun terjadi, ketika nelayan-nelayan itu menarik jala-jala mereka, jala-jala mereka itu penuh dengan ikan. Mereka terus  menangkap ikan hingga perahu mereka penuh ikan.

Mukjizat Yang Menyembuhkan

Suatu hari, Nabi Isa diajak satu muridnya berkunjung ke rumahnya. Dalam perjalanan, Nabi Isa melihat seorang pemuda berjalan dan beberapa orang mengejek pemuda itu karena pemuda itu tuli dan bisu, tak mendengar apa pun, sehingga ia tak mampu berbicara. Namun ia menatap orang-orang itu dengan  kebingungan ketika mereka  mentertawakannya dengan sinis.

Nabi Isa meletakkan telapak tangannya ke telinga pemuda itu, dan ia bisa mendengar. Orang-orang heran, ketika mereka mengetahui pemuda itu bisa mendengar. Sebagian mereka kemudian beriman dan menjadi pengikut Nabi Isa.

Setelah itu, Nabi Isa meneruskan perjalanan, berkunjung ke rumah muridnya. Esoknya, Nabi Isa mendengar  beberapa orang  mengetuk pintu dengan kerasnya. Nabi Isa keluar melihat apa yang terjadi. Ketika Nabi Isa keluar, dia melihat  seorang yang menderita penyakit lepra yang sedang berjalan dan beberapa orang melempari orang itu dengan batu untuk memaksanya meninggalkan desa itu. Orang-orang itu melempari dari kejauhan dan merasa jijik melihatnya.

Nabi Isa kemudian mendekati orang yang menderita lepra itu, lalu meletakkan telapak tangannya di wajahnya dan ternyata berhasil dapat menyembuhkan penyakit lepra yang diderita orang itu.
Orang-orang itu saling pandang, dan kemudian berebut untuk menyentuh tangan Nabi Isa.

Senin, 25 Juli 2016

Kisah Nabi Isa Rasul Bagi Bani Israel

Pada usia 30 tahun, Isa putra Maryam diangkat menjadi seorang Rasul Allah. Allah mengutusnya untuk berdakwah kepada kaumnya.

Pada masa itu, kaum Bani Israel telah banyak melakukan penyimpangan dari Kitab Taurat. Mereka menghalalkan hal-hal yang diharamkan. Mereka juga menambahkan hukum-hukum yang ditetapkan. Hari sabtu digunakan untuk bersenag-senang, padahal Allah telah menetapkan hari itu sebagai hari untuk beribadah. Orang-orang Bani Israel yang kaya juga mulai enggan membayar zakat dan sedekah kepda fakir miskin.
kisah-nabi-isa-rasul-bani-israil

Selain penyimpangan-penyimpangan tersebut, orang yang bersikap munafik juga bertambah banyak. Mereka berlagak seperti orang yang alim, padahal diam-diam mereka banyak melakukan kemaksiatan. Oleh karena itulah, Allah mengutus Nabi Isa untuk mengembalikan Bani Israel pada ajaran yang lurus.

Dakwah Nabi Isa

Nabi Isa berdakwah kepada kaum Bani Israel. Ia senantiasa mengajak kaum Bani Israel untuk menjalankan ajaran sesuai dengan perintah Allah swt.

Ketika Nabi Isa mnyeru pada ajaran yang benar, kaum munafik mulai khawatir jika rahasia mereka terbongkar. Mereka sangat membenci Nabi Isa. Oleh karena itu, mereka bersepakat untuk melayangkan tuduhan jahat kepada Nabi Isa. Mereka menyebarkan isu bahwa Nabi Isa adalah seorang pendusta.

Kaum Bani Israel termakan oleh hasutan kaum munafik. Mereka berkumpul dan meminta bukti kenabian Nabi Isa. Kemudian, Nabi Isa menunjukan mukjizatnya. Ia menyembuhkan orang yang buta sejak lahir dan menghidupkan burung dari tanah dengan seizin Allah. Namun, sebagian dari mereka tetap tidak percaya dengan kenabian Nabi Isa. Mereka menuduh Nabi Isa sebagai tukang sihir.

Dengan penuh kesabaran dan kasih sayang, Nabi Isa terus berdakwah kepada Bani Israel. Suatu ketika, ia berdakwah kepada Bani Israel. Suatu ketika, ia berdakwah di Baitul Maqdis. Para pemuka agama di sana meyakini ajaran yang dibawa Nabi Isa. Semakin lama, pengikutnya semakin banyak.

Mukjizat Nabi Isa

Allah melebihkan Rasul-rasul-Nya dari manusia yang lain. Begitu juga dengan Nabi Isa, Allah memberikan beberapa mukjizat kepadanya.

Pada saat Nabi Isa berdakwah, sebagian kaum Bani Israel tidak mempercayai kenabiannya. Mereka meminta Nabi Isa untuk menunjukkan mukjizatnya. Kemudian, Nabi Isa membentuk tanah serupa dengan burung. Tiba-tiba, tanah itu benar-benar menjadi burung yang hidup. Mereka sangat takjub dengan peristiwa itu. Sekaipun kagum dengan peristiwa itu, tetapi mereka hanya menganggapnya sebagai sihir semata. Dalam hati mereka belum tertanam keimanan kepada Alah swt.

Pada saat yang lain, Nabi Isa juga menemui seseorang lelaki yang buta sejak lahir.Nabi Isa mengusap mata lelaki buta itu dengan tangan dan sambil berdoa. Dengan izin Allah, lelaki buta itu menjadi sembuh dan mampu melihat. Nabi Isa juga menyembuhkan oang yang memiliki penyakit kusta. Sekalipun telah melihatt tanda-tanda kenabian, kaum Nabi Isa masih menganggapnya sebagai sihir semata.

Ketika melewati kuburan, Nabi Isa mendengar tangisan seseorang. Setelah dilihat, seorang wanita sedang menangis di sisi kuburan anaknya. Wanita itu menginginkan anaknya hidup kembali. Nabi Isa pun menolongnya. Ia berdoa kepada Allah. Tiba-tiba, tanah kuburan tersebut terbelah. Orang yang meninggal hidup kembali. Wanita itupun sangat senang.

Bagi kaum Bani Israel, mukjizat-mukjizat hanyalah sihir semata. Bagi pengikut Nabi Isa, mukjizat itu semakin menambah iman mereka. Para pemuka Bani Israel merasa terancam kekuasaannya dengan keberadaan Nabi Isa. Mereka melakukan berbagai cara untuk membendung pengaruh ajaran Nabi Isa, termasuk berusaha membunuh Nabi Isa.  

Jumat, 15 Juli 2016

Kisah Nabi Isa Menceritakan Nabi Muhammad

Nabi Isa senantiasa berdakwah kepada kaum Bani Israil. Ia mengajak kaum Bani Israil menyembah Allah. Dalam berdakwah, Nabi Isa menyatakan bahwa dirinya adalah utusan Allah. Nabi Isa juga membenarkan tentang diutusnya Nabi Musa dengan Kitab Taurat.
kisah-nabi-isa-menceritakan-nabi-muhammad

Kemudian, Nabi Isa juga menceritakan tentang kabar gembira. Nabi Isa berkata, “Aku memberimu kabar gembira dengan datangnya seorang Rasul sesudah aku. Ia bernama Ahmad (Muhammad).” Demikianlah, Nabi Isa telah mengisahkan tentang Rasul yang akan datang sesudah dirinya, Nabi Muhammad saw.

Hal ini dikisahkan dalam Al Quran Surat Ash-Shaff ayat 6. “Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata, “Hai Bani Israil, sesungguhnya aku ada utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).” Maka tatkala Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata, “Ini adalah sihir yang nyata.”

Usaha Menghalangi Dakwah Nabi Isa

Pada suatu ketika, pengikut Nabi Isa semakin banyak. Pengaruhnya juga semakin besar terhadap kaum Bani Israil. Para pemuka agama Yahudi merasa terancam kedudukannya. Oleh karena itu, mereka mulai menyebarkan fitnah tentang Nabi Isa. Namun, orang-orang tidak terpengaruh. Malahan, pengikut Nabi Isa semakin banyak.

Para pemuka agama Yahudi merasa sudah tidak dihormati oleh kaum Bani Israil. Usaha-usaha untuk membendung pengaruh Nabi Isa terus ditingkatkan. Namun, semuanya tidak berhasil.
Akhirnya, para pemuka agama Yahudi bersepakat untuk membunuh Nabi Isa. Nabi Isa mendapat wahyu dari Allah tentang kesepatakan para pemuka agama Yahudi. Setelah itu, Nabi Isa dan beberapa pengikutnya bersembunyi di suatu tempat.

Demikianlah, para pemuka agama Yahudi berusaha menghentikan dakwah Nabi Isa.

Kisah Bantahan Bahwa Nabi Isa Tidak Kafir

Pada suatu ketika, Rasulullah sedang berdakwah di hadapan kaum Quraisy Mekkah. Ia menyeru kaum Quraisy untuk meninggalkan penyembahan berhala dan hanya menyembah kepada Allah.

Rasulullah berkata melalui Firman Allah swt, “Sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah adalah kayu bakar neraka Jahanam, kamu pasti masuk ke dalamnya.” (QS. Al-Anbiya : 98). Rasulullah menambahkan bahwa ayat ini ditujukan untuk tuhan-tuhan kaum Quraisy dan juga seluruh umat manusia.
kisah-bantahan-nabi-isa-tidak-kafir

Abdullah bin Az-Zab’ari bertanya, “Bagaimana dengan Isa anak Maryam yang disembang orang Nasrani? Apakah ia juga menjadi kayu bakar neraka Jahanam seperti halnya tuhan-tuhan kami? “Rasulullah pun terdiam. Sementara itu, mereka tertawa terbahak-bahak. Mereka merasa telah mampu mematahkan pendapat Rasulullah. Sebenarnya, Rasulullah terdiam karena menunggu wahyu dari Allah.

Kemudian, Rasulullah menjawab, “Isa bukanlah anak Allah. Ia adalah seorang hamba Allah yang mengajak menyembah Allah. Allah memberikan nikmat kenabian kepadanya. Pendeta Nasrani yang meminta kaum bani Israil menyembah Isa.” Rasulullah menambahkan bahwa Nabi Isa dilahirkan tanpa bapak. Hal itu menunjukkan bahwa Allah dapat melakukan segala hal sesuai dengan kehendak-Nya. Allah menjadikannya sebagai bukti kekuasaan-Nya kepada kaum Bani Israil.” Orang-orang Quraisy itu bertanya hanya untuk membantah Rasulullah dan bukan mencari kebenaran.

Ayat Al Quran yang berkaitan dengan hal ini adalah ayat 116-117 Surat Al-Maidah. “Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman, ‘Hai Isa Putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia’, ‘Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?’ Isa menjawab, ‘Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakan, tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diriku. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara-perkara yang ghaib.’ Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka, kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya, yaitu, ‘Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu’, dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkaulah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu.”


Kemudian, Rasulullah saw mempertanyakan kaum Quraisy yang menyembah berhala, padahal Allah telah menunjukkan bukti-bukti kekuasaannya. Apalagi, mereka menyembah benda-benda yang diciptakan oleh mereka sendiri.

Setelah mendengar penjelasan Rasulullah, kaum Quraisy seketika terdiam. Mereka tidak dapat membantah perkataan Rasulullah yang mengandung kebenaran.

Kisah ini di diceritakan dalam Al Quran Surat Az-Zukhruf ayat 57-58, “Dan tatkala putra Maryam (Isa) dijadikan perumpamaan tiba-tiba kaummu (Quraisy) bersorak karenanya. Dan mereka berkata, “Manakah yang lebih baik tuhan-tuhan kami atau dia (Isa)?” Mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu melainkan dengan maksud membantah saja, sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar.” (QS. Az-Zukhruf : 57-58)

Kisah Nabi Yahya as

Nabi Yahya adalah putra nabi Zakaria. la meneruskan perjuangan ayahnya selaku nabi. Karena ayahnya seorang nabi, tentu saja sejak kecil Yahya mendapat pelajaran yang baik pula. Ayahnya mengajarkan dan mendidiknya sehingga nabi Yahya tumbuh menjadi seorang yang bertaqwa, tidak pantang menyerah dan selalu melakukan siar agama.
Sungguh benar janji Allah pada Zakaria yang pernah dikatakan melalui malaikat Jibril ketika beliau belum mempunyai anak. Allah mengangkat Yahya menjadi nabi dengan memberikan sebuah Al Kitab sebagai pedoman hidupnya dan hidup umatnya.

Tentang kenabian Yahya, Allah telah mengabadikan dalam Al Qur'an surat Maryam ayat 12 sampai 15:

Surat Maryam ayat 12 sampai 15
Artinya:
Hai Yahya, ambillah Al kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. Dan Kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih kanak-kanak. (Maryam: 12)
Dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami dan kesucian (dari dosa). Dan ia adalah seorang yang bertaqwa. (Maryam: 13)
Dan seorang berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah orang sombong lagi durhaka. (Maryam : 14)
Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan, dan pada hari ia meninggal pada hari ia dibangkitkan hidup kembali. (Maryam: 15)

Demikianlah Allah mengangkat Yahya sebagai seorang nabi dan Dia juga menceritakan sifat-sifat keutamaannya. Nabi Yahya adalah nabi yang sabar seperti yang telah dicantumkan pada ayat di atas.

  Ketika nabi Yahya dan nabi Zakaria menjadi panutan bagi kaum Bani lsrail, waktu itu berkuasa pula seorang raja yang dzolim. Raja itu tidak mau mendengarkan syari'at agama. la malah mendustakannya.

Hal ini terlihat sebab raja itu tidak mau mengindahkan larangan agama di saat hendak mengawini anak tirinya. Sedangkan dalam ajaran agama yang dibawa oleh kedua nabi itu tidak memperbolehkannya, namun raja tetap memaksa. Baginya semua cara yang ditempuh adalah halal. Namun bagi nabi Yahya dan Zakaria pendapat raja itu bertentangan dengan ajaran agama.

Karena raja tidak mau mengindahkan larangan kedua nabi itu, akhirnya memutuskan untuk membunuhnya. Nabi Yahya yang mendapat pembunuhan pertama. Beliau dipotong tangannya kemudian lehernya. Melihat hal ini nabi Zakaria lari ke kebun Baitul Makdis. Di sana ada pohon besar dan berkat izin Allah, pohon itu terbelah dua sehingga beliau bisa masuk kedalamnya. Tentara yang mengejar tidak mengetahui keberadaan nabi Zakaria. Namun ada iblis yang memberi tahu, sehingga pohon itu ditebang. Dengan robohnya pohon itu maka wafatlah nabi Zakaria.

Kedua nabi itu wafat dalam keadaan mati Syahid. Demikian kisah nabi Yahya dan Zakaria yang selalu menegakkan kebenaran agama.

Rabu, 13 Juli 2016

Kisah Nabi Isa as - Kelahiran Nabi Isa

Maryam bin Imran adalah anak dari Imran dan Hannah. Maryam dititipkan kepada para pemuka di agama di Baitul Maqdis. Ia diasuh oleh Nabi Zakaria. Di Baitul Maqdis, Maryam senantiasa beribadah kepada Allah swt.
kisah-maryam-yang-suci

Pada suatu ketka, Maryam sedang beribadah di mihrabnya. Pada saat itulah, Malaikat Jibril mendatanginya dalam bentuk laki-laki tampan agar Maryam tidak ketakutan. Kisah ini digambarkan dalam Al-Quran surat Maryam ayat 17, “Maka ia mengadakan tabir (yang melindungnya) dari mereka; lalu kami mengutus roh Kami (Malaikat Jibril) kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna.” Maryam berkata, “Sesungguhnya aku berlindung dari dirimu kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa.”

“Aku datang sebagai utusan Allah. Dia akan memberimu seorang anak lelaki yang suci.” Kata Malaikat Jibril. Maryam terkejut dan berkata, “Bagaimana aku dapat memperoleh anak laki-laki, tidak pernah seorang manusia pun menyentuh aku dan aku bukan pula seorang pezina?” Malaikat Jibril menjelaskan bahwa itu adalah hal yang mudah bagi Allah dan suatu perkara yang telah diputuskan. Setelah itu, Malaikat Jibril meninggalkan Maryam yang kebingungan.

Maryam benar-benar mengandung. Karena khawatir dengan cemohan orang-orang, dia pulang ke Anna-shirah. Dia terus beribadah kepada Allah. Dengan izin Allah, Maryam memperoleh ketenangan. Maryam melalui hari-harinya dengan ketabahan. Kelak, ia akan melahirkan bayi laki-laki yang akan menjadi Nabi dan diberi nama Isa.

Kelahiran Nabi Isa

Waktu melahirkan bagi Maryam telah tiba. Maryam keluar rumah secara diam-diam. Karena sudah tidak dapat menahan rasa sakit, ia terpaksa berhenti dan bersandar di bawah pohon kurma.

Maryam melahirkan seoang anak lelaki yang diberi nama Isa. Dengan berlinangan air mata, Maryam berkata, “Alangkah baiknya kalau aku mati sebelum melahirkan anak tanpa seorang suami.” Maryam juga merasa haus dan lapar. Tidak lama kemudian, ada suara, “Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu.” Suara itu adalah suara Malaikat Jbril yang diutus oleh Allah. Malaikat Jibril juga memerintahkan, “Goyangkan pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu. Kemudian, makan, minum, dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seseorang, katakanlah, “Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, aku tidak akan berbicara kepada siapapun pada hari ini.”

Maryam pun makan dan minum sehingga tubuhnya kembali sehat. Namun, ia masih risau dan bingung. Ia membayangkan tanggapan dan reaksi orang-orang di kampung halamannya. Maryam yakin orang-orang akan menghinanya karena memiliki anak tanpa suami.

Maryam berdoa kepada Allah agar diberi ketenangan dan ketabahan. Selanjutnya, Maryam menggendong anaknya dan berjalan ke arah kampung halamannya. Maryam sampai di kampung halamannya. Seperti yang telah dia duga, orang-orang mencemohnya. Mereka menganggap Maryam telah melakukan perbuatan zina.
Orang-orang berkata, “Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat munkar. Yang lainnya berkata, “Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina.” Maryam dipanggil sebagai saudara perempuan Harun karena ia adalah seorang wanita yang saleh seperti kesalehan Nabi Harun as.

Maryam sama sekali tidak mengucapkan sepatah kata pun. Maryam memberi tahu dengan bahasa isyarat bahwa ia sedang berpuasa dan tidak berbicara kepada siapa pun. Ia menunjukan pada bayi yang berada dalam buaian. Kemudian, orang-orang berkata, “Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih di dalam ayunan.”

