Sabtu, 11 Juni 2016

Kisah Nabi Musa as - Pembangkangan Pengikut Nabi Musa

6. Patung Samiri
 
Setelah mereka selamat dari pengejaran Fir'aun, maka Musa mendapat wahyu untuk kembali lagi ke Mesir. Sebab rakyat Mesir sudah berada dalam jalan kesesatan. Nabi Musa meninggalkan

mereka karena mendapat wahyu Allah untuk menyempurnakan kerasulannya sekaligus menerima sebuah kitab yang dapat dijadikan pegangan hidup. Kitab itu adalah Taurat.

Namun sebelum meninggalkan pengikutnya, ia berpesan pada Harun agar menjaga dan selalu beribadah kepada Allah. Nabi Harun yang mendapat tugas itu menyatakan kesediaannya. Maka Musapun meninggalkan mereka dengan hati yang tenang.

Nabi Musa berjanji akan kembali setelah menerima kitab dan ajaran dari Allah. Nabi Musa memperkirakan 40 hari lamanya.

Namun apa yang terjadi sepeninggal nabi Musa. Pengikutnya tidak lagi mendengarkan seruan nabi Harun. Mereka telah menjadi murtad. Sebab mereka tidak menyembah Allah, melainkan patung sapi dari emas.
Patung itu diberi nama "samiri" sebab yang menciptakan adalah seorang yang bernama Samiri. Patung itu disembah dan dipuja. Melihat hal ini nabi Harun tidak bisa tinggal diam. la mengancam akan melaporkan pada nabi Musa jika sudah datang. Namun ancaman itu tidak digubris sama sekali.

Pengikut nabi Musa yakin bahwa sesembahan mereka adalah penjelmaan Allah. Sebab patung itu bisa bersuara. Selain itu Samiri juga mengatakan bahwa patung itu adalah sesembahan Musa juga. Sungguh hal ini tidak masuk akal.

Menurut riwayat patung itu bisa bicara karena didalamnya telah dimasuki segumpal tanah bekas kaki Jibril di pinggir laut, manakala menghalau kuda fir'aun yang tak mu berjalan.

Nabi Harun yang mengetahui perbuatan itu memberi nasehat agar segera meninggalkannya. Namun nabi Harun semakin dimusuhi mereka. Bahkan mengatakan Harun tidak mengakui adanya penjelmaan Allah.
Perbuatan itu berlangsung hingga nabi Musa datang. Betapa kagetnya ia begitu melihat kaumnya telah berubah haluan. Mereka telah menyembah patung anak sapi. Dengan langkah panjang dan perasaan marah ia mendatangi nabi Harun.

" Hai Harun, apa yang telah menghalangi kamu ketika melihat mereka telah sesat ? "tanya nabi Musa sambil memegang janggut nabi Harun.

" Wahai anak saudara ibuku, sesungguhnya aku telah melarang Samiri menyembah patung itu. Namun
mereka tidak mengindahkan, kata nabi Harun menjelaskan.

Nabi Musa yang masih diliputi perasaan marah mendatangi Samiri.

" Apakah yang mendorong kau membuat patung sapi, hai Samiri ? "tanya nabi Musa dalam keadaan marah.
"Aku mengetahui sesuatu yang merasa tidak mengetahuinya. Dan aku mengetahui jejak Jibril, lalu aku mengambilnya dan memasukkan ke dalam patung itu sehingga bisa bersuara, "kata Samiri menjelaskan. Mendengar penuturan itu nabi Musa semakin marah. Dengan cepat ia hendak memukul Samiri namun tidak dilakukannya.

Nabi Musa akhirnya mengusir Samiri beserta penyembah patung lainnya. Demikianlah sepak terjang nabi Musa dalam menegakkan agama Allah.

Dalam Al Qur'an surat Al Baqoroh ayat 54 telah diterangkan kemarahan nabi Musa kepada Samiri.

Surat Al Baqoroh ayat 54

Artinya:
Ketika nabi Musa berkata pada kaumnya, hai kaumku ! Sesungguhnya engkau telah berbuat aniaya pada dirimu sendiri. Oleh karena itu kamu menjadikan anak lembu menjadi tuhan. Maka tobatlah kamu kepada Allah yang menjadikan kamu. Dan bunuhlah dirimu ! Demikian lebih baik bagimu, pada pandangan Tuhan yang menjadikan kamu. Maka diterimalah tobat kamu. Karena ia penerima tobat lagi penyayang.

7. Umat Nabi Musa Ingin Melihat Tuhan
 
Umat nabi Musa termasuk umat yang keras kepala, sebab hatinya telah tertutup debu kekufuran yang telah diajarkan Fir'aun. Sifat inilah yang senantiasa diwaspadai nabi Musa. Sebab itu tidak mudah dihilangkan.
Benar saja, sebab mereka (kaum Musa) mau bertobat sungguh-sungguh asalkan sebelumnya diperlihatkan padanya ujud Tuhan. Sungguh permintaan orang-orang kafir. Meskipun demikian nabi Musa menuruti permintaan itu.

Kemudian diajaklah oleh nabi Musa orang-orang itu pada sebuah gunung. Mereka disuruh menunggu beberapa saat lagi. Mereka mengikuti ucapan nabi Musa. Setelah itu nabi Musa berdoa pada Allah.
Tidak berapa lama kemudian datanglah halilintar yang menyambar orang-orang itu. Karena mereka tidak menyangka akan terjadi seperti itu akibatnya tidak ada yang sadarkan diri. Jangankan melihat ujud Allah, sedangkan melihat halilintar saja tidak sanggup.

Permintaan itu telah diterangkan dalam Al Qur'an surat Al Baqarah ayat 55 sampai 56. Artinya :

Ingatlah ketika Bani Israil berkata: "Hai Musa, kami takkan percaya kepada engkau sebelum kami melihat Allah itu secara terang-terangan (dengan mata kepala sendiri). Maka halilintarlah yang datang menyambar kamu. Sedang kamu tidak melihatnya, hingga mati semua. (Al Baqarah : 55)
Kemudian Kami hidupkan kamu sesudah mati, mudah-mudahan kamu bersyukur kepada Kami. (Al Baqarah : 56)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar