Rabu, 29 Juni 2016

Kisah Nabi Ilyas as

Nabi llyas adalah keturunan nabi Harun yang telah menjadi nabi bersamaan dengan Musa AS. la merupakan keturunan yang keempat. Nabi llyas As. diutus Allah untuk membenahi akhlak kaumnya yang sudah lupa dengan ajaran nabi Harun dan nabi Musa.
 Kaum nabi llyas telah melupakan dan meninggalkan ajaran nabi Harun dan Musa AS. Mereka tidak lagi menyembah Allah. Namun mereka menyembah berhala yang bernama Ba'laa.

Melihat kerusakan ini Allah mengutus nabi Ilyas agar menasehati kaumnya.

" Wahai kaumku, hentikan penyembahan kalian pada berhala wanita itu. Apakah kalian tidak berpikir kalau patung itu hanya sebuah batu yang tak dapat menolong kesulitan, "dakwah nabi Ilyas kepada kaumnya.

"Apakah kalian telah
melupakan ajaran Harun dan Musa yang benar itu. Ataukah kalian tidak takut dengan siksa Allah, "tambahnya.

Namun kaumnya yang telah tertutup hatinya tidak mau mendengarkan teriakan nabi llyas. Mereka malah mendustakan nabi llyas

Dakwah nabi llyas selalu mendapat rintangan. Meskipun demikian ia tidak pernah berhenti sampai disitu. Siang dan malam nabi llyas melakukan seruannya seperti yang telah tertera dalam Al Qur'an surat Ash-Shofat ayat 124 sampai 126:

Surat Ash-Shofat ayat 124 sampai 126

Artinya:
Ingatlah ketika llyas berkata pada kaumnya : "Mengapa kamu tidak bertakwa. (Ash-Shofat: 124)
Patutkah kamu menyembah Ba'al dan kamu tinggalkan sebaik-baiknya Pencipta. (Ash-Shofat: 125)
(yaitu) Allah Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu yang terdahulu. (Ash-Shofat: 126)

Demikianlah Allah mengabadikan seruan nabi llyas dalam Al Qur'an agar umat manusia sesudahnya mau meninggalkan perbuata maksiat.

Kaum nabi llyas adalah kaum yang tidak takut dengan semua ancamannya. Pernah suatu ketika nabi llyas menakut-nakuti mereka dengan suatu ancaman. Namun mereka malah rnenantangnya dan ingin melihat serta merasakan ancaman itu.

Karena nabi llyas tidak mampu lagi mengajak kaumnya pada jalan kebenaran, maka ia pun berdoa.
" Ya Allah ya Tuhanku, berilah peringatan pada mereka agar mau mengakui kerasulanku dan mau kembali ke jalan-Mu, "doa nabi llyas.

Allah mengambulkan doa itu sehingga datanglah musim kemarau yang mematikan semua tanaman dan hewan ternak. Kemarau itu begitu panjang dan ini dirasakan oleh kaumnya.

Kaum nabi llyas semula meminta perlindungan dari berhala namun kemarau tetap berlangsung. Akhirnya mereka mendatangi nabi llyas dan meminta padanya agar kemarau itu cepat berakhir.

" Jika kalian betul-betul mengakui kerasulanku dan beriman kepada Allah, maka aku akan meminta pada-Nya agar kemarau itu berakhir, "kata nabi llyas. Kemudian ia berdoa agar kemarau itu berakhir.

Allah mengabulkan permintaannya, dan datanglah hujan yang lebat sekali. Kaumnya dapat lagi menanam gandum dan memelihara ternak lagi. Namun keinsyafan mereka tidak berlangsung lama, sebab mereka mendustakan kerasulan llyas dan tidak mau beriman kepada Allah lagi.

Karena iapun berdoa agar Allah menimpakan azab-Nya. Allahpun mengabulkan doanya. Tidak lama kemudian datanglah azab itu berupa gempa yang maha dahsyat dan mampuslah orang-orang kafir itu

Senin, 27 Juni 2016

Kisah Nabi Sulaiman as

Sulaiman adalah putra nabi Dawud. Beliau diangkat menjadi nabi dan rasul sepeninggal ayahnya. Allah juga mewariskan ilmu Dawud kepada nabi Sulaiman. Sehingga ia dapat berbicara pada binatang, angin, jin dan tumbuh-tumbuhan. Hal itu telah diterangkan dalam Al Qur'an surat An-Naml ayat 15 yang berbunyi :
 

Surat An-Naml ayat 15

Artinya: Dan sungguh Kami telah memberikan kepada Dawud dan Sulaiman dan keduanya mengucapkan : "Segala puji bagi Allah yang telah melebihkan kami dari kebanyakan hamba-hamba-Nya yang beriman". (An-Naml: 15)

1. Semut dan Nabi Sulaiman
 
Suatu ketika nabi Sulaiman mengajak bala tentaranya bermusyawarah. Hadir di situ sekelompok manusia, jin dan burung serta angin. Kemudian mereka berjalan hingga menemukan sebuah lembah yang dihuni oleh beragam binatang. Saat itu ada kelompok semut yang membuat rumahnya di dalam tanah dan ada yang keluar. Karena semut itu takut terinjak Sulaiman dan tentaranya maka berkatalah pemimpinnya.

" Wahai rakyatku, masuklah ke dalam rumahmu agar tidak terinjak Sulaiman dan bala tentaranya, "kemudian masuklah semut-semut itu berlindung dalam tanah.

Semua bala tentara yang mengikuti nabi Sulaiman tidak ada yang mendengar atau mengerti dengan ucapan semut itu. Hanya nabi Sulaiman yang mendengarnya. Secara tidak langsung semut itu telah mengingatkan kenabiannya.

" Ya Tuhanku, jadikanlah aku seorang yang selalu mensyukuri nikmat-Mu dan masukkanlah ke dalam golongan orang saleh yang mendapat ridlo-Mu, "kata nabi Sulaiman setelah mendengar pembicaraan
semut.
Karena ia telah mendengar seruan semut pada rakyatnya, maka ia dan bala tentaranya menyimpang dari rumah-rumah semut itu.

2. Khabar Dari Burung Hud-hud
 
Suatu hari nabi Sulaiman mengumpulkan semua bala tentaranya yang terdiri dari kelompok manusia, jin, dan angin. Semua kelompok burung hadir dan satu yang tidak ada, yaitu Hud-hud. Ketika mengetahui jika burung Hud-hud tidak ada, maka iapun berkata untuk mencabut bulunya.

Sebelum hal itu dilakukan, datanglah burung Hud-hud dengan tergopoh-gopoh seraya merundukkan dirinya.
" Ampun baginda, sebenarnya hamba telah pergi jauh tanpa seijinmu. Namun kedatanganku membawa berita yang benar, "kata burung Hud-hud dengan suara berbata-bata. Tanpa diminta oleh nabi Sulaiman Hud-hud pun bercerita.

Nabi Sulaiman akhirnya mengampuni kesalahan burung Hud-hud karena la telah menunjukkan suatu negeri yang dipimpin oleh seorang ratu. Ratu itu ialah Bulqis dan ingkar kepada Allah. Oleh sebab itu nabi Sulaiman menyuruh burung Hud-hud untuk mengantarkan suratnya kepada ratu Bulqis. Isi surat itu berupa seruan agar Ratu Bulqis mau menyembah Allah.

Setelah surat itu diterima, maka dibaca isinya lalu memusyawarahkannya dengan pejabat istana. Sebagian dari mereka tidak mau tunduk dan mengatakan lebih perang sebab perkiraannya pasukan ratu Bulqis lebih kuat. Akhirnya keputusan itulah yang diambil ratu Bulqis.

Namun sebelumnya mengirim pasukannya ke negeri Sulaiman, terlebih dahulu ratu Bulqis mengirimkan utusannya. Dengan demikian ia mengetahui seberapa besar pasukan nabi Sulaiman. Sebelum utusan itu tiba, burung Hud-hud telah mengatakannya pada Sulaiman. Dengan serta merta nabi Sulaiman menyuruh semua rakyatnya menghias negeri.

Tidak lama setelah penghiasan negeri, datanglah utusan ratu Bulqis. la sangat kagum melihat keindahan dan ketentraman negeri itu. Namun sebagai utusan ia segera pergi ke istana untuk menemui rajanya.

" Baginda, kami datang untuk damai. Namun biarkan kami menyembah apa yang telah menjadi sesembahan nenek moyang kami. Dan ini sekedar tanda persahabatan kita, "kata utusan itu sambil menyerahkan bingkisan. Nabi Sulaiman sangat tersinggung dengan pemberian hadiah itu.

" Kami tidak memerlukan hadiah apapun dari ratu kalian. Kami hanya ingin mengajak ratumu menyembah kepada Allah. Jika tidak niscaya aku akan memerangi negerimu, "kata nabi Sulaiman.

" Jika itu baginda inginkan, izinkan hamba kembali ke negeri Saba' dan merundingkannya dengan ratu, "kata utusan itu dengan kecewa. Lalu pulanglah dia.

3. Ratu Bulqis Datang Ke Negeri Sulaiman
Setibanya utusan itu di istana Saba' lalu menceritakan kebesaran kerajaan Sulaiman. la juga menceritakan tentang penolakan hadiah yang dikirimkan ratu Saba' bahkan mengancam akan memeranginya.

Karena ratu Bulqis tertarik dengan cerita itu, akhirnya memutuskan untuk pergi ke sana sendiri dan melihat dari dekat. lapun mengajak pejabat istana. Namun tanpa setahu dia, tentara Sulaiman yang terdiri dari angin memberi tahukan kedatangan ratu Bulqis.

" Hal inilah yang kutunggu, sebab aku dapat menaklukkan tanpa peperangan, "pikir nabi Sulaiman. Kemudian ia mengumpulkan semua tentaranya untuk berunding.

" Siapa yang sanggup mendatangkan singgasana Bulqis sebelum ia datang ke sini ? "tanya nabi Sulaiman.

" Hamba sanggup mendatangkannya dalam waktu sekejap, "kata Jin dengan penuh keyakinan.

Kemudian Jin itu disuruh untuk melakukannya. Dan dalam waktu sekejap singgasana Bulqis sudah ada dihadapan nabi Sulaiman. Kemudian singgasana itu dihias sedemikian rupa dan diletakkan pada bagian depan ruangan.

Tidak lama kemudian pengawal istana memberi tahukan bahwa ratu Bulqis telah tiba. Sulaiman menjemputnya dan mengajak masuk ke dalam. Setelah masuk ke dalam, ratu Bulqis mengangkat roknya hingga kelihatan lututnya. la mengira lantai itu berair. Melihat hal ini nabi Sulaiman menjelaskan bahwa lantai itu adalah marmer (kaca).

Sesampainya mereka di ruangan dalam, nabi Sulaiman menyuruh duduk di singgasananya sendiri.

" Wahai Bulqis, masih ingatkah akan kursimu ? "tanya nabi Sulaiman dengan menunjukkan pada singgasana Bulqis.

" Kursi ini seperti kursiku. Dan ini memang benar-benar kursiku, "kata ratu Bulqis setelah mengamati kursi yang didudukinya.

Semenjak itulah ratu Bulqis beriman kepada Allah dan mengakui kenabian Sulaiman. Hal itu telah diterangkan dalam Al Qur'an surat An-Naml ayal 44 artinya :

Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat dholim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah Tuhan semesta Alam. (An Naml: 44)

4. Nabi Sulaiman Wafat
 
Setelah seruannya untuk mengajak ratu Bulqis diterima, nabi Sulaiman pun berkehendak membuat Masjid. Semua bala tentaranya yang berupa jin dan manusia dikerahkan dalam pelaksanaanya.

Namun ketika masjid itu belum selesai, nabi Sulaiman telah meninggal tanpa ada yang mengetahuinya. Hal ini disebabkan nabi Sulaiman masih memegang tongkat dan seakan-akan ia masih mengawasi semua pekerja.
Betapa kagetnya para pekerja yang terdiri dari manusia dan jin itu setelah tongkat yang dipegang nabi Sulaiman telah kropos dan roboh. Tongkat itu dimakan rayap (anai-anai) sehingga sandaran jenazah nabi Sulaiman sudah tidak kuat dan akibatnya nabi Sulaiman ikut roboh pula.

Surat Saba' ayat 14

Artinya : " Maka tatkala Kami menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak akan tetap dalam siksa yang menghinakan. (Saba': 14) "

Demikianlah kisan nabi Sulaiman yang telah berkuasa atas semua makhluk seperti jin, manusia, tumbuhan, binatang. dan manusia. Namun beliau tidak pernah menyombongkan dirinya dan tetap mengajak pada umat Saba’ ke jalan kebenaran

Selasa, 21 Juni 2016

Kisah Nabi Daud as dan Nabi Sulaiman as yang Bijaksana

Nabi Daud menjadi Raja yang adil dan bijaksana. Hal ini terjadi karena Allah menguatkan kerajaannya serta memberinya hikmah dan kebijaksanaan dalam menyelesaikan setiap perkara. Dengan demikian, Nabi Daud mampu mengetahui kebenaran dan kebatilan dalam suatu permasalahan yang dihadapi oleh rakyatnya. 
kisah-nabi-daud-dan-sulaiman
Allah juga mengaruniakan seorang anak yang cerdas dan bijaksana kepada Nabi Daud. Anak itu bernama Sulaiman yang kelak mewarisi kerajaan dan ilmu Nabi Daud. Pada masanya, Sulaiman juga menjadi seorang Nabi.

Pada masa kepemimpinannya, Nabi Daud senantiasa menyelesaikan perselisihan-perselisihan yang dialami oleh penduduknya. Nabi Daud membuat keputusan hukum yang bijaksana. Rakyatnya merasa memperoleh keadilan.

Suatu ketika, seorang lelaki pemilik kebun dan seorang lelaki pemilik kambing mendatangi Nabi Daud. Pemilik kebun mengisahkan bahwa semua buah anggur yang ada di kebunnya telah dimakan oleh kambing milik lelaki itu. Ia meminta Nabi Daud membuat keputusan atas permasalahan itu karena dirinya hendak menuntut ganti rugi. Kemudian, Nabi Daud bertanya kepada pemilik kambing, “Apakah benar kambingmu telah memakan anggur di kebun lelaki ini ?” Pemilik kambing menjawab, “Benar”.
Selanjutnya, Nabi Daud berkata, “Aku memutuskan kambingmu sebagai ganti rugi dari kebun yang telah dirusak oleh kambingmu.” Nabi Sulaiman yang pada saat itu masih sangat muda juga berada di sana dan ikut mendengarkan permasalahan antara pemilik kebun dan pemilik kambing. Sesaat kemudian, Nabi Sulaiman berkata, “Wahai ayahku, aku memiliki keputusan yang berbeda denganmu.” Nabi Daud berkata, “Apa itu, wahai anakku ?” “Menurutku pemilik kambing hendaklah memperbaiki kebun yang telah dirusak oleh kambingnya sehingga tumbuh pohon-pohon dan buahnya seperti semula. Selama pemilik kambing memperbaiki kebun, pemilik kebun dapat mengambil manfaat dari kambing milik lelaki ini, seperti bulu dan susunya. Jika pohon anggur telah kembali seperti semula, pemilik kebun itu dapat mengambil kembali kambingnya.” Nabi Daud memuji keputusan Nabi Sulaiman dan menerima keputusan tersebut.

Allah telah memberikan hikmah dan ilmu kepada Nabi Daud dan Nabi Sulaiman. Dengan demikian, mereka memutuskan perkara setelah mendengar permasalahan dari kedua belah pihak.

Kisah ini terdapat dalam Al Quran Surat Al Anbiya ayat 78-79. Allah swt berfirman, “Dan (ingatlah kisah) Daud dan Sulaiman, di waktu keduanya memberikan keputusan mengenai tanaman, karena tanaman itu dirusak oleh kambing-kambing kepunyaan kaumnya. Dan Kami menyaksikan keputusan yang diberikan oleh mereka itu, maka Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum (yang lebih tepat); dan kepada masing-masing mereka telah Kami berikan hikmah dan ilmu.”

Kisah Nabi Daud - Memerangi Jalut

Pada suatu ketika, Thalut dan tentaranya akan memerangi Jalut dan tentaranya. Salah seorang yang ingin ikut serta dalam peperangan itu adalah Nabi Daud.

Namun, Nabi Daud tidak diizinkan ikut berperang karena ia masih sangat kecil. Ketika itu, Nabi Daud baru berumur sekitar 9 tahun. Nabi Daud ikut ke medan perang hanya sebagai pembawa bekal makanan.

Pada saat perang berlangsung, tentara Thalut banyak menjadi korban. Kemudian, Thalut membuat satu pengumuman. “Barangsiapa yang berhasil membunuh Jalut, aku akan menikahkan orang itu dengan putriku,” seru Thalut. Banyak orang yang mencoba untuk membunuh Jalut, tetapi tiada satu pun yang berhasil. Mereka terbunuh di tangan Jalut.
kisah-daud-mengalahkan-jalut

Melihat banyaknya korban, Nabi Daud meminta izin kepada Thalut untuk melawan Jalut. Awalnya, Thalut menyangsikan kemampuan Daud. Namun karena melihat semangat Daud yang besar, Thalut mengizinkannya.
Berbekal ketapel, Nabi Daud berangkat ke medan perang. Setelah berada di dekat Jalut, Nabi Daud meletakkan batu pada ketapelnya. Dengan mengucapkan ‘Bismillah’, Nabi Daud melontarkan batu dengan menggunakan ketapelnya kea rah Jalut. Batu itu mengenai kepala Jalut. Jalut pun roboh. Ia mati di tangan Nabi Daud.

Nabi Daud Diangkat Sebagai Panglima Tertinggi

Nabi Daud telah berhasil membunuh Jalut. Sesuai janji Thalut, Nabi Daud pun dinikahkan dengan anak perempuan Thalut. Nabi Daud sangat senang karena berhasil membinasakan Jalut. Begitu pula dengan kaum Bani Israil. Pada masa hidupnya, Jalut telah banyak membunuh orang-orang Bani Israil. Thalut juga mengangkat Nabi Daud sebagai panglima tertinggi dalam ketentaraan. Nab Daud mengajarkan pasukannya tentang teknik-teknik peperangan. Ia berhasil membentuk pasukan yang tangguh dan berani. Ketika berperang, mereka selalu menang.

Selain pandai memimpin pasukannya, Nabi Daud adalah orang yang taat menjalankan perintah Allah. Ia rajin beribadah dan berpuasa. Nabi Daud mengajak orang-orang Bani Israil untuk beriman kepada Allah.

Salah satu ayat yang mengisahkan tentang Nabi Daud adalah Surat Al Baqarah ayat 251. “Mereka (tentara Thalut) mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah dan (dalam peperangan itu) Daud membunuh Jalut, kemudian Allah memberikan kepadanya (Daud) pemerintahan dan hikmah (sesudah meninggalnya Thalut) dan mengajarkan kepadanya  apa yang dikehendaki-Nya. Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebagian umat manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Akan tetapi, Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam.” Yang dimaksud dengan hikmah adalah kenabian dan Kitab Zabur.

Thalut Iri Kepada Nabi Daud

Semakin lama, Nabi Daud semakin terkenal di kalangan kaum Bani Israil. Orang-orang sangat mengagumi keberanian Nabi Daud. Pada awalnya, Thalut merasa bangga memiliki menantu yang sangat dihormati oleh kaum Bani Israil. Namun lama-kelamaan, Thalut merasa kewajibannya semakin menipis. Ia merasa pengaruhnya sebagai seorang raja tlah berkurang karena Nabi Daud sangat dihormati oleh rakyatnya. Ia pun menjadi iri kepada Nabi Daud.

Thalut yang dahulunya sayang dan akrab kepada Nabi Daud menjadi berubah sikap. Lama kelamaan, Thalut semakin memperlihatkan sikap bencinya kepada Nabi Daud. Nabi Daud pun merasakan perubahan sikap mertuanya. Ia bertanya kepada istrinya, Mikyal. Dari perkataan istrinya, Nabi Daud mengetahui bahwa Thalut iri kepada dirinya. Mikyal meminta Nabi Daud untuk berhati-hati terhadap ayahnya.

Pada suatu ketika, Thalut memerintahkan agar Nabi Daud memerangi musuh. Ia meminta Nabi Daud untuk tidak pulang sebelum memperoleh kemenangan. Sebenarnya, Thalut berniat buruk terhadap Nabi Daud. Ia berharap Nabi Daud mati terbunuh di medan perang. Namun, itu semua tidak terjadi. Nabi Daud pulang setelah berhasil memerangi musuh.

Thalut tetap berniat membunuh Nabi Daud. Mikyal mengetahuinya dan member tahu Nabi Daud. Ia meminta Nabi Daud pergi untuk menyelamatkan diri. Nabi Daud pun pergi dari Istana. Setelah beberapa lama, ia kembali ke istana. Ia masuk ke dalam kamar Thalut secara diam-diam. Di sana, ia mengambil tombak Thalut. Ketika terbangun, Thalut mencari-cari tombaknya. Seseorang telah menempatkan tombak Thalut di tempat semula dengan disertai suatu pesan. Pesan itu menyatakan bahwa Nabi Daud dapat saja membunuh Thalut. Namun, hal itu tidak dilakukan karena Nabi Daud takut kepada Allah.

Setelah membaca pesan tersebut, Thalut sangat malu. Ia menyadari kesalahannya. Pada suatu peperangan, Thalut terbunuh. Setelah itu, Nabi Daud diangkat menjadi Raja. Allah menguatkan kerajaannya dan memberikan hikmah dan kebijaksanaan dalam memutuskan perkara (Al Quran Surat Shaad ayat 20).

Mukjizat Nabi Daud

Nabi Daud adalah orang yang senantiasa bertasbih untuk memuji kesucian Allah dengan suaranya yang merdu. Allah pun memerintahkan kepada gunung dan burung bertasbih bersama Nabi Daud. “Bersabarlah atas segala apa yang mereka katakan, dan ingatlah hamba Kami, Daud, yang mempunyai kekuatan; sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhan). Sesungguhnya Kami menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Daud) di waktu petang dan pagi, dan (Kami tundukkan pula) burung-burung dalam keadaan terkumpul. Mereka semua amat taat kepada Allah.” (QS. Shaad : 17-19).

Allah telah mengaruniakan Nabi Daud beberapa mukjizat. Mukjizat terbesarnya adalah Kitab Zabur. Ketika Nabi Daud mengalunkan bacaan Kitab Zabur, orang yang sakit akan menjadi sehat. Nabi Daud juga mampu memahami bahasa hewan-hewan. Hewan-hewan pun sangat taat kepada Nabi Daud.

Pada suatu hari, beliau merenung dan mendengarkan ocehan burung yang berdialog satu sama lain. Allah mengaruniakan kemampuan memahami bahasa burung kepada Nabi Daud. Dengan demikian, Nabi Daud pun memahami bahasa burung-burung itu. Sejak saat itu, Nabi Daud mampu memahami bahasa hewan dan sangat menyayanginya. Hewan-hewan pun sangat menyayangi Nabi Daud dan patuh kepadanya.

Mukjizat lain yang sangat menakjubkan adalah kepandaian Nabi Daud melenturkan besi dan membuat baju perang. Pada suatu ketika, Allah berfirman kepada Nabi Daud untuk membuat baju besi. “Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Daud karunia Kami. (Kami berfirman), “Hai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang-ulang bersama Daud”, dan Kami telah melunakkan besi untuknya, (yaitu) buatlah baju besi yang besar-besar dan ukurlah anyamannya, dan kerjakanlah amalan yang saleh. Sesungguhnya Aku melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Saba : 10-11).

Pada masa itu, baju besi sangatlah penting karena pada saat itu banyak terjadi peperangan. Nabi Daud mampu membuat baju besi secara lebih baik dibandingkan yang lain. Ia mampu melunakkan besi. Besi yang ada dapat dengan mudah dibengkokkan ataupun dipotong oleh Nabi Daud. Baju besi yang dibuat oleh Nabi Daud sangat kokoh, tidak mudah tertembus pedang, dan lebih ringan.

Mukjizat-mukjizat itu tidak menjadikan Nabi Daud lupa diri. Ia sangat bersyukur dengan karunia yang diberikan Allah swt kepadanya. Cintanya kepada Allah pun semakin bertambah besar.

Minggu, 19 Juni 2016

Kisah Nabi Zulkifli as - Iblis Menjadi Tamu


Karena nabi Zulkifli sangat menghormati tamunya, maka iblis mencoba untuk menggodanya. la berpura-pura menjadi tamu di malam hari, ketika raja mau tidur. Sudah menjadi sifat iblis yang tidak suka jika ada orang begitu taat kepada Allah.

" Siapa yang ada diluar, silahkan masuk! "kata raja setelah shalat. Setelah menunggu agak lama terdengar pintu diketok or­ang. Setelah dipersilahkan masuk oleh raja, tamu itu tidak menjawab sama sekali.
Seusai dzikir, nabi Dzulkifli mendatangi pintu itu dan membukanya. la sangat heran sebab tidak dijumpai seorangpun. Begitu pintu ditutup kembali maka terdengar ketokan pintu lagi.

Akhirnya nabi Zulkifli membuka pintu itu dan tidak menutup-nya. la yakin banwa tamu yang hendak bertandang ke rumahnya ada kepentingan yang harus diselesaikan malam itu juga. la mempunyai pikiran seperti itu disebabkan sebelumnya tidak ada tamu yang bertandang pada malam hari.

Tidak lama kemudian muncullah tamu yang ditunggu-tunggu itu. Terlebih dahulu ia mengucapkan salam dan dibalas dengan ucapan salam juga oleh nabi Zulkifli.

" Silahkan masuk tuan, "kata nabi Zulkifli mempersilahkan tamunya. Kemudian mereka duduk berhadapan yang dibatasi meja. Zulkifli kemudian menanyakan maksud tamu itu.

" Apakah ada yang perlu saya bantu sehingga saudara malam-malam bertandang ke sini ? "tanya nabi Zulkifli kepada tamunya. Tamu itu seperti layaknya manusia, ia hanya menundukkan wajahnya.

" Ampun tuanku, memang ada keperluan yang mendesak sekali sehingga hamba bertamu malam-malam begini. Lagi pula rumah hamba sangat jauh dari sini, jawab tamu itu yang tidak lain adalah syetan.

" Ceritakan masalah yang sedang kalian hadapi. Siapa tahu aku dapat membantunya, "ujar nabi Zulkifli lagi. Kemudian tamu itu memberikan semua persoalannya. Pada dasarnya tamu itu meminta agar masalahnya dituntaskan malam itu juga.

" Begini saja, biar penasehatku yang memecahkan masalah ini, "kata nabi Zulkifli sejurus kemudian. Namun tamu itu tetap ngotot agar ia sendiri yang menyelesaikannya. Tamu itu tidak mau orang lain yang mengurusnya.

" Hamba tidak mau jika orang lain yang menyelesaikan urusanku ini. Hamba ingin tuan sendiri yang menyelesaikannya, "kata tamu itu tetap bersikeras.

Akhirnya rajalah yang menyelesaikan persoalan tamunya. Tamu itu kelihatan puas, dan rajapun pergi tidur. Namun sebelumnya ia menyuruh agar tamu itu pulang besok pagi saja. Namun betapa terkejutnya nabi Zulkifli ketika pagi buta sudah tidak melihat tamunya lagi. la tahu bahwa tamu semalam adalah syetan.

Meskipun jam istirahatnya terganggu dengan adanya tamu itu, nabi Zulkifli tidak pernah mengeluh. Sebab punya prinsip tamu adalah berkah. Menolak tamu berarti menolak berkah.

Karena kesabarannya hingga termasuk nabi pilihan di sisi Allah. Hal itu telah diterangkan dalam Al Qur'an surat Shod ayat 48:

Surat Shood ayat 48

Artinya : Dan ingatlah akan Ismail, liyasa', dan Zulkifli. Mereka semuanya termasuk orang-orang yang baik. (Shod: 48)

Demikianlah kisah nabi Zulkifli menurut Al Qur'an. Hendaknya kesabaran yang dimiliki oleh nabi Zulkifli dapat kita jadikan contoh, sehingga Allah senantiasa memberikan rahmatnya pada kita

Jumat, 17 Juni 2016

Kisah Nabi Zulkifli as - Menjadi Raja

Zulkifli adalah anak nabi Ayyub. Dengan demikian ia masih cucu nabi Ibrahim. Zulkifli di angkat menjadi nabi dan rasul sesudah ayahnya. Nama kecilnya ialah Basyardan ia termasuk orang yang sabar.

Sejak kecil hingga dewasa tidak pernah bohong. Semua janji yang diucapkannya selalu ditepati sehingga teman-teman dan orang sangat senang padanya. Bagi orang yang belum mengenal pribadinya lebih jauh akan merasa iba melihatnya. Sebab semua tingka lakunya mencerminkan kebenaran.

Ketika mendapat cobaan dari Allah ia tidak pernah mengeluh sedikitpun, bahkan Zulkifli lebih mendekatkan dirinya. Kesabarannya telah diabadikan dalam Al Qur'an surat Al Anbiyaa' ayat 85 sampai 86


Surat Al Anbiyaa' ayat 85

Artinya.:
Dan (ingatlah) kisah Ismail, Idris dan Zulkifli. Semua mereka termasuk orang-orang yang sabar. (Al Anbiyaa': 85)
Kami telah memasukkan mereka dalam Rahmat Kami. Sesungguhnya mereka termasuk orang-orang yang salih. (Al Anbiyaa’: 86)

Kesabaran yang ada pada dirinya kelak membuat ia menjadi raja seperti apa yang telah diucapkan nabi Ibrahim dan nabi Ishaq. Semua keturunannya akan menjadi pemimpin dan panutan bagi kaumnya.

Zulkifli Menjadi Raja
 
Adalah raja yang sudah lanjut usianya dan tidak diberi keturunan sama sekali. la sangat bingung dan gelisah mengenai penggantinya kelak. Raja itu adalah pemimpin yang bijaksana. la tidak pernah mementingkan dirinya, semua pikirannya adalah ditumpahkan pada negaranya.

Suatu hari raja mengadakan sayembara kepada seluruh rakyatnya. Isi sayembara itu ialah untuk memberi kesempatan kepada rakyat agar bisa memimpin negerinya. Persyaratan yang diminta sangatlah berat bagi ukuran rakyat itu sendiri.

Meskipun demikian raja tetap mengajukan persyaratan itu sebab ia berpikiran jika pada siang hari puasa dan malam hari menjalankan ibadah tentu akan dicontoh rakyatnya. Jika raja yang akan menggantikannya tidak
pernah menjalankan persyaratan itu tentulah rakyatnya akan meniru pula.

Sayembara itu sangat cepat menyebar, sebab diumumkan orang-orang istana, dilanjutkan oleh bawahannya sampai lapisan masyarakat yang paling bawah.

Dalam waktu singkat berdatangan rakyat menuju istana. Yang datang bukan hanya rakyat biasa namun para pemuka suku dan pejabat juga ikut mencari kesempatan ini. Hadir Zulkifli dengan perasaan tidak menentu.
Tibalah mereka berkumpul di alun-alun yang luas. Raja sejak pagi ada di sana. Dengan senang ia berdiri dan dan disambut tepuktangan para rakyatnya.

" Wahai rakyatku, kini usiaku telah tua dan tidak memperoleh seorang keturunanpun. Maka untuk meneruskan kejayaan

kerajaan ini aku mengambil salah satu dari kalian, "katanya berwibawa. Rakyat yang menghadiri sayembara itu diam tanpa ada berani berisik. Mereka mendengarkan dengan khidmat.

" Aku tidak ingin raja yang hendak menggantikan kedudukanku dari insan sembarangan. Ketahuilah bahwa titah raja selalu dituruti dan tingkah laku raja akan diikuti oleh rakyatnya. Untuk itulah aku mengajukan persyaratannya, "sambung raja kemudian.

" Syaratnya ialah pada siang melakukan puasa dan malam hari melakukan ibadah, "kata raja lagi. Raja memberi kesempatan pada rakyat untuk mengangkat tangannya. Namun dari sekian banyak tidak ada yang mengangkat tangannya sama sekali. Mereka beranggapan bahwa persyaratan itu sangat berat.

Tiba-tiba dari tengah-tengah kerumunan masyarakat ada seorang pemuda yang mengangkat tangannya. Dia adalah Zukifli.

" Hamba sanggup menjalankan puasa di siang hari dan menjalankan ibadah pada malam hari, "katanya dengan suara lantang agar dapat didengarkan oleh rakyat yang hadir.

Para hadirin terkejut dengan ucapan Zulkifli. Begitu pula raja yang ada di depannya. la tidak yakin pada kemampuan anak muda itu. Hal ini disebabkan usia Zulkifli masih amat muda bagaimana mungkin ia dapat melakukan persyaratan yang diajukan oleh raja.

" Hai anak muda, janganlah kau main-main. Sayembara ini adalah untuk kepentingan negeri dan rakyat, "kata raja pada nabi Zulkifli. Dengan tenang Zulkifli melangkah ke hadapan raja.

"Wahai raja junjungan hamba, saya tidak main-main dengan ucapanku. Saya akan berusaha untuk melakukan persyaratan yang paduka berikan, "kata nabi Zulkifli dengan sungguh-sungguh.

Semula raja tidak dapat menerimanya karena faktor usianya yang relatif muda. Namun raja juga mempunyai pikiran bahwa anak itu kelak dapat memerintah rakyatnya dengan penuh kebajikan. Sebab dari sekian banyaknya hadirin hanya dia sendiri yang sanggup menjalankan persyaratan itu.

Akhirnya raja setuju, dan sejak saat itu nabi Zulkifli menjadi raja. Pada siang hari ia melakukan puasa dan malam hari menjalankan ibadah kepada Allah, la ingat pada janjinya di depan raja.

Raja yang sudah lanjut usia itu sangat senang dengan amal perbuatan nabi Zulkifli. la sangat yakin jika Zulkifli menjadi raja maka rakyatnya mendapatkan kedamaian. Akhirnya raja menghembuskan napasnya yang terakhir dengan tenang.

Sebelum menghembuskan napasnya yang terakhir raja itu masih berpesan pada Zufkifli agar tetap menjalankan persyaratannya. la masih ragu dengan kemampuan nabi Zulkifli.la khawatir jika sudah meninggal Zulkifli meninggalkan persyaratannya. Nabi Zulkifli bersumpah untuk tetap menjalankan perintah itu.

Sepeninggal raja, nabi Zuikifli menyusun semua kegiatan rutinnya. Siang hari ia menjaiankan puasa disamping mengurus rakyat. Sedangkan malam hari ia beribadah (shalat). Jam tidur baginya hanya sedikit waktu saja.
Raja baru ini sangat sabar dalam melakukan ibadah dan puasa. la sangat disenang rakyatnya sebab tidak ada jarak antara keduanya. Setiap tamu yang berkunjung akan ditemaninya. Karena tingkah lakunya seperti itu, maka rakyat hidup dengan tenang.

Rabu, 15 Juni 2016

Kisah Nabi Nuh as - Istri Nabi Nuh as yang Sesat

kisah-kedurhakaan-istri-nuh
Isteri Nabi Nuh termasuk orang-orang yang sesat, musyrik, dan mengikuti kebiasaan buruk dari kaumnya. Dia mengkhianati amanah perkawinan, tidak berbakti kepada suami, dan menyesatkan anak-anaknya dari jalan Allah SWT.



Pada saat Nabi Nuh dicemooh dan dihina oleh kaumnya, isterinya pun ikut serta menghina Nabi Nuh. Dia juga mempengaruhi anaknya untuk menghina Nabi Nuh sebagai orang gila dan pendusta. Sungguh, dia bukanlah seorang isteri yang baik.

Ketika Nabi Nuh membuat kapal, isterinya malah mencemooh. Nabi Nuh mengajak isterinya untuk naik ke atas kapal jika nanti azab Allah benar-benar datang. Akan tetapi, isterinya tidak mau menuruti nasihat Nabi Nuh. Nabi Nuh bersedih karena perempuan yang dicintainya tidak mau mengindahkannya.

Semakin lama perangai isteri Nabi Nuh semakin menjadi-jadi. Dia sering mengganggu Nabi Nuh dan pengikutnya. Dia tidak memiliki akhlak yang baik dan tidak mempunyai rasa tanggung jawab sebagai seorang isteri.

Pada saat terjadi banjir besar, Nabi Nuh mengajak anak dan isterinya ikut serta naik ke kapal. Namun, ia tidak mau. Ia malah lari ke atas gunung karena menganggap banjir tidak akan setinggi gunung. Akan tetapi, azab Allah SWT sungguh sangat dahsyat. Banjir ternyata dapat mencapai setinggi gunung sehingga isteri dan anak Nabi Nuh ikut tenggelam di dalamnya.

Senin, 13 Juni 2016

Kisah Nabi Musa as - Berguru Pada Nabi Khidir


 
Kisah ini disebabkan nabi Musa menjawab pertanyaan kaumnya dengan tidak dipikir dahulu. Waktu itu ada seorang yang bertanya siapa diantara manusia paling pandai. Kemudian tanpa pikir panjang nabi Musa menjawab dirinyalah yang terpandai.

Sesudah mengatakan demikian, nabi Musa mendapat peringatan dari Allah atas jawaban itu. Allah menunjukkan masih ada hambanya yang lebih pandai. Dialah nabi Khidir. Kemudian Allah menunjukkan tempat tinggal nabi Khidir, maka berangkatlah nabi Musa untuk menemuinya sekaligus berguru padanya.

Allah menunjukkan arah tempat tinggal nabi Khidir, yakni diantara dua lautan. Untuk menentukannya maka nabi Musa harus membawa seekor ikan. Jika ikan itu hilang maka disitulah nabi Khidir berada. Singkat cerita ikan itu lenyap dari tempatnya di saat nabi Musa tertidur. Setelah terbangun maka dicari tempat nabi Khidir. Tidak lama kemudian bertemulah ia dengan nabi Khidir. Nabi Musa menjelaskan maksudnya dengan terus terang. Sekaligus ingin memetik ilmu dari nabi Khidir. Semula nabi Khidir menolak, namun ketika melihat kesungguhan nabi Musa akhirnya diperbolehkan iuga.

Sebelum berangkat meninggalkan tempat itu terlebih dahulu nabi Khidir memberi peringatan pada nabi Musa. Isi persyaratan itu ialah agar nabi Musa menyetujuinya dan berangkatlah mereka. Ujian pertama ialah dengan pecahnya sebuah perahu yang ditumpangi mereka. Perahu itu pecah ketika masih berada di tengah lautan. Sedangkan nabi Khidir yang melakukannya. Nabi Musa bertanya pada nabi Khidir tentang perbuatan itu. Namun nabi Khidir hanya menjawab, bukankah sudah kukatakan kepadamu bahwa kau tidak sabar mengikutiku.