Tiba-tiba, bayi yang berada dalam buaian (Nab Isa) berkata, “sesungguhnya aku adalah hamba Allah. Dia memberiku Al-Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang Nabi. Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada. Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; serta berbakti kepada ibuku. Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Semoga kesejahteraan dilimpahkan kepadaku pada hari aku meninggal, dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.”

Demikianlah Isa putra Maryam mengucapkan perkataan yang benar. Orang-orang berbanta-bantah tentang kebenarannya. Cerita tentang Isa yang masih bayi mampu berbicara tersebar luas. Hal itu menghapus fitnah pada diri Maryam.

Senin, 11 Juli 2016

Kisah Nabi Isa as

Nabi Isa adalah anak Maryam. Sebelum kelahirannya, Maryam, ibunya tidak pernah mengalami rasa malu terhadap keluarga dan masyarakat. Namun setelah ia hamil, semua orang menanyakan suaminya. Tentu Maryam bingung untuk menjawabnya, sebab selama ini ia belum bersuami.
Keanehan kelahiran anaknya tanpa ayah ini adalah untuk menunjukkan pada bani Israil, sesungguhnya Allah dapat mewujudkan manusia tanpa ayah. Selain itu menguji manusia apakah dengan kejadian itu bertambah percaya dan beriman atau sebaliknya. Tapi kenyataannya umat Israil malah mengakui bahwasannya Isa adalah anak Allah. Sungguh anggapan yang tidak masuk akal.

Pada tahun 622 Hijriyah bertepatan dengan tahun lahirnya. Dari tahun itulah sehingga kini disebut tahun masehi. Sudah diceritakan dalam Al Qur'an bahwasannya ibunya, (Maryam) adalah perempuan yang suci dan tidak pernah keluar Mihrob. Namun kenyataannya ia hamil tanpa ada suaminya. Hal ini tentu membuat pertanyaan tersendiri dari pihak keluarga maupun masyarakat sekitarnya.

Ketika itu Maryam sudah diasuh oleh pamannya yakni nabi Zakaria dan berusaha tetap menjaga kesuciannya dengan cara mengurung di dalam kamar (Mihrob). Mihrob ini dikunci dari luar sehingga Maryam tidak dapat keluar, atau orang luar tidak dapat memasuki kamar Maryam

Allah mengutus Jibril untuk mendatangi Maryam yang ada di dalam kamar. Malaikat Jibril menjelma sebagai perjaka dan masuklah ia ke kamar Maryam. Betapa terkejutnya ia ketika mengetahui ada perjaka yang sudah berada di dalam.

" Pergilah dari sini. Sesungguhnya aku berlindung pada Allah atas kejahatan yang akan terjadi. Dan aku takut kepada-Nya, "kata Maryam menyuruh Jibril pergi sambil berdoa kepada Allah.

Demi mendengar rintihan Maryam yang takut pada kejahatan dan perbuatan maksiat, maka Jibril mengatakan siapa dirinya. Dan ia mengabarkan bahwasanya Maryam akan memperoleh seorang anak yang kelak menjadi nabi dan rasul.

1. Maryam Mengandung
Selang beberapa lama setelah ia mendapatkan khabar dari Jibril, maka iapun mengandung. Bertambah hari kandungannya bertambah besar. Hal ini membuat pertanyaan tersendiri bagi keluarganya dan masyarakat. Orang-orang yang tidak senang dengan ketaatannya menyebarkan berita bahwa Maryam hamil tanpa suami. Jika hamil tanpa suami adalah perbuatan Tabu. Dan mesti dikucilkan dari pergaulan. Begitulah sikap
masyarakat pada Maryam.

Bagi kaum kafir, hal ini merupakan suatu kesempatan untuk meruntuhkan dan menghinakan kebaikan keluarganya. Sebab selama ini mereka tidak dapat leluasa akibat mendapat tekanan dari Zakaria.

" Hai Maryam, bukankah orang tuamu termasuk keluarga baik dan taat. Mengapa kau melakukan perbuatan hina ini sehingga mencoreng keluargamu, "tanya beberapa orang yang tidak yakin akan berita itu.
Meskipun mendapat pertanyaan seperti ini Maryam tidak menjawabnya. la memilih diam daripada meladeni omongan dengan orang-orang kafir.

Ketika kandungannya sudah-berumur 8 bulan, ia hijrah ke daerah lain. Kepindahannya adalah untuk menghindari cacian dan hinaan dari kaum kafir. Mengenai perjalanannya telah diterangkan dalam Al Qur'an surat Maryam ayat 22 sampai 23 :

Surat Maryam ayat 22 sampai 23

Artinya:
Maka Maryam mengandungnya. lalu ia menyisihkan dirinya dengan kandungannya itu di tempat jauh. (Maryam : 22)
Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksanya (bersandar) pada pangkal pohon kurma. Dia berkata: Aduhai alangkah baiknya aku mati sebelum ini dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan. (Maryam : 23)

Demikianlah Allah menuntun kaki Maryam yang sudah mendekati kelahiran anaknya. Allah menuntunnya hingga jauh dari perkampungan dan jauh dari orang-orang kafir. Akhirnya Al­lah menghentikan langkahnya pada sembuah pohon kurma yang telah berbuah

2. Isa Lahir dan Maryam Membawanya ke Kampung Halaman
Setelah Allah mempermudah kelahirannya, maka Maryam merasakan kelaparan. Namun saat itu datanglah Jibril yang memberi tahu bahwa pohon kurma itu mengetahui kesulitannya. Jibril berpesan jika kelaparan maka tangan Maryam harus menggoyang pohon itu, niscaya kurma yang telah masak akan jatuh padanya. Dengan demikian ia tidak akan kelaparan lagi.

Begitu Allah memudahkan orang yang telah berbuat sabar. Setelah ia mampu bangkit dan melihat anaknya telah tumbuh dengan pesat, ia pun membawanya pulang ke kampung halamannya. Semua orang yang mengetahuinya bertanya dengan nada mengejek. Namun Maryam hanya menjawab itu adalah kekuasaan Allah.

" Hei, Maryam, mengapa kau membawa bayi yang tidak baik bagi tempat ini, "demikianlah kata-kata yang terlontar dari kaum kafir.

" Jika engkau bertanya, tanyakan pada bayiku ini, "kata Maryam pada orang-orang menanyakan keberadaan bayi itu.

" Bertanya pada bayi yang merah adalah perbuatan bodoh. Mana mungkin akan menjawab pertanyaanku, "seru orang-orang kafir.

Kemudian berkatalah bayi nabi Isa yang masih merah itu dengan ijin Allah. Hal ini membuat kaum kafir terkejut dan percaya dengan ucapan Maryam. Ucapan nabi Isa ini sudah menjadi bukti betapa besar kekuasaan Allah kepada makhluk ciptaan-Nya. Dan ini sudah diterangkan dalam Al Qur'an surat Maryam 30 sampai 34:

Surat Maryam ayat 30 sampai 34

Berkata isa : " Sesungguhnya aku adalah hamba Allah, Dia memberi Al-Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi". (Maryam: 30)
"dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati dimana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup". (Maryam : 31)
" dan berbakti kepada ibuku dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. (Maryam : 32)
" Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali. (Maryam : 33)

3. Kenabian Isa AS
Ketika nabi Isa berumur 30 tahun, Allah mengangkatnya menjadi rasul. Dengan demikian ia juga diangkat menjadi nabi yang ditugaskan untuk memberikan risalah agama yang dibawanya. Allah mengajarinya kitab Taurat dan Injil. Hal itu sesuai dengan firman Allah yang artinya :

" Dan Allah akan mengajarinya Al-Kitab, hikmah, taurat dan Injil dan (sebagai) Rasul kepada bani Israil". (Ali Imron : 48-49)

Seperti nabi-nabi lainnya, maka Isa juga diberi mukjizat oleh Allah sebagai tanda kenabiannya. Mukjizat nabi Isa itu ialah bisa berbicara selagi masih.bayi, menyembuhkan penyakit, menghidupkan orang yang telah mati, membuat burung dari tanah dan mendapat makanan yang turun dari langit.

Setelah ia diangkat menjadi nabi, maka iapun melakukan dakwahnya. Seperti kebanyakan nabi-nabi sebelumnya, iapun menyerukan agar beriman kepada Allah dan mempercayai kenabiannya. Ada pula yang menentang ajarannya dan ada pula yang mengikutinya. Demikianlah nabi Isa dalam melakukan dakwahnya yang disertai dengan bukti-bukti kebesaran Allah.

4. Nabi Isa Wafat
Nabi Isa juga disebut Yesus. Kalangan orang awam mengatakan bahwa nabi Isa wafat disebabkan pembunuhan yang dilakukan oleh murid-muridnya. Padahal sebenarnya nabi Isa tidak terbunuh dalam peristiwa itu. Orang yang disalib oleh murid-muridnya ialah orang yang murtad.

Ketika ia menyebarkan isu yang bukan-bukan dan bertujuan untuk memecah belah kaumnya dengan Isa, Tuhan tidak merelakan dan membiarkan nabi-Nya hendak dibunuh oleh orang-orang itu. Allah mengangkat jiwa dan raga nabi Isa dari muka bumi. Dan murid yang murtad wajahnya disamakan dengan wajah nabi Isa. Sehingga kawan-kawannya tidak mengetahui bahwa yang disalib itu bukan Isa.

Dalam Al Qur'an surat Ali-lmron telah diterangkan mengenai pengangkatan nabi Isa. Tepatnya ayat 55 :

Surat Ali-Imron ayat 55

Artinya:
(Ingatlah) ketika Allah berfirman : "Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan pada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepadaku serta membersihkanmu dari orang-orang kafir....

Sebagian ahli tafsir mengartikan kata-kata WA ROOFI'UKA ILAYYA ialah Allah mengangkat nabi Isa seluruh tubuhnya. Bukan hanya sukmanya saja, melainkan keseluruhan.

Demikianlah kisah nabi Isa yang oleh orang Yahudi disebut Tuhan Yesus. Kita dapat memetik hikmah dari kisah ini sebab nabi Isa dilahirkan ke dunia tanpa ayah. Hal ini merupakan kebesaran Allah yang telah menunjukkan-Nya kepada semua umat agar semakin percaya dan beriman kepada-Nya

Kisah Nabi Zakaria as dan Nabi Yahya as

Pada suatu masa, Nabi Zakaria telah berusia lanjut. Usianya ketika itu mencapai sekitar sembilan puluh tahun. Namun, ia dan istrinya belum dikaruniai seorang anak pun. Siang dan malam, Nabi Zakaria dan istrinya terus berdoa memohon kepada Allah agar dirinya diberi seorang anak. Hati Nabi Zakaria mulai risau karena belum memiliki anak. Ia khawatir tidak ada yang meneruskan dakwahnya kepada kaum Bani Israil. Apabila hal itu terjadi, ia cemas kaum bani israil akan kembali pada kekufuran.
nabi-zakaria
Doa Nabi Zakaria terdapat di dalam Al Quran Surat Al Anbiya ayat 89, “Dan ingatlah kisah Zakaria, ketika ia menyeru Tuhannya, Ya Tuhanku, janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri. Engkaulah sebaik-baik pewaris.” Setiap harinya, Nabi Zakaria pergi ke mihrab untuk bersembahyang dan menjenguk Maryam. Suatu ketika, Nabi Zakaria berkunjung ke mihram Maryam. Ketika itu, Maryam sedang bersembahyang dengan khusyuk sehingga tidak mengetahui kedatangan Nabi Zakaria. Pada saat itulah, ia merasa heran karena melihat makanan berada di salah satu sudut mihrab Maryam. Dalam hati, Nabi Zakaria bertanya, “Dari mana Maryam mendapatkan makana ini?”

Setelah Maryam selesai bersembahyang, Nabi Zakaria bertanya tentang asal makanan tersebut. Maryam menjawab, “Makanan itu adalah rezeki pemberian Allah kepadaku setiap hari. Aku tidak pernah meminta, tetapi Allah memberikannya kepadaku.” “Bagaimanakah kamu mendapatkannya?” tanya Nabi Zakaria dengan penuh keheranan. Maryam menjawab bahwa Allah adalah Maha Pemberi Rezeki kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Nabi Zakaria pun mengerti.

Peristiwa itu sangat membekas dalam hati Nabi Zakaria. Dari peristiwa itu, Nabi Zakaria menjadi yakin jika ia berdoa, Allah akan mengabulkan doanya. Setibanya di rumah, Nabi Zakaria menceritakan kejadian itu kepada istrinya. Sejak saat itu, Nabi Zakaria dan istrinya berdoa kepada Allah dan tidak pernah berputus asa.