Setelah mereka sampai ditepi pantai, maka nabi Musa mendapat ujian yang kedua. Ketika mereka sampai di sebuah desa, nabi Khidir membunuh seorang bocah. Melihat ini nabi Musa bertanya. Namun jawabannya sama dengan jawaban pertama. Perjalananpun diteruskan hingga mereka di satu negeri Antakia. Keduanya meminta pada orang-orang negeri itu agar diberi makan. Namun semuanya tidak ada yang memberi.

Mereka berjalan terus dan sampailah pada sebuah bangunan yang hampir roboh. Lagi-lagi nabi Khidir melakukan perbuatan yang aneh. la mengajak nabi Musa untuk memperbaiki bangunan tersebut. Setelah bangunan selesai, maka bertanyalah nabi Musa. Disinilah mereka akhirnya berpisah. Namun sebelumnya nabi Khidir menjelaskan perbuatan yang telah dilakukan itu. Nabi Khidir menjelaskan semuanya. Perbuatan yang dilakukan pertama kali ialah tentang perusakan kapal.

Di negeri yang menjadi tujuan itu hiduplah seorang raja yang tama' dan serakah. Jika kapal itu tidak dirusak niscaya raja akan merampasnya. Yang kedua ialah tentang pembunuhan anak kecil. Jika anak itu tidak dibunuh niscaya akan menyeret orang tuanya pada perbuatan kemaksiatan. Sebab orang tua anak itu telah beriman. Dan yang ketiga, aku berkenan memperbaiki bangunan itu meskipun penduduknya tidak menghiraukan kita karena bangunan itu milik anak yatim.

Di dalam rumah itu ada berbagai perhiasan. Jika rumahnya roboh tentu harta itu akan diambil or­ang jahat, "kata nabi Khidir menjelaskan. Kemudian nabi Khidir menyuruh nabi Musa untuk meninggalkannya. Sebab sudah menjadi kesepakatan bersama jika nabi Musa menanyakan suatu perkara akan berpisah.
Maka berpisahlah kedua nabi itu. Demikianlah sedikit berita tentang nabi Musa yang berguru pada nabi khidir.

Kisah Nabi Ayyub as - Kesabaran Menghadapi Cobaan Berupa Penyakit

Nabi Ayub adalah cucu dari Nabi Ishaq bin Ibrahim as. Seluruh umat manusia mengenal beliau sebagai sosok seorang Nabi Allah yang memiliki tingkat kesabaran yang paling tinggi dalam menghadapi cobaan dari Allah swt.


kisah-lengkap-nabi-ayub

Kekuranagan harta benda, menderita sakit yang berkepanjangan, dan bahkan kehilangan nyawa anak-anak beliau, semua itu tidak dapat meruntuhkan benteng keimanan Nabi Ayub as. Justru sebaliknya, semua itu semakin menambahkan cinta dan ketaatannya kepada Allah swt. Beliau senantiasa beribadah kepada Allah swt, dalam keadaan suka maupun duka, sehat maupun sakit, dan kaya maupun miskin.

Di negeri tempatnya berpijak beliau dan keluarganya dikenal sebagai orang yang kaya-raya lagi dermawan. Harta yang melimpah ruah, rumah dan gedung-gedung indah yang dimilikinya, perhiasan emas dan perak, serta tanaman dan hasil bumi yang dihasilkannya, tidak menjadikan beliau sombong dan angkuh. Justru beliau dan keluarga (istri dan anak-anaknya) selalu membantu orang-orang fakir yang miskin, anak-anak yatim, dan janda-janda tua yang hidupnya serba kekurangan.

Oleh karena itu, tidak ada satu orang pun dari penduduk setempat yang meminta bantuan kepada keluarga Nabi Ayub, pulang  dengan tangan hampa. Tidak heran, apabila seluruh orang memuji atas kebaikkan dan kedermawanan beliau. Sanjungan tersebut tidak hanya datang dari golongan manusia, bahkan para malaikat pun turut memuji amal saleh yang dilakukan oleh Nabi Ayub as.

Cobaan Untuk Nabi Ayub

Nabi Ayub dikenal sebagai nabi yang sangat  kuat keimananya. Iblis merasa cemburu dan sakit hati mendengar pujian malaikat terhadap kekuatan iman Nabi Ayub. Iblis merayu Nabi Ayub agar meninggalkan perintah Allah .Namun, hal itu tidak berhasil.

Iblis menemui Allah dan berkata, “Tuhan, Ayub  itu sebenarnya tidak ikhlas sujud kepada-Mu. Dia hanya  menginginkan nikmat kekayaan dan anak sebagai pewarisnya.” Allah ingin membuktikan bahwa Nabi Ayub memang seorang yang beriman, sabar, dan tabah dalam menghadapi segala ujian. Kemudian, Allah memberikan izin kepada iblis untuk menghasut Ayub agar lalai beribadah.

Iblis  memusnahkan seluruh harta benda Nabi Ayub. Nabi Ayub pun menjadi bangkrut. Kemudian iblis merobohkan rumah Nabi Ayub. Seluruh anak-anak Nabi Ayub yang berada di dalam rumah meninggal. Kemudian, iblis  menyamar sebagai seorang lelaki. Iblis itu berkata kepada Nabi Ayub. “Tiada berguna engkau rajin beribadah karena  Allah Yang Maha Kuasa itu pun tidak mau menyelematkanmu.” Nabi Ayub menjawab, “Wahai iblis, semua yang aku miliki selama ini adalah pinjaman dari Allah saja. Kini sudah tiba saatnya Allah mengambilnya. Hanya Allah yang berkuasa atas segala-galanya.”

Iblis sangat marah, dia menemui Allah lagi dan menyatakan kekecewaannya. Untuk ketiga kalinya, Allah memberikan izin kepada iblis untuk mengganggu kesehatan Nabi Ayub. Iblis memasukkan sesuatu penyakit yang tidak ada obatnya ke dalam tubuh Nabi Ayub. Nabi Ayub menahan rasa sakit selama bertahun-tahun. Namun, segala rasa sakit tidak menghalangi ibadah Nabi ayub.

Penyakit Nabi Ayub semakin lama semakin parah. Sekalipun demikian, Nabi Ayub tetap tabah dan menerimanya sebagai cobaan dari Allah swt. Keimanannya kepada Allah swt tidak berkurang sedikitpun, justru beliau semakin rajin beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah swt. Iblis sangat kecewa dan tidak puas  dengan ketabahan Nabi ayub. Dengan demikin usaha iblis menjadi sia-sia.

Kesembuhan Nabi Ayub as

Penyakit  Nabi Ayub sangat parah sehingga ia hanya dapat berbaring. Semakin lama kondisinya semakin memburuk. Penyakit ini ia derita  sudah 18 tahun.

Masyarakat di sekitarnya melupakan kedermawanan  Nabi Ayub. Selama beliau sakit, seluruh  penduduk disekitarnya mengasingkan dirinya. Hanya istrinya yang mengurus segala keperluan Nabi ayub. Namun, iblis selalu menghasut istri Nabi Ayub yang bernama Rahmah. Iblis membisikkan kebencian ke dalam hati istri Nabi Ayub. Pada suatu hari, istri Nabi Ayub mengatakan hal-hal yang menyakiti  Nabi ayub. Nabi Ayub pun sangat sedih. Ia bersumpah apabila ia sembuh kelak, ia akan memukul istrinya sebanyak 100 kali.

Pada saat kondisi Nabi Ayub semakin lemah, Allah menurunkan wahyu kepadanya, “Hentakanlah kakimu sehingga muncul air yang sejuk untuk mandi dan minum.”

Nabi Ayub menghentakan kakinya ke tanah sehingga air  keluar. Air tersebut digunakan untuk mandi dan minum Nabi Ayub. Tidak lama kemudian, tubuh Nabi Ayub kembali sehat. Bahkan. Ia lebih sehat dan kuat dibanding sebelumnya.

Setelah sembuh, istri Nabi Ayub kembali kepada suaminya Nabi Ayub teringat dengan sumpahnya. Namun, ia tidak sampai hati memukul istrinya. Oleh karena itu, ia  tidak dapat  memenuhi sumpahnya. Setelah itu, turunlah perintah Allah agar Nabi Ayub melaksanakan sumpahnya. Ia diperintah memukul istrinya menggunakan 100 helai rumput yang diikat.

Kisah Nabi Ayub ini telah diceritakan dalam Al-Quran Surat Shaad ayat 41-44 yang artinya, “Dan ingatlah akan hamba Kami Ayub ketika ia menyeru Tuhannya, “Sesungguhnya aku diganggu setan dengan kepayahan dan siksaan” (Allah berfirman). “Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum.” Dan Kami anugerahi dia (dengan mengumpulkan kembali) keluarganya dan (kami tambahkan) kepada mereka sebanyak mereka pula sebagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai pikiran. Dan ambillah dengan tanganmu seikat (rumput), setelah itu pukullah  dengan ikatan rumput itu kepada istrimu agar kamu tidak melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya)”

Kesabaran Nabi Ayub dapat dijadikan contoh bagi kita. Sebaiknya kita tidak cepat mengeluh pada saat menghadapi kesusahan dan hidup.

Sabtu, 11 Juni 2016

Kisah Nabi Musa as - Pembangkangan Pengikut Nabi Musa

6. Patung Samiri
 
Setelah mereka selamat dari pengejaran Fir'aun, maka Musa mendapat wahyu untuk kembali lagi ke Mesir. Sebab rakyat Mesir sudah berada dalam jalan kesesatan. Nabi Musa meninggalkan

mereka karena mendapat wahyu Allah untuk menyempurnakan kerasulannya sekaligus menerima sebuah kitab yang dapat dijadikan pegangan hidup. Kitab itu adalah Taurat.

Namun sebelum meninggalkan pengikutnya, ia berpesan pada Harun agar menjaga dan selalu beribadah kepada Allah. Nabi Harun yang mendapat tugas itu menyatakan kesediaannya. Maka Musapun meninggalkan mereka dengan hati yang tenang.

Nabi Musa berjanji akan kembali setelah menerima kitab dan ajaran dari Allah. Nabi Musa memperkirakan 40 hari lamanya.

Namun apa yang terjadi sepeninggal nabi Musa. Pengikutnya tidak lagi mendengarkan seruan nabi Harun. Mereka telah menjadi murtad. Sebab mereka tidak menyembah Allah, melainkan patung sapi dari emas.
Patung itu diberi nama "samiri" sebab yang menciptakan adalah seorang yang bernama Samiri. Patung itu disembah dan dipuja. Melihat hal ini nabi Harun tidak bisa tinggal diam. la mengancam akan melaporkan pada nabi Musa jika sudah datang. Namun ancaman itu tidak digubris sama sekali.

Pengikut nabi Musa yakin bahwa sesembahan mereka adalah penjelmaan Allah. Sebab patung itu bisa bersuara. Selain itu Samiri juga mengatakan bahwa patung itu adalah sesembahan Musa juga. Sungguh hal ini tidak masuk akal.

Menurut riwayat patung itu bisa bicara karena didalamnya telah dimasuki segumpal tanah bekas kaki Jibril di pinggir laut, manakala menghalau kuda fir'aun yang tak mu berjalan.

Nabi Harun yang mengetahui perbuatan itu memberi nasehat agar segera meninggalkannya. Namun nabi Harun semakin dimusuhi mereka. Bahkan mengatakan Harun tidak mengakui adanya penjelmaan Allah.
Perbuatan itu berlangsung hingga nabi Musa datang. Betapa kagetnya ia begitu melihat kaumnya telah berubah haluan. Mereka telah menyembah patung anak sapi. Dengan langkah panjang dan perasaan marah ia mendatangi nabi Harun.

" Hai Harun, apa yang telah menghalangi kamu ketika melihat mereka telah sesat ? "tanya nabi Musa sambil memegang janggut nabi Harun.

" Wahai anak saudara ibuku, sesungguhnya aku telah melarang Samiri menyembah patung itu. Namun
mereka tidak mengindahkan, kata nabi Harun menjelaskan.

Nabi Musa yang masih diliputi perasaan marah mendatangi Samiri.

" Apakah yang mendorong kau membuat patung sapi, hai Samiri ? "tanya nabi Musa dalam keadaan marah.
"Aku mengetahui sesuatu yang merasa tidak mengetahuinya. Dan aku mengetahui jejak Jibril, lalu aku mengambilnya dan memasukkan ke dalam patung itu sehingga bisa bersuara, "kata Samiri menjelaskan. Mendengar penuturan itu nabi Musa semakin marah. Dengan cepat ia hendak memukul Samiri namun tidak dilakukannya.

Nabi Musa akhirnya mengusir Samiri beserta penyembah patung lainnya. Demikianlah sepak terjang nabi Musa dalam menegakkan agama Allah.

Dalam Al Qur'an surat Al Baqoroh ayat 54 telah diterangkan kemarahan nabi Musa kepada Samiri.