Kabar Gembira Untuk Nabi Zakaria

Nabi Zakaria senantiasa berdoa kepada Allah. Ia berharap Allah akan memberikan keturunan kepadanya. Pada suatu ketika, kabar gembira datang kepada Nabi Zakaria. Doanya akan dikabulkan oleh Allah. Hal itu di kisahkan dalam Al Quran Surat Maryam ayat 7, “Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia.” Nabi Zakaria tidak langsung mempercayainya. Dengan penuh keheranan, ia berkata, “Ya Tuhanku, bagaimana akan ada anak bagiku, padahal istriku adalah seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai umur yang sangat tua.” Tuhan berfirman, “Demikianlah.” Tuhan berfirman, “Hal itu adalah mudah bagi-Ku dan sesungguhnya telah Aku ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu (di waktu itu) belum ada sama sekali.”

Zakaria berkata : “Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda.” Tuhan berfirman, “Tanda bagimu ialah bahwa kamu tidak dapat mencakap-cakap dengan manusia selama tiga malam, padahal kamu sehat.” Kemudian Nabi Zakaria keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu ia memberi isyarat kepada mereka agar mereka bertasbih di waktu pagi dan petang. Demikianlah, Nabi Zakaria sangat bahagia mendengar kabar itu. Ia bersyukur karena Allah mengabulkan doanya. Ia mengajak kaumnya untuk senantiasa bertasbih kepada Allah.

Kelahiran Nabi Yahya

Allah swt Yang Maha Mendengar dan Berkuasa mengabulkan doa Nabi Zakaria. Melalui Malaikat Jibril, Allah mmeberikan kabar gembira kepada Nabi Zakaria. Ketika itu, Nabi Zakaria sedang melaksanakan shalat di mihrabnya. Malaikat Jibril memanggil, “Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang putramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi yang termasuk keturunan orang-orang saleh.” (QS. Ali Imran : 39)

Kemudian Nabi Zakaria berkata, “Ya Tuhanku, bagaimana mungkin aku bisa mendapat anak sedang aku telah sangat tua dan istriku pun seorang yang mandul?” Allah berfirman, “Demikianlah, Aku berbuat apa yang dikehendaki-Nya.” Zakaria berkata, “Berilah aku suatu tanda (bahwa istriku telah mengandung).” Allah berfirman, “Tandanya bagimu, kamu tidak dapat berkata-kata dengan manusia selama tiga hari, kecuali dengan isyarat. Dan sebutlah (nama) Tuhanmu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu petang dan pagi hari.” (QS. Ali Imran : 40-41)

Akhirnya, lahirlah anak tersebut. Allah memberikan nama anak itu dengan nama Yahya. Sejak masa kanak-kanak, Nabi Yahya mendapatkan kasih sayang yang besar dari kedua orang tuanya. Nabi Yahya dididik dengan pendidikan agama. Selain itu, Allah mengaruniakan Nabi Yahya beberapa keistimewaan, seperti bijak, cepat memahami suatu perkara, lemah lembut, dan terhindar dari bahaya. Nabi Yahya adalah seorang yang berkepribadian baik, bertakwa, dan hidup sederhana. Allah juga menjauhkan Nabi Yahya dari perbuatan maksiat. Nabi Yahya membantu ayahnya berdakwah kepada kaum Bani Israil dengan menegakkan ajaran-ajaran Allah. Ia adalah salah seorang hamba yang saleh.

Dakwah Nabi Yahya

Al Quran menggambarkan Nabi Yahya sebagai seorang yang diberi ilmu dan hikmah sejak kecil. Selain itu, ia adalah seorang anak yang berbakti kepada orang tuanya, tidak sombong dan tidak durhaka. Nabi Yahya adalah juga seorang yang cerdas dan berpikiran tajam. Ia sangat rajin beribadah pada siang hari dan malam hari.

Sejak masih kecil, Nabi Yahya telah di beri kemampuan untuk memahami kitab Taurat. Penguasaan dan pemahamannya terhadap ilmu agama menjadikan Nabi Yahya sebagai tempat bertanya tentang hukum-hukum agama. Ia tidak hanya menguasai ilmu agama, tetapi ia juga menerapkannya dalam sehari-hari. Ia menegakkan hukum-hukum Allah di kalangan Bani Israil dengan tegas. Dengan berani, ia akan mengungkapkan kebenaran berdasarkan ajaran-ajarannya sekalipun hal itu ditentang oleh pihak penguasa.
Sebelum usia 30 tahun, Nabi Yahya telah diangkat Allah menjadi Nabi dan Rasul. Suatu ketika, Allah memberikan wahyu kepada Nabi Yahya. Wahyu itu adalah lima perkara yang harus disampaikan kepada kaum Nabi Yahya.

Setelah itu, Nabi Yahya berdakwah kepada kaumnya di sebuah masjid. Ia menyatakan bahwa Allah telah mengutusnya untuk menyampaikan lima perkara kepada kaumnya. “Lima perkara itu adalah hal-hal yang harus kalian laksanakan. Pertama, Kalian harus menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya. Kedua, kalian diperintahkan untuk mendirikan shalat. Ketiga, kalian disuruh untuk berpuasa. Keempat, kalian diminta untuk bersedekah. Kelima, kalian diperintahkan untuk berzikir dan mengingat Allah. Jika kalian melaksanakan lima perkara tersebut, kalian termasuk golongan orang beriman. Kelak orang-orang beriman akan ditempatkan di surga,” seru Nabi Yahya.

Wafatnya Nabi Yahya

Nabi Yahya adalah Rasul Allah yang taat melaksanakan ketentuan-ketentuan Allah. Ia sangat membenci tindakan-tindakan yang melanggar ketentuan Allah. Pada masa itu, wilayah Palestina dipimpin oleh Herodus. Ketika itu, Herodus berkeinginan untuk menikah dengan anak saudaranya sendiri yang bernama Herodea. Ada juga sumber yang mengatakan bahwa Herodea adalah anak tiri Herodus. Pernikahan seperti itu tidak diperbolehkan dalam syariat ajaran Musa atau melanggar hukum dalam kitab Taurat.

Nabi Yahya menentang pernikahan tersebut. Banyak orang juga menentang pernikahan tersebut. Herodea yang sangat ingin menikah dengan Herodus menjadi marah. Ia merasa khawatir dengan penentangan Nabi Yahya dan orang-orang tersebut akan mempengaruhi keputusan Herodus untuk menikah dengannya.