Surat Al Baqoroh ayat 54

Artinya:
Ketika nabi Musa berkata pada kaumnya, hai kaumku ! Sesungguhnya engkau telah berbuat aniaya pada dirimu sendiri. Oleh karena itu kamu menjadikan anak lembu menjadi tuhan. Maka tobatlah kamu kepada Allah yang menjadikan kamu. Dan bunuhlah dirimu ! Demikian lebih baik bagimu, pada pandangan Tuhan yang menjadikan kamu. Maka diterimalah tobat kamu. Karena ia penerima tobat lagi penyayang.

7. Umat Nabi Musa Ingin Melihat Tuhan
 
Umat nabi Musa termasuk umat yang keras kepala, sebab hatinya telah tertutup debu kekufuran yang telah diajarkan Fir'aun. Sifat inilah yang senantiasa diwaspadai nabi Musa. Sebab itu tidak mudah dihilangkan.
Benar saja, sebab mereka (kaum Musa) mau bertobat sungguh-sungguh asalkan sebelumnya diperlihatkan padanya ujud Tuhan. Sungguh permintaan orang-orang kafir. Meskipun demikian nabi Musa menuruti permintaan itu.

Kemudian diajaklah oleh nabi Musa orang-orang itu pada sebuah gunung. Mereka disuruh menunggu beberapa saat lagi. Mereka mengikuti ucapan nabi Musa. Setelah itu nabi Musa berdoa pada Allah.
Tidak berapa lama kemudian datanglah halilintar yang menyambar orang-orang itu. Karena mereka tidak menyangka akan terjadi seperti itu akibatnya tidak ada yang sadarkan diri. Jangankan melihat ujud Allah, sedangkan melihat halilintar saja tidak sanggup.

Permintaan itu telah diterangkan dalam Al Qur'an surat Al Baqarah ayat 55 sampai 56. Artinya :

Ingatlah ketika Bani Israil berkata: "Hai Musa, kami takkan percaya kepada engkau sebelum kami melihat Allah itu secara terang-terangan (dengan mata kepala sendiri). Maka halilintarlah yang datang menyambar kamu. Sedang kamu tidak melihatnya, hingga mati semua. (Al Baqarah : 55)
Kemudian Kami hidupkan kamu sesudah mati, mudah-mudahan kamu bersyukur kepada Kami. (Al Baqarah : 56)

Kamis, 09 Juni 2016

Kisah Nabi Musa as - Perlawanan terhadap Fir'aun ( chapter 3 )

4. Dialog Nabi Musa Dengan Fir'aun.
 
Dengan berbekal mukjizat yang telah diberikan Allah dan diterima saudaranya (Harun) yang mengikuti setiap langkahnya akhirnya mereka memberanikan diri menghadap Fir'aun, Semula para prajurit hendak menangkap beliau, namun hal itu tidak sampai terjadi sebab nabi Musa dan Harun mendapat perlindungan dari Allah.

Akhirnya tibalah mereka di istana Fir'aun. Mereka mengharapkan agar Fir'aun mau menerimanya kembali dan mau mengikuti ajarannya. la mengharapkan demikian karena mereka sudah lama berpisah dan nabi Musa mengira Fir'aun telah insyaf.

Betapa murkanya Fir'aun ketika melihat kedatangan nabi Musa dan Harun ke Istana Mesir.

" Sungguh bagus sekali kau datang menyerahkan dirimu. Aku sudah lama menunggu saat-saat seperti ini, karena aku tidak lagi membuang-buang tenagaku mencarimu, "kata Fir'aun kepada kedua nabi itu dengan berdiri sambil bertolak pinggang.

" Ketahuilah wahai baginda, sesungguhnya aku datang bermaksud mengajak berdamai. Dan aku mengharapkan kalian mau mengikuiti ajaranku. Akan kutunjukkan jalan kebenaran, "kata nabi Harun yang mewakili nabi Musa.

" Apa yang baru saja kau ucapkan kepadaku, hai anak tidak tahu balas budi. Aku akan berdamai dan menuruti semua ajaranmu. Sungguh gila jika aku mengikutimu, "kata Fir'aun naik pitam.

" Apa yang kau andalkan sehingga berani berkata demikian dihadapanku, "tambahnya.

" Aku dan saudaraku adalah pesuruh Allah. Hanya Dia yang patut disembah. Aku diberi mukjizat oleh Allah, "kata nabi Musa dan nabi Harun hampir bersamaan.

" Aku adalah tuhan bagi seluruh rakyat Mesir, termasuk kalian. Tidak tahukah kau selama ini ? "tanya Fir'aun dengan congkaknya. la Sudah berani menyebut dirinya tuhan.

Betapa terkejutnya nabi Musa dan Nabi Harun mendengar ucapan Fir'aun. Mereka tidak menyangka jika Fir'aun berani menganggap dirinya demikian.

" Sungguh kau berdosa besar sebab mengakui
dirimu Allah, "kata nabi Musa dengan suara datar.

" Apa yang bisa kau lakukan jika kau benar-benar Tuhan ? "tanya Harun menimpali.

" Aku bisa menyuruh tukang sihir untuk membuat sesuatu sesuai dengan kehendakku, "kata Fir'aun. Kemudian ia menyuruh nabi Musa dan nabi Harun untuk menemuinya besok di alun-alun.

Akhirnya kedua nabi itu melayani tantangan Fir'aun. Semalaman mereka tidak dapat tidur, mereka meminta pada Al­lah kemenangan dan mereka berdoa dan shalat agar Allah merestuinya.

Keesokkan harinya di alun-alun sudah penuh sesak rakyat yang hendak menonton pertandingan antara tukang sihir Fir'aun dengan nabi Musa. Mereka ingin melihat bukti yang dibawa nabi Musa.

" Wahai Musa, kini aku akan menunjukkan padamu berdua bahwa aku bisa berbuat apa saja sesuai dengan kehendakku, "kata Fir'aun, sambil mengisyaratkan agar tukang sihir menunjukkan kebolehannya.

Setelah menyembah sebentar, para tukang sihir itu pun saling melemparkan tali porlon ke tengah alun-alun. Sungguh ajaib, dalam waktu singkat tali-tali itu berubah menjadi ular kecil yang ribuan jumlahnya. Ular-ular sihiran itu mendekati nabi Musa yang tengah berdiri di hadapan khalayak ramai.

" Bismilahirrohmanirrahim, "kata nabi Musa dalam hati. Sesudah menyebut nama Allah nabi Musa melemparkan tongkat yang dipegangnya. Tongkat itu sekonyong-konyong menjadi ular besar dan memakan ular-ular sihiran. Dalam waktu sekejab semua ular sihiran habis ditelannya.

Melihat hal ini beberapa tukang sihir terperangah sebab selama hidupnya belum ada orang yang dapat menandingi keahliannya. Namun kali ini seorang pemuda telah menunjukkan kebolehannya bahkan keahliannya di atas mereka. Dengan serta merta tukang sihir itu mengakui kenabian Musa dan Harun. Kemudian ingin menjadi pengikutnya. Nabi Musa senang sekali mendengar penuturan tukang sihir-sihir itu.

Begitu melihat ular sihiran itu habis dan tukang sihir banyak yang mengikuti Musa membuat Fir'aun berang. Dengan demikian kesombongannya telah berakhir. Apa lagi ia sudah tidak bisa membuktikan ucapannya yang pernah dikatakan pada kedua nabi itu.

Meskipun demikian ia tidak mau mengakui kekalahannya. la berusaha untuk mempermalukan nabi Musa di hadapan rakyatnya. Dengan mata melotot ia rnemanggil kedua nabi itu.

" Meskipun kau menang dalam pertandingan ini jangan harap aku akan tunduk pada kalian. Kaulah yang harus tunduk kepadaku, sebab aku adalah tuhan yang harus kau sembah ! "kata Fir'aun kepada nabi Musa dan nabi Harun. la tidak mau mengikuti ajaran nabi Musa. Bahkan ia masih menganggap dirinya tuhan yang harus disembah.

" Jika kau benar-benar tuhan, maka tunjukkanlah kekuasaanmu ! "kata nabi Musa. Beliau sangat geram sebab Fir'aun tidak mau mengakui kenabiannya.

" Baiklah. Wahai rakyatku apakah kau membenarkan ocehan Musa. Jika tidak, maka bersujudlah kepadaku, "teriak Fir'aun memperingatkan rakyatnya. Rakyat yang takut terhadap kekejaman Fir'aun segera bersujud.

" Apalagi yang kau inginkan dengan kekuasaanku ? "tanya Fir'aun setelah semua rakyatnya bersujud kepadanya.

" Jika kau benar-benar tuhan, aku ingin kau menerbitkan matahari dari barat dan tenggelam di sebelah timur, "kata nabi Musa. Fir'aun hanya tertegun mendengar permintaan nabi Musa. Mana mungkin dapat memenuhi permintaan itu, pikirannya dalam hati.

Rakyat yang mendengar permintaan nabi Musa pun ikut berpikir. Sungguh mereka tidak menduga jika nabi Musa dapat memenangkan perdebatan itu dengan rnudah. Mereka menyadari bahwa selama ini mata hatinya tertutup debu dosa. Memikir sampai di situ akhirnya rakyat yang mengikuti ajaran Musa dan membenarkan kenabiannya semakin banyak. Tentu saja hal ini membuat Fir'aun marah. Dengan perasaan malu, berteriak memberi peringatan pada rakyat siapa saja yang tunduk pada nabi Musa.

Namun teriakan itu hanya disambut dengan teriakan-teriakan yang mengejek dirinya sendiri. Sedikit demi sedikit rakyatpun meninggalkan alun-alun. Fir'aun hanya dapat memandang mereka tanpa bisa berbuat apa-apa. la tertegun sampai rakyat yang tadinya memadati alun-alun keluar semuanya.

"Wahai pengawal, ayo kita kejar Musa dan orang-orang bodoh itu, "teriak Fir'aun begitu tersadar. Dengan serta merta mereka mengejar Musa dan pengikutnya.

Namun Musa bersama pengikutnya sudah jauh meninggalkan alun-alun. Meskipun demikian pasukan Fir'aun tidak putus asa. Mereka yakin akan dapat mengejar nabi Musa. Sebab mereka berkuda sedangkan Musa hanya berjalan kaki.

Keyakinan itu menjadi kenyataan sebab tidak berapa lama setelah pengejaran dilakukan tampaklah kelompok nabi Musa di depan mereka. Raja Fir'aun sangat senang melihat hal ini. Dalam hatinya berjanji akan membunuh Musa jika tidak menyembah dan tunduk padanya.

5. Azab Allah Pada Bala tentara Fir'aun

 
Ketika mereka mengetahui dan melihat pengikut nabi Musa, maka semakin dipacu kuda-kudanya. Dengan perasaan bangga Fir'aun mengajak pasukannya agar cepat menyusul nabi Musa dan pengikutnya. Sementara itu pengikut nabi Musa merasa cemas sebab dari kejauhan sudah tampak pasukan kerajaan mengejar dibelakangnya

Semakin lama bala tentara Fir'aun semakin dekat. Kegelisahan pangikut nabi Musa semakin memuncak sebab di depan mereka terbentang laut Merah yang menghalang.

" Wahai Musa, kemana lagi kita akan menghindar. Lihatlah pasukan Fir'aun dibelakang kita dan laut Merah membentang di hadapan, "teriak pengikut meminta pertimbangan nabi Musa.

"Tenanglah saudaraku, yakinlah bahwa Allah akan membantu kita, "kata nabi Musa berusaha menghibur. Setelah mereka berada di tepi pantai, maka nabi Musa memukulkan tongkalnya ke air laut itu.

Dengan kekuasaan Allah, maka laut itu menjadi daratan. Dan airnya terbelah sehingga dibagian kiri dan kanan jalan itu menyerupai dinding air. Dengan penuh keyakinan pengikut nabi Musa melangkah dan melewatinya. Mereka berlari sambil mengucapkan pujian kepada Allah. Sehingga mereka tiba di seberang lautan dengan selamat.

Lain halnya dengan pasukan Fir'aun. Mereka tidak menghiraukan pada jalan "ajaib" itu. Mereka hanya memikirkan menangkap nabi Musa dan pengikutnya, sehingga tetap mengejarnya.

Begitu nabi Musa dan pengikutnya berada di seberang sedangkan pasukan Fir'aun masih ditengah perjalanan (ditengah laut), nabi Musa memukulkan tongkatnya kembali, Sungguh luar biasa, sebab dalam waktu singkat daratan itu kembali menjadi lautan. Dengan demikian Fir'aun dan pasukannya tenggelam di tengah lautan.
Menurut sebuah riwayat kuda Fir'aun sebenarnya tidak mau menjejakkan kakinya pada jalan "ajaib" itu. Namun Allah mengutus malaikat untuk mengendarai kuda betina sehingga ikutlah kuda Fir'aun.

Selasa, 07 Juni 2016

Kisah Nabi Musa - Diangkatnya Harun Sepupu Musa Menjadi Nabi ( chapter 2 )

Kian hari bayi Musa kian dewasa. Ibunya sendiri yang mengasuh hingga ia jadi besar. Setiap hari ibunya memberi tahu, bahwa Musa bukan anak Fir'aun yang sebenarnya.
" Wahai Musa, kau bukanlah anak Fir'aun. Margamu adalah bani Israil dan aku adalah ibumu yang sebenarnya, "kata ibu nabi Musa memberi keterangan. la berusaha meyakinkan anaknya.

" Jika memang demikian, apakah ibu adalah isteri ayahanda, "tanya nabi Musa kepada ibunya.

" Ibumu ini bukan istri Fir'aun. Kamu kupelihara sampai saat ini tidak ada yang mengetahui asal usulmu. Jika mereka mengetahui dirimu yang sebenarnya, maka kau akan dibunuh, "kata ibunya menjelaskan dengan suara berbisik.

Coba terangkan padaku. Bagaimana aku berada disini sedangkan Fir'aun bukan ayahku yang sebenarnya. Dan jika mereka mengetahui asat-usulku, maka akan membunuhku. Apa yang telah terjadi, "tanya nabi Musa dengan suara yang ditahan.

Kemudian ibunya menerangkan kejadian yang sebenarnya. Nabi Musa mendengarkan cerita ibunya dengan seksama. Kadangkala kelihatan wajahnya merah padam mendengar penuturan itu.

" Jadi Fir'aun yang selama ini kukira ayahku hendak membunuhku juga hanya ramalan ahli nujum, "katanya kemudian.

" Betul anakku. Jika kau tidak kuhanyutkan di sungai Nil tentu prajurit akan menyembelih seperti yang telah dilakukan pada semua bayi laki-iaki, "kata ibunya menerangkan.

Karena sejak kecil ia berkumpul dengan ibunya, maka semua rahasia yang disembunyikan Fir'aun diketahui. Hal ini membuat sakit hatinya. Namun untuk berbuat sesuatu ia tidak berani.

Setelah dewasa, nabi Musa masih dalam ruang lingkup istana Fir'aun. Raja Fir'aun telah melupakan kejadian belasan tahun yang silam. la menganggap nabi Musa sebagai anaknya sendiri.

Pada suatu ketika disaat nabi Musa berjalan-jalan di kota raja, ia melihat dua orang sedang bertengkar. Satu diantara orang itu dari bani
Israil. Sedangkan yang satu golongan Fir'aun. Merasa kaumnya ditindas seperti Itu, maka darah mudanya menggelegak dan meninju orang itu. Tidak disangka tangan nabi Musa dapat membunuh orang itu hanya sekali pukul. Sedangkan golongan bani Israil melarikan diri.

Kejadian itu disaksikan oleh khalayak ramai. Karena pembicaraan orang-orang yang melihat peristiwa itu tidak dapat dihentikan akhirnya sampai juga di telinga Fir'aun. Mendengar kaumnya dibunuh oleh anak angkatnya, maka kemarahannya pun memuncak. Dipanggil isterinya dan dimarahi sebab anak yang diasuh sejak kecil telah membunuh kaumnya. Secara tidak langsung nabi Musa menghina ayah angkatnya, itu pikirnya.

Karena seharian nabi Musa tidak muncul, maka Fir'aun menyuruh semua pengawal dan algojonya mencari pemuda itu. Ternyata nabi Musa telah melarikan diri dan sudah meninggalkan istana. Nabi Musa melangkah tanpa tujuan pasti, sebab sejak kecil ia tidak pernah bertualang. Untuk itulah ia memohon kepada Allah agar menunjukkan jalan keselamatan.

Allah menuntun kaki nabi Musa hingga sampai di sebuah telaga negeri Madyan. la melihat sekelompok manusia sedang mengambil air dengan cara berebutan. Tampak disana dua orang perempuan yang tidak berebut. Mereka hanya melihat saja.

Nabi Musa mendatangi dua perempuan itu sambil menanyakan sebab musabab mereka tidak mau berebut air. Kedua orang perempuan itu menjelaskan bahwa dirinya tidaklah begitu kuat untuk menerobos kaum laki-laki. Kemudian mereka menerangkan siapa dirinya yang sebenarnya.

Karena kasihan melihat kedua perempuan itu, akhirnya nabi Musa membantunya untuk mengambilkan air. Betapa kuatnya ia, sebab orang-orang yang sedang berebut semuanya minggir begitu nabi Musa menerobos disela-sela mereka.

Kedua perempuan itu berterima kasih kepada nabi Musa. Kemudian mereka menanyakan asal usulnya. Kedua perempuan itu mendengarkan cerita nabi Musa dengan seksama. Karena merasa kasihan padanya, akhirnya kedua perempuan itu mengajak untuk mampir ke rumahnya.

" Anak muda, kata putriku kaulah yang menolong mereka, "tanya nabi Syu'aib. Ternyata kedua perempuan itu adalah anak nabi Syu'aib. Nabi Musa mengiyakan dengan menganggukan kepalanya.

" Ketahuilah aku adalah Syu'aib dan Allah telah mengangkatku sebagai nabi, "kata nabi Syu'aib memperkenalkan dirinya.

" Saya bernama Musa, dan merupakan orang pelarian. Sebab pengawal-pengawal Fir'aun akan membunuhku dikarenakan aku telah membunuh kaumnya, "kata nabi Musa menjelaskan. Nabi Syu'aib menanyakan sebab musababnya sehingga terjadi pembunuhan itu. Nabi Musa menceritakan dengan sebenarnya. Tahulah sudah bahwa nabi Musa berada dalam golongan benar. Nabi Syu'aib juga mengetahui tanda-tanda kenabian pada diri Musa.

Dengan diam-diam salah seorang anak nabi Syu'aib berdoa pada Allah.

" Ya Tuhanku, sesungguhnya aku sangat memerlukan suatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku !" doa salah satu putri nabi Syu'aib.

Allah mengabulkan doanya. Sebab nabi Musa tidak dapat menolak disaat putri itu meminta ayahnya agar membiarkan ia menjadi gembala ternaknya. Setelah beberapa bulan berlalu, maka nabi Musa sendiri yang meminang putri nabi Syu'aib. Nabi Syu'aib pun merestui. Sebagai mas kawinnya adalah Musa harus bekerja padanya selama delapan tahun. Nabi Musa pun menuruti perintah ayah mertuanya.

Setelah delapan tahun ia bekerja disana maka perkawinan dilaksanakan. Tiada pesta yang menandai perkawinan mereka. Seusai meresmikan pernikahan, nabi Musa ingin sekali menjenguk ibunya di Mesir, Hal itu diutarakan pada mertuanya.

Permintaan nabi Musa dikabulkan mertuanya, sebab mereka sama-sama menyadari bahwa keduanya menjadi utusan Allah. Namun sebelum berangkat nabi Syu'aib memberikan tongkat untuk dijadikan senjata nabi Musa.

Nabi Musa bersama isterinya berjalan dengan sembunyi-sembunyi karena takut diketahui oleh tentara Mesir. Mereka lebih senang berjalan pada malam hari. Karena pada saat seperti itu tentara Mesir tidak akan mengetahui kedatangannya.

Suatu ketika, tatkala nabi Musa berjalan dengan isterinya seperti biasa, ia melihat ada percikan api dikejauhan. Nabi Musa berniat untuk mengambilnya dan hendak dijadikan penerang jalan. Semakin dekat ia mendatangi api itu berasal dari rumah penduduk setempat. Betapa kagetnya ketika ia mengetahui bahwa api itu pada pohon dan kayunya tidak terbakar sedikitpun.

Di saat itu pula nabi Musa mendengar wahyu Allah : " Aku adalah Allah, Tuhan semesta alam. Sembahlah Tuhan Allah. Tiada Tuhan selain Dia, "begitulah wahyu itu turun. Allah juga menyuruh nabi Musa memasukkan tangannya kedalam api itu. Nabi Musa menuriti perintah itu. Api itu merupakan mukjizat tersendiri baginya. Sebab dari api itu ia akan berani menghadapi siapapun juga. Termasuk Fir'aun.
Kemudian ia kembali pada istrinya dan menceritakannya peristiwa itu. Istrinya hanya tercengang keheranan mendengar cerita nabi Musa. Merekapun lalu berangkat menuju kota raja.

3. Harun Sepupu Musa Diangkat Menjadi Nabi dan Rasul
 
Sebelum kisah nabi Musa kita teruskan, ada baiknya kita mengetahui cerita nabi Harun secara singkat. Sebab kedua nabi itu tidak dapat dipisahkan kisahnya. Secara kebetulan pula hidup secara bersama. yaitu pada masa kerajaan Fir'aun.

Ketika nabi Musa melakukan pembunuhan dan melarikan diri, Harun tidak tahu persoalannya, sehingga ia selamat dari kekejaman raja yang dzolim itu. Dengan demikian ia bisa hidup bebas di negeri Mesir. Karena pergaulannya di negeri itu maka setiap hari ia selalu menggunakan bahasa Mesir sehingga ia sangat fasikh.
Peristiwa pengangkatannya menjadi nabi ini semula karena nabi Musa mendapat wahyu dan menerima mukjizat. la (nabi Musa) meminta agar Allah menjadikan saudaranya itu seorang nabi pula. Hal ini disebabkan kurang pandai jika menghadapi Fir'aun.

" Ya Allah, jadikanlah saudaraku Harun sebagai pesuruh Mu,…

sebab ia fasih dan tegas. Selain itu agar ada orang yang membenarkan kenabianku, "

nabi Musa berdoa dengan mengangkat tangannya..

Doa itu dikabulkan oleh Allah. Dengan demikian Harun yang masih saudara sepupu nabi Musa juga menjadi seorang nabi dan Rasul

Minggu, 05 Juni 2016

Kisah Nabi Musa as ( chapter 1 )

Nabi Musa termasuk keturunan bani Israil. Dengan demikian ia masih keturunan nabi Ya'kub. Sebab dari nabi Ya'kublah Bani Israil tumbuh dengan pesatnya. la lahir sebelum nabi Isa dilahirkan. Beberapa ulama mengatakan bahwa nabi Musa dilahirkan mempunyai jarak waktu 1700 tahun dengan nabi Isa.
Nabi Musa dilahirkan pada daerah yang subur. Sebab di sana terdapat lembah sungai Nil. Lembah itu masih dalam wilayah Mesir. Masyarakat (bani) Israil mendiami tempat itu karena mereka tidak tahan dengan penindasan yang dilakukan oleh raja Fir'aun. Dalam beberapa waktu lamanya bani Israil merasakan kedamaian dan ketenangan. Namun hal itu tidak sampai berlangsung lama sebab daerah itu sudah diketahui pemerintah Mesir.

Meskipun demikian mereka masih diperbolehkan untuk mengolah tanah pertanian dan sebagai imbalannya mereka harus mengirim upeti pada raja Fir'aun.

Kedamaian ini tidak berlangsung lama, sebab raja Fir'aun memerintahkan membunuh bayi laki-laki yang dilahirkan dari seorang ibu bani Israil.

1. Mimpi Raja Fir'aun dan Pembunuhan Bayi Laki-laki
Ketika nabi Musa masih berada dalam kandungan ibunya, raja Fir'aun bermimpi negeri Mesir terbakar habis. Semula ia tidak menghiraukan mimpinya. Namun hal itu berulang-ulang hingga beberapa malam. Dari sinilah raja Fir'aun selalu merenung memikirkan arti impian itu. Namun ia tidak menemukan jawabannya.
Karena pikirannya selalu tertuju pada impian itu, maka ia memanggil ahli nujum.

" Aku minta bantuan kalian untuk memecahkan arti impianku yang selama ini selalu hadir dalam tidur, "kata raja Fir'aun membuka pembicaraan.

" Telah beberapa hari ini aku bermimpi ada anak kecil yang membakar negeri Mesir sampai habis. Anak itu laki-laki, "kata raja Fir'aun meneruskan pembicaraannya.

" Tolonglah untuk memecahkan arti mimpi itu, "katanya sejurus kemudian. Setelah itu suasana persidangan kembali sepi. Para ahli nujum tampak berpikir keras. Ada yang memejamkan matanya ada pula yang menundukkan wajah.

" Ampun baginda, jika menurut ramalan hamba memang negeri ini akan terbakar habis dan paduka digulingkan dari kursi kerajaan
oleh keturunan dari bani Israil, "kata ahli nujum itu menjawab. Semua yang mendengar penuturan itu menghela napas lega. Sebab jawaban itu hampir sama dengan jawaban para ahli nujum lainnya.

" Bagaimana menurut anggapan kalian. Apakah ucapan kawanmu itu benar ? "tanya raja Fir'aun kepada ahli nujum lainnya. Mereka hanya menganggukkan kepalanya saja pertanda setuju dengan ramalan tadi.
Berangkat dari penuturan itulah, akhirnya raja Fir'aun menyuruh semua prajuritnya untuk membunuh setiap anak laki-laki yang dilahirkan dari bangsa Israil. Dengan demikian dapat kita bayangkan bagaimana bayi laki-laki pada waktu itu. Semuanya dibunuh sesuai dengan peraturan raja Fir'aun.