Penentangan itu membuat Herodea marah. Ia pun berniat membunuh Nabi Yahya. Herodea pun membujuk Herodus untuk membunuh Nabi Yahya. Pada awalnya, Herodus keberatan. Namun akhirnya, Herodus menyanggupinya. Ia memerintahkan pengawalnya untuk menangkap dan membunuh Nabi Yahya. Para pengawal itu diperintahkan untuk membawa kepala Nabi Yahya ke hadapan Herodus.

Akhirnya, para pengawal berhasil menangkap dan memenggal kepala Nabi Yahya. Kepala Nabi Yahya dibawa ke hadapan Herodus dan Herodea. Herodea sangat senang karena keinginannya tercapai. Setelah peristiwa itu, Allah melaknat Herodea dan seluruh kaum Bani Israil. Mereka mendapat kemurkaan Allah.

Sabtu, 09 Juli 2016

Kisah Nabi Zakaria as

Nabi Zakaria adalah keturunan nabi Sulaiman AS. Selama hidupnya beliau selalu melakukan dakwah seperti nabi-nabi lainnya. Isterinya bernama Ali Shahab seorang wanita bani Israil.
Ketika usianya semakin bertambah tua, nabi Zakaria semakin gelisah. Sebab mereka belum dikaruniai seorang anak dari Allah. Nabi Zakaria mempunyai pikiran jika ia wafat dan tidak ada lagi penerusnya tentu bani Israil akan mengalami kehancuran akhlak. Hal inilah yang menjadi pemikirannya.

Pada siang hari nabi Zakaria melakukan dakwah, sedangkan pada malam harinya untuk berdoa meminta pada Allah agar segera dikaruniai anak. Namun dia itu belum juga dikabulkan, sehingga masyarakat kota menganggap
istrinya mandul.

  Akhirnya Allah mengabulkan permintaan nabi Zakaria. Sebab sudah lama ia berdoa dengan kesungguhan hati, sehingga pada suatu hari datanglah malaikat memberi tahu dirinya. Ketika itu nabi Zakaria sedang ada di Mihrob untuk ibadah.

Malaikat Jibril yang diutus Allah untuk mengabari nabi Zakaria mengatakan bahwa tidak lama lagi ia akan mempunyai seorang putra yaitu Yahya. Kelak anak itu akan menjadi penerus dakwahnya. Tidak terlukiskan lagi kegembiraan nabi Zakaria. la segera bersujud di Mihrob dan mensucikan nama Allah.

Khabar yang dibawa malaikat Jibril kepada nabi Zakaria telah diterangkan dalam Al Qur'an surat Ali-lmron ayat 39 :


Artinya: Kemudian datanglah malaikat Jibril memanggil Zakaria, sedang ia tengah berdiri sembahyang di Mihrob (katanya) : "Sesungguhnya Allah menggembirakan pada kamu dengan kelahiran (seorang putra) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah menjadi ikutan, menahan diri (dari pengaruh hawa nafsu) dan seorang nabi dan keturunan orang-orang saleh". (Ali-lmron : 39)

Begitulah malaikat Jibril memberi khabar gembira. Namun ada syarat-syarat yang harus dilaksanakan oleh nabi Zakaria. Selama tiga hari ia tidak boleh bicara dengan kaumnya. Selama tiga hari itu ia harus menggunakan kata hati untuk berdzikir.

Dengan adanya syarat yang telah diajukan malaikat Jibril kepadanya, maka iapun tidak bicara. la hanya boleh melihat dan mendengar. Meskipun begitu ia selalu berdzikir di dalam hati. Begitulah sampai isterinya benar-benar melahirkan. Dengan demikian syarat yang diajukan padanya juga merupakan tanda istrinya mulai hamil.

Demikianlah kisah nabi Zakaria yang tidak pernah berputus asa dalam menegakkan ajaran Allah. Selain itu ia tidak pernah berputus asa dalam melakukan doa meskipun dalam waktu lama baru terkabul. Sebab ia yakin Allah akan mengabulkan doa orang-orang yang beriman pada-Nya

Minggu, 03 Juli 2016

Kisah Nabi Yunus as - Didalam Perut Paus

Nama lengkapnya ialah Yunus bin Mata. Beliau diutus Allah pada kaum Niwana yang mendiami negeri Maushil. Kaum ini sudah tidak lagi menyembah Allah, namun berhala. Mereka menyukai perbuatan maksiat. Melihat hal ini nabi Yunus merasa prihatin. la berusaha untuk menyadarkannya, namun hanya beberapa orang saja yang mengikutinya.
Nabi Yunus diangkat dan diutus Allah untuk menegakkan keadilan dan mengajak pada jalan kebenaran setelah berumur 33 tahun. Siang malam nabi Yunus melakukan dakwahnya. Namun kaum Niwana yang ikut dan mengakui kerasulannya hanya beberapa orang saja. Allah akan memberi peringatan pada kaumnya.

Seperti kaum kafir terdahulu, maka kaum ini tidak percaya dengan siksaan yang didatangkan Allah. Setiap kali nabi Yunus berdakwah maka kaum Niwana selalu mengejeknya. Karena nabi Yunus sudah merasakan kesulitan menghadapi kaumnya, maka iapun berdakwah sambil memberi ancaman.

" Jika kalian tidak menghentikan penyembahan terhadap patung itu, niscaya Allah akan menurunkan azab-Nya, "seru nabi Yunus suatu hari.

" Kapan datangnya azab yang diturunkan Tuhanmu itu, "tantang mereka. Tanpa pikir panjang lagi nabi Yunus menjawab tinggal 30 hari lagi. Namun setelah dinanti-nanti kaum itu, azab yang dijanjikan nabi Yunus belum ada
juga. Hal ini membuat kegelisahannya. Sebab tidak mungkin kaumnya akan mengejek lebih menyakitkan.

Di saat itulah turun wahyu Allah yang memberi tahu nabi Yunus bahwa azab akan diturunkan kurang sepuluh hari lagi. Setelah mendapat wahyu itu, ia kembali pada kaumnya dan mengatakan bahwa azab kurang sepuluh hari lagi. Mendengar ucapan nabi Yunus seperti itu kaumnya malah mentertawakannya. Mereka bilang bahwa omongan nabi Yunus hanya bohong belaka.

Sebelum azab itu diturunkan, nabi Yunus dan pengikutnya terlebih dahulu meninggalkan kota. la takut akan terkena azab itu. Namun kepergiannya tidak mendapat izin dari Allah, sehingga ia terpisah dari pengikutnya. 