Pembunuhan yang dilakukan oleh Raja Fir'aun terhadap bayi laki-laki itu bertujuan utnuk mencegah adanya kudeta kelak. la sangat takut jika turun dari kursi kejayaan. Untuk itulah ia mengumumkan akan membunuh bayi laki-laki yang dilahirkan oleh seorang ibu bani Israil.

Dengan adanya peraturan itu, tentu saja kedamaian bani Israil terganggu. Setiap hari selalu lerdengar ratapnya seorang ibu yang melihat anaknya dibunuh oleh prajurit Fir'aun. Jika orang tuanya melawan akan dibunuh pula. Hal ini berlangsung hingga lama.

Kekejaman Fir'aun sudah diabadikan dalam Al Qur'an surat Qoshsosh ayat 4:

surat Qoshsosh ayat 4

Artinya:
Sesungguhnya Fir'aun telah berbuat sewenang-wenang dimuka bumi dan menjadikan penduduknya terpecah belah, dengan menindas segolongan dan mereka, menyembelih anak laki-iaki dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya Fir'aun termasuk orang yang berbuat kerusakan. (Qoshsosh: 4)

Kekejaman Fir'aun tidak berhenti sampai disitu saja.la mengadu domba antara golongan masyarakat satu dengan yang lainnya. Sehingga timbullah perselisihan. Hal ini dilakukan karena Fir'aun sangat takut dengan penggulingan tahtanya. la berpikiran jika rakyatnya sudah terpecah belah, maka tidak ada kekuatan untuk melawan dirinya. Sungguh tipu daya yang baik sekali. Namun tipu daya itu tidak selamanya jaya, sebab kelak kerajaannya akan hancur. Dan yang menghancurkan kekuasaannya adalah keturunan bani Israil. Dialah Musa As.

Raja Fir'aun tidak berani menghadapi kenyataan sebab ia sudah berdosa pada bani Israil sebelum penyembelihan bayi laki-laki. Fir'aun telah memusuhi bani Israil sebelumnya sehingga mereka hidup di wilayah terpencil

2. Pembuangan Bayi Musa

 
Di saat terjadi penganiayaan dan penyembelihan terhadap semua bayi laki-laki dari bani Israil, lahirlah Musa dari rahim seorang wanita.lbunya sangat cemas pada keselamatan bayi itu. la tidak tega jika para prajurit menyembelih anaknya yang tampan dan molek itu.

Untunglah ia melahirkan pada malam hari, sehingga para prajurit tidak mengetahui kelahiran tersebut. Sungguh Allah akan melindungi umat pilihan-Nya. Begitu pula dengan kelahiran nabi Musa. Semua prajurit tidak menyangka bahwa di daerah bani Israil masih ada orang yang melahirkan bayi laki-laki.

Meskipun demikian ibu Musa sangat cemas dan takut. la cemas dengan keselamatan anaknya. Dan ia takut jika anaknya sampai diketahui prajurit. Tentu mereka akan membinasakan bayi nabi Musa.

Sebelum prajurit mengetahui kelahiran Musa di saat itu pula Allah menghendaki lain. Allah memerinntahkan ibu Musa untuk menghanyutkan anaknya di sungai Nil. Semula ibunya ragu. namun demi keselamatan mereka bersama, akhirnya ia merelakan juga.

Nabi Musa yang masih bayi itu dihanyutkan dan dimasukkan dalam peti. Ibunya menatap peti itu dengan berurai air mata.

" Jika Allah menghendaki kelak pasti kita akan bertemu. "demikian kata wanita itu. la yakin Allah akan melindungi anaknya.

Peti berisi bayi Musa itu hanyut dan mengikuti aliran sungai Nil sampai di belakang istana. Kebetulan istri Fir'aun sedang mandi di sungai Nil. la sangat heran begitu melihat sebuah peti terapung di atas air. Semakjn lama peti itu semakin mendekati dirinya. Kemudian peti itu diambil dan dibukanya. Betapa terkejutnya ia begitu melihat isi peti itu. Ternyata dalam peti ada seorang bayi laki-laki elok rupanya.

Istri Fir'aun segera menggendongnya. la sangat senang kepada bayi itu sebab selama ini dia belum dikaruniai anak. Bayi itupun dibawa pulang ke istana dan ditunjukkan pada Fir'aun.

" Baginda, hamba mendapatkan seorang bayi yang molek dan hamba berniat untuk mengambilnya sebagai anak angkat, kata isterinya dengan suka cita. Sebentar-sebentar diciumnya kening bayi itu.

Semula Fir'aun tidak mau menerima bayi itu sebagai anaknya. la berprasangka bahwa bayi itu yang kelak akan menghancurkan kerajaannya. Namun setelah isterinya bersikeras, maka Fir'aun pula mengabulkan juga.
Ketika bayi itu lapar, maka terdengarlah tangisnya. Semula istri Fir'aun memberikan air susunya, namun bayi Musa tidak mau mengisap. la tetap menangis. Karena kebingungan, akhirnya istri Fir'aun mencari seseorang yang mau menyusui anak angkatnya. Semua wanita mencoba memberikan air susunya, namun bayi nabi Musa tetap menolaknya.

Ibu nabi Musa mendengar bahwa bayinya tidak mau diteteki wanita manapun. Dan ia mendengar bahwa bayinya telah dipelihara dalam istana. Semula ia khawatirakan keselamatan anaknya. Namun kekhawatirannya itupun sirna, sebab semuanya diserahkan pada Allah.

Akhirnya datanglah ibu Nabi Musa ke istana. la menyamar sebagai wanita inang. Ia tetap menyembunyikan kenyataan yang sebenarnya.

Sungguh besar kekuasaan Tuhan. Akhirnya ibu dan anak itu dipertemukan lagi. Setelah ibunya memberikan air susunya, barulah nabi Musa terdiam. Semua wanita yang hadir dan yang telah mencoba menyusui bayi nabi Musa merasa heran. Meskipun demikian mereka tidak berani mengatakan yang bukan-bukan di hadapan permaisuri.

Karena bayi Musa lebih cocok dengan air susu ibunya, maka permaisuri menyuruhnya tinggal dalam istana. Dengan demikian nabi Musa dibesarkan ibunya sendiri dengan mendapatkan bayaran dari raja Fir'aun.

Berangsur-angsur kecurigaan Fir'aun itu lenyap terlupakan. la menyayangi anak angkatnya (nabi Musa) dengan sepenuh hati. Sebab ia tidak mendapatkan anak sama sekali setelah sekian lama berumah tangga. Menurut sebuah riwayat istri Fir'aun bernama Siti Aisyah…

Jumat, 03 Juni 2016

Kisah Nabi Musa as dan putri nabi syu’aib

Sesungguhny musa as. Menjual tenaganya selama delapan atau sepuluh tahun demi menjaga kesucian kemaluannya dan menjaga kesucian perutnya,  sabda rosulullah saw. Sebagaimana diriwayatkan oleh ibnu majah dari utbah bin mundzir as-sulami

Perjalanan hidup nabi musa dan putri nabi syuaib menjelang pernikahan hingga rumah tangganya berjalan delapan atau sepuluh tahun merupakan cermin yang dapat di jadikan bahan renungan bagi muda mudi yang hendak beranjak menikah atau bagi orang- orang yang mengawali bahtera kehidupan berumah tangga pada sepuluh tahun pertama. Bahwa setelah kesulitan pasti ada kelapangan, asal rumah tangga itu menyertakan ketakwaan..ALLAH mengabadikan kisah yang anggun dan mengesankan itu pada kitab suci al-quran surat al-qoshos ayat 20-28

Tatkala menerima nasehat dari laki-laki bijak untuk meninggalkan mesir karena fir’aun dan punggawa negri itu berencana membunuhnya, maka nabi musa buru buru keluar dari negeri nil itu dengan perasaan takut dan khawatir. Ia berjalan sembari menoleh ke sana kemari, karena takut di ketahui oleh fir’aun. Ia tidak tau kemana ia harus menuju dan kemana ia harus pergi, kerena ia belum pernah sama sekali keluar dari negri mesir, akan tetapi karena ia adalah nabi, pasti  ALLAH membimbingnya.

Sesampai di negri madyan, tepatnya disebuah sumber air, nabi musa menjumpai sekumpulan orang laki laki sedang berebutan meminumkan ternaknya, sementara tidak jauh dari tempat itu dua gadis sedang menambatkan ternaknya dengan muka penuh keteguhan.

Nabi Musa lalu menghampiri keduanya, seraya bertanya, “apakah maksud kalian dengan berbuat begitu ?
Kedua gadis itu menjawab : kami tidak dapat meminuman ternak kami, sebelum penggembala penggembala itu meminumkan ternaknya, sedang bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut  sianya,
Mersa iba,nabi musa lalu membantu meminumkan ternaknya.

Para penggembala itu setelah selesai memberi minum ternaknya biasanya mereka menutup mulut sumber air tersebut dengan batu besar.nabi  Musa mengangkat batu besar itu sendirian. Padahal, menurut sahabat umar bin khottob ra, batu besar itu tidak bisa di angkat kecuali oleh sepuluh orang. Dia lalu memberi minum ternak  gadis itu, kemudian setelah selesai , dia mengembalikan batu seperti semula.

Nabi musa setelah itu berteduh di bawah pohon, dia bermunajat kepada ALLAH seraya berdoa mengadu,

“ya tuhanku, sesungguhnya aku sangat memerlukan suatu kebaikan (rejeki) yang engkau turunkan padaku.”

Saat itu dia merasakan lapar yang sangat, perutnya di ibaratkan menempel dengan punggungnya. Sayur mayur dan dedaunan yang slalu di makannya beberapa hari belakangan dalam perutnya bahkan tampak kelihatan dari luar. Sementara dua gadis tadi telah pulang pulang lebih awal dari biasanya.
Tidak berselang lama, dua gadis yang di tolongnya tadi datang menghampirinya seraya malu malu. Keduanya adalah putri nabi syuaib as. “ sesunggauhnya bapakku mengundangmu agar ia memberi balasan terhadap kebaikanmu memberi minum terna kami”. Ucap salah satu gadis itu jelas dan terang terangan. Sikap ini dikedepankan karena kedua gadis ini kuat dalam hal memelihara kehormatan diri dari lawan jenis

Ketika nabimusa mendatangi bapaknya (syuaib), ia di jamu secara soesial. Lalu ia menceritakan kisah yang di alaminya,nabi syuaib as berkata menghibur, “ janganlah kamu takut, kamu telah selamat dari orang orang dzolim itu. Daerah ini bukan wilayah mereka.

Sesaat kemudian, salah satu dari putri nya berkata : wahai ayah ambillah ia sebagai orang yang bekerja pada kita, meminumkan ternak kita, karena sesungguhnya orang paling baik yang engkau ambil untuk bekerja pada  kita adalah orang yang kuat lagi dapat di percaya.”nabi Syuaib bertutur : apa yang engkau ketahui tentang dia ?” putrinya menjawab dengan menunjukkakn gambaran kekuatan dan amanah nabi musa as. “ dia mampu mengangkat batu besar yang tidak akan mampu di angkat kecuali oleh sepuluh orang. Dan tatkala aku berjalan bersamanya dan aku berada di depannya,karena akul lah yang tau arah menuju rumahku, dia berkata kepadaku : berjalanlah kamu di belakangku. Jika arah jalannya akan belok, maka lemparkan kerikil kepadaku ke arah kiri atau kanan agar aku tahu arah yang benar.”

Nabi Syuaib as. Berkata kepada musa hendak mengemukakan rencana spektakuler, “ sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah satu dari putriku ini, atas dasar ( dengan syarat ) kamu bekerja denganku 8 tahun dan jika engkau genapkan 10 tahun, maka itu adalah suatu kebaikan dari mu, maka aku tidak hendak memberatimu. Dan kamu insya ALLAH akan mendapatiku termasuk orang orng yang baik.”

Nabi Musa menjawab : “itulah perjanjian antara aku denganmu. Dan ALLAH adalah saksi atas apa yang kita ucapkan.

“siapakah anakku yang engkau pilih ?” tanya nabi syuaib as. “ terserah engkau saja, mana di antara kedua putrimu yang engkau tetapkan, maka aku tidak akan menolaknya. “ nabi syuaib lalu menikahkan putrinya yang paling muda dengan nabi musa, sedang nabi musa memilih menyempurnakan perjanjiannya sepuluh tahub sebagai tambahan kebaikan darinya.

“sesungguhnya nabi musa menjual tenaganya selama 8 atau 10 tahun demi menjaga kesucian kemaluannya menjaga kesucian makanan perutnya.” Sabda rosulullah sebagaimana yang di riwayatkan oleh imam ibnu majah dari uthbah bin mundzir as-sulami.

Setelaha masa perjanjian selesai, musa nabi musa memohon izin kepada mertuanya untuk kembali ke mesir. Nabi syuaib as mengzinkannya, sebelumnya nabi musa meminta istrinya agar memohon kepada bapaknya di beri kambing yang dapat menopang kehidupan rumah tangganya. Bapaknya pun memberikan kepadanya setiap anak yang di lahirkan dari induknyapada tahun itu. Nabi musa kemudian memboyong istri dan anaknya serta kambing kambingnya ke negri asalnya, mesir.