Setelah empat puluh hari, maka azab itupun datang. Mula-mula mendung yang hitam pekat menaungi perkotaan. Melihat hal itu, semua kaum Niwana mencari nabi Yunus. Mereka berjanji dalam hati akan meninggalkan sesembahannya dan beriman kepada Allah, Namun nabi Yunus sudah berada jauh dari kota, sehingga tidak mendengar rintihan kaumnya.

Nabi Yunus berada di tepi laut. la sangat takut dengan kaumnya jika sampai menyiksa dirinya. Sebentar-sebentar ia menoleh ke belakang. Di saat demikian ia tidak lagi memikirkan pengikut yang diajaknya. la kebingungan, sebab hendak menghindar dari kaumnya yang sudah ada di jalan lagi. Di depan mata terhampar lautan bebas.

Pada saat itulah Allah menolong dengan mengantarkan sebuah kapal. Mengapa demikian ? Sebab kapal itu sebenarnya tidak menuju ke tempat nabi Yunus berdiri. Dengan serta merta nabi Yunus masuk ke kapal tanpa sepengetahuan anak buah kapal.

Setelah itu berangkatlah kapal tersebut. Setiba ditengah lautan tiba-tiba datanglah ombak dan badai. Kapal itu tampak oleng dan hendak tenggelam.

"Tidak seperti biasanya ada badai. Tentu ada pelarian yang telah menyusup di kapal ini, "kata kapten kapal. Kemudian ia membuat undian. Semua penumpang diharapkan berkumpul. Setelah diundi ternyata jatuh pada nabi Yunus. Hal ini dilakukan berulang kali, sehingga yakinlah kapten kapal bahwa nabi Yunus orang pelarian.
" Demi keselamatan orang banyak, maka saya harap agar anda menceburkan diri ke laut. Sebab kapal ini tidak mau ditumpangi orang pelarian, "kata kapten kapal pada nabi Yunus. Sebenarnya ia tidak tega mengatakan demikian, namun apa boleh buat demi keselamatan semua penumpang terpaksa ia mengatakan juga.

Nabi Yunus tidak dapat membela diri, akhirnya ia menjatuhkan diri ke laut bebas. Ternyata benar kata-kata kapten kapal, sebab sepeninggal nabi Yunus lautan tenang kembali. Sungguh malang nabi Yunus. Meskipun demikian Allah menyelamatkannya dari kematian. Tidak lama setelah ia menceburkan diri datanglah seekor ikan paus yang langsung menelannya. Semula nabi Yunus tidak mengetahui kalau dirinya telah berada dalam perut paus.

Setelah sadar bahwa ia berada di dalam perut paus, serta merta mengucapkan doa. la baru menyadari kekhilafannya yang telah pergi meninggalkan kaumnya tanpa seijin Allah. Do'a yang dipanjatkan nabi Yunus itu telah diabadikan dalam Al Qur'an surat Al Anbiyaa' ayat 87.

Surat Al Anbiyaa' ayat 87

Artinya: Tiada Tuhan yang patut dipuja kecuali Engkau satu-satunya. Maha Suci Engkau ya Allah. Sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang dzaiim. (Al Anbiyaa': 87)

Setelah ia berada di dalam perut paus beberapa hari lamanya barulah Allah mengeluarkan dirinya. Dengan tubuh yang lemah ia melangkah ke daratan. Allah memberi naungan berupa pohon labu. Sehingga ia tampak pulih kembali dan Allah menyuruhnya untuk kembali pada kaumnya

Kaum Niwana menyambut kedatangan nabinya dengan penuh suka cita. Mereka menceritakan bagaimana azab itu hendak ditimpakan kepadanya. Dan semenjak itulah kaum Niwana beriman kepada Allah.

Jumat, 01 Juli 2016

Kisah Nabi Ilyasa as

Nabi Ilyasa adalah murid dari Nabi Ilyas as. Ia adalah salah seorang Nabi dan Rasul dari kalangan Bani Israil.

Dalam Al Quran, nama Ilyasa disebutkan sebagai orang yang dilebihkan derajatnya. “Dan Ismail, Ilyasa, Yunus dan Luth. Masing-masing Kami lebihkan derajatnya di atas umat (di masanya)”. (QS. Al-An’aam : 48).

kisah-nabi-ilyasa

Allah juga menggolongkan Nabi Ilyasa sebagai orang yang paling baik. “Dan ingatlah akan Ismail, Ilyasa dan Zulkifli. Semuanya termasuk orang-orang yang paling baik.” (QS. Shaad : 48).

Pertemuan Nabi Ilyas dengan Nabi Ilyasa bermula saat Nabi Ilyas memasuki rumah seorang kaum Bani Israil. Di rumah tersebut terdapat anak kecil yang sedang sakit. Nabi Ilyas berdoa kepada Allah agar anak kecil itu sembuh.

Tidak lama kemudian, anak kecil itu sembuh. Anak kecil itu mengikuti ajaran Nabi Ilyas. Ia beriman kpada Allah. Anak kecil itu adalah Nabi Ilyasa.

Dakwah Nabi Ilyasa

Ketaatan Nabi Ilyasa telah terlihat sejak ia masih kecil. Nabi Ilyasa telah sering mengikuti Nabi Ilyas berdakwah. Oleh karena itu, Nabi Ilyasa mendapat kepercayaan dari Nabi Ilyas untuk menggantikannya.

Setelah Nabi Ilyas wafat, Nabi Ilyasa meneruskan dakwahnya. Ketika itu, sebagian kaum Nabi Ilyas masih ada yang menyembah berhala. Mereka melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allah. Mereka tidak mau menerima agama yang dibawa oleh Nabi Ilyasa. Meskipun demikian, Nabi Ilyasa tetap sabar dan tidak berputus asa. Nabi Ilyasa tetap bertekad untuk membawa kaumnya hanya menyembah kepada Allah swt.

Sebagian kaum Bani Israil ada yang menjadi pengikut Nabi Ilyasa. Mereka hidup rukun dan damai hingga Nabi Ilyasa wafat. Mereka sangat sedih dengan wafatnya Nabi Ilyasa.

Setelah sekian lama Nabi Ilyasa wafat, mereka mulai meninggalkan ajaran Nabi Ilyasa. Semakin lama, mereka semakin kufur terhadap Allah swt.