Dari sini sebagian ulama’ berpendapat bahwa ujian ( susah ) berumah tangga lazimnya di alami pasangan suami istri pada 8 atau 10 tahun pertama. Bila ujian itu di lalui dengan lulus, maka rumah tangga akan menjadi bahagia, harmonis danlapang pada masa masa berikutnya, insya ALLAH, asal tentunya sikap taqwa,shaleh slalu menyertai rumah tangga tersebut. ^_^

Rabu, 01 Juni 2016

Kisah Nabi Syu'aib as

Nabi Syu'aib masih keturunan Luth yaitu putra As. Dan As putra Luth. NaDi Syu'aib diutus Allah untuk membenahi kaum Madyan. Kaum itu tidak lagi menyembah ajaran nabi Luth. Mereka ingkar begitu nabi Luth wafat. Mereka lebih senang berbuat kemaksiatan dan kerusakan. Mereka tidak lagi menyembah Allah sebagaimana yang telah diajarkan nabi Luth. Sesembahan yang menjadi tuhannya ialah berhala.
Tidak itu saja, mereka mempunyai kebiasaan yaitu mengurangi takaran timbangan. Mereka akan mencekik pembeli di waktu musim paceklik. Sebab saat itu barang dagangan murah, mereka membeli sebanyak-banyaknya dan menyimpan dalam gudang hingga musim paceklik. Pada musim itu barulah dikeluarkan semua barang dagangan itu dan menjualnya dengan harga tinggi.

Kaum Madyan tidak memiliki sifat toleransi. Mereka senang menginjak-injak hak asasi saudaranya. Mereka senang merampok dan berbuat kerugian sesamanya.

Dikarenakan sifat mereka seperti itulah maka penduduk tidak berani tidur malam dengan tenang. Penduduk tidak berani berdagang karena mendapat ancaman dan penganiayaan.

Demi melihat keganjilan-keganjilan di daerah sekitarnya membuat nabi Syu'aib tidak tinggal diam. la mulai mengajak kaum Madyan segera meninggalkan perbuatan-perbuatan itu. Nabi Syu'aib merasa prihatin akan kelakuan orang-orang Madyan

Kenabian Syu'aib telah diterangkan dalam Al Qur'an surat Hud Ayat 84:

Surat Hud ayat 84

Artinya: Dan kepada (penduduk) Madyan (kami utus) saudara mereka, Syu'aib. la berkata : "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tiada Tuhan bagimu selain Dia. Dan janganlah kamu mengurangi takaran dan timbangan, sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik (mampu) dan sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan azab hari yang membinasakan (kiamat). (Huud :84)

1. Tingkah Laku Kaum Madyan
Kaum Madyan adalah kaum yang menduduki daerah Madyan dekat Mi'an. Kampung itu terletak di tengah-lengah antara Syam dan Hijaz. Mereka mempunyai pekerjaan niaga. Mulai kecil sudah diajarkan bagaimana caranya berdagang yang berhasil. Sehingga tidak mengherankan jika mereka hidup dengan tenang dan tidak pernah mengalami kerugian sedikitpun.

Meskipun demikian, kaum Madyan mempunyai perilaku yang jelek. Contohnya saja ialah mengurangi takaran timbangan. Sehingga barang yang dibeli orang tidak sama dengan timbangan. Jika barang yang dijual itu beratnya sekilo belum tentu sama dengan takarannya.

Kaum Madyan pada umumnya ingkar dan tidak menyembah Allah. Mereka beralasan demikian, sebab menurutnya Allah tidak dapat dilihat. Mereka lebih suka menyembah berhala. Di rumah-rumah banyak terdapat patung batu sebagai tuhannya. Mereka juga menyediakan tempat khusus untuk pemujaan. Tempat itu berupa tanah lapang, kemudian diletakkan patung batu. Sekali tempo kaum Madyan mendatangi patung itu secara berbondong-bondong.

Bukan itu saja, kaum Madyan tidak mau bekerja keras. Mereka hanya bermalas-malasan setiap hari. Karena yang demikian inilah orang-orang Madyan banyak yang menjadi perampok, penyamun dan pencuri.
Akibatnya penduduk kota dan kafilah yang melewati perkampungannya tidak tenang.

Orang Madyan tidak segan-segan menganiaya dan membunuh mangsanya. Jika barang yang dikehendaki tidak diberikan. Karena hal ini terus berkelanjutan, maka orang-orang yang beriman tidak dapat tidur dengan tenang. Mereka memikirkan hartanya, jika sampai dirampok oleh sebagian orang-orang Madyan.

Kaum Madyan tidak lagi menegakkan kebenaran seperti yang pernah diajarkan oleh nabi Luth kepada bapak moyangnya. Mereka menganggap orang tua yang masih menyembah Allah adalah bodoh. Dengan memberikan alasan yang meyakinkan mereka mengajak para orang tua untuk menyembah selain Al­lah. Jika orang-orang itu tidak mau menuruti, maka mereka akan disiksa.

Karena kejujuran sudah tidak ada lagi diantara mereka, akibatnya saling mencurigai. Apalagi dalam berdagang, mereka membeli barang-barang ketika masih murah dan menjualnya kembali ketika musim paceklik dengan harga tinggi. Tentu hal ini bertentangan dengan ajaran agama Islam. Namun mereka tidak pernah mempunyai pikiran bahwa suatu saat harta itu akan lenyap.

2. Dakwah Nabi Syu'aib
Ketika semua penduduk kota sudah tidak ada lagi yang mau berbuat kebajikan, akhirnya Allah mengangkat nabi-Nya. Orang itu adalah nabi Syu'aib. Nabi Syu'aib diutus untuk menegakkan kebenaran dan memerangi kebatilan serta membenahi akhlak kaum Madyan yang telah bejat

Mula-mula nabi Syu'aib hanya melihat perbuatan mereka, namun setelah semakin lama semakin tidak karuan akhlaknya membuatnya mengambil suatu tindakan. Nabi Syu'aib berusaha untuk mengembalikan mereka ke jalan yang benar dengan kata-kata yang lembut tapi agak pedas. la ingin tahu reaksi masyarakat Madyan setelah mendengar ucapannya.

Sasaran dakwahnya yang pertama ialah penghapusan penyembahan pada berhala.

" Hai saudara-saudaraku, hentikan penyembahan terhadap patung itu. Sembahlah Allah yang telah menjadikan langit dan bumi, "ajak nabi Syu'aib suatu ketika. Ajakannya ini mendapat tanggapan lain dari orang-orang Madyan. Mereka menganggap bahwa nabi Syu'aib sudah tidak waras.

" Wahai Syu'aib, mengapa kau melarang kami menyembah tuhan-tuhan itu. Jika kau tidak senang maka tinggalkan tempat ini, "kata kaum Madyan dengan marah sebab tuhannya telah dihina.

" Allah, tidak ada yang dapat menyamai-Nya. Ketahuilah bahwasannya Allah adalah Tuhan yang dapat menolong kesulitan, "kata nabi Syu'aib dengan suara tenang.

Kaum Madyan tidak suka mendapat seruan berupa ajakan itu. Setiap sore mereka duduk-duduk ditengah jalan untuk menghalangi orang-orang yang hendak menuju rumah nabi Syu'aib. Kaum Madyan senang sekali menghina pengikut nabi Syu'aib. Mereka menganggap orang yang mengikuti nabi Syu'aib adalah orang-orang bodoh, tolol dan banyak lagi cacian yang menyakitkan bati.

Orang-orang (pengikut) nabi Syu'aib melaporkan penghinaan yang diterimanya dari mereka. Namun nabi Syu'aib tidak pernah marah sedikitpun. Beliau justru mendoakan agar diberi jalan terang sehingga ajakannya dapat diterima oleh mereka.

Karena setiap bari, pengikutnya selalu mendapat hambatan dan hinaan, akhirnya nabi Syu'aib berkata pada kaum Madyan. Perkataan ini sudah diabadikan dalam Al Qur'an surat Al A'rof ayat 86:


Artinya: Dan janganlah kalian duduk di tiap-tiap jalan dengan menakut-. nakuti dan menghalangi orang yang beriman dari jalan Allah, dan menginginkan agar jalan Allah itu menjadi bengkok. Dan ingatlah di waktu dahulunya kamu berjumlah sedikit, lalu Allah memperbanyak jumlah kamu. Dan perhatikanlah bagaimana kesudahan mereka (orang-orang) yang berbuat kerusakan. (Al A'rof: 86)

Setiap nabi Syu'aib melakukan dakwah selalu mendapat hinaan dan cacian dari kaum Madyan. Mereka berusaha untuk menghentikan dakwah itu. Namun sejauh itu usahanya tidak pernah memperoleh hasil. Sebab nabi Syu'aib mendapat lindungan dari Allah.

Karena tujuan utama yaitu menyuruh kaum Madyan meninggalkan sesembahan mereka tidak berhasil maka beliau tidak berhenti sampai disitu. Beliau masih mengupayakan agar kaum Madyan mau mengikuti ajarannya.

"Wahai kaumku, aku tidak pernah meminta upah dan minta pujian dari kalian. Aku mengajak kalian menyembah Allah karena hanya Dia yang patut disembah. Hentikanlah penyembahan kalian terhadap batu-batu yang bisu itu, "kata nabi Syu'aib pada suatu perkumpulan.

" Hai Syu'aib, apakah agamamu menyuruh agar kami menghentikan penyembahan yang sudah diturunkan bapak-bapak kami ? "tanya beberapa orang Madyan bertanya dengan nada sinis

Bagaimana jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku ? "tanya nabi Syu'aib kepada mereka.
" Bukti apa yang hendak kau tunjukkan pada kami ? "tanya mereka. Mereka tidak pernah mau mengakui kebenaran nabi Syu'aib sehingga semua seruannya selalu mendapat tantangan.

" Apakah kalian tidak pernah mendengar cerita dari kakek nenek, bapak dan ibu mengenai hancurnya kaum Nuh dan Luth? "tanya nabi Syu'aib. Demi mendengar jawaban itu kaum Madyan berpikir dua kali sebelum membuka suara lagi. Diantara kaum Madyan ada juga yang membenarkan ucapan itu mengakut kenabian Syu'aib. Namun sebagian lagi tidak mau mendengarkan ucapan-ucapan nabi Syu'aib selanjutnya.

Sedikit demi sedikit kaum Madyan meninggalkan nabi Syu'aib beserta pengikutnya. Akhirnya tidak ada lagi yang tersisa satupun juga. Sebelum pergi mereka mengejek ajaran nabi Syu'aib dan mengatakan bahwa beliau telah sinting.

Karena ajakannya tidak pernah didengarkan oleh kaum Madyan akhirnya nabi Syu'aib pergi ke wilayah lain. Di sana terdapat Ashabul Aikah. Nabi Syu'aib berharap agar dakwahnya ditengah-tengah masyarakat setempat diterima dan ajarannya diikuti.

Namun kaum itu tidak ada bedanya dengan kaum Madyan. Bahkan mereka lebih berani menghina nabi Syu'aib. Mereka mengatakan bahwa nabi Syu'aib adalah penyihir. Meskipun demikian nabi Syu'aib tidak pernah marah dan beliau tetap meneruskan dakwahnya hingga ada pula yang mau mengikuti ajarannya.
Karena masyarakat setempat selalu menghina dan berusaha menghalang-halangi dakwahnya, akhirnya nabi Syu'abi meminta dan mengadukannya kepada Allah.

3. Azab Yang Membinasakan Kaum Madyan dan Kaum Ashabul Aikah
Setelah semua usaha nabi Syu'aib untuk mengajak kembali, kedua kaum itu tidak menemui hasil, maka beliau meminta pertolongan pada Allah.

" Ya Allah,bukakanlah pintu hati mereka agar mau mengikuti ajaranku," doa nabi Syu'aib.

Nabi Syu'aib yakin bahwa suatu saat kaum Madyan dan kaum Ashabul Aikah akan mau menerima ajarannya. Berangkat dari pemikiran itulah ia tetap meneruskan dakwahnya dengan tidak mengenai putus asa sedikitpun. Seperti biasa ia selalu mendapat cacian dan hinaan dari kaum Ashabul Aikah.

" Wahai saudaraku, jika kalian tidak mau menyembah Allah dan menghentikan semua perbuatan maksiatmu, niscaya Allah menurunkan azab-Nya, "kata nabi Syu'aib kepada kaum Ashabul Aikah.

Kaum itu sudah tidak menggubris seruan nabi Syu'aib. Begitu mendengar kata-kata itu, mereka malah ingin buktinya.

" Tunggulah barang beberapa hari ini. Niscaya kalian akan merasakannya, "kata nabi Syu'aib. Kemudian beliau berkemas dan mengajak semua pengikutnya meninggalkan perkampungan itu. Mereka menuju perkampungan kamu Madyan.

Setelah kepergian nabi Syu'aib dan pengikutnya, tiba-tiba awan di langit bergulung-gulung bergerak perlahan-lahan. Tak lama kemudian menaungi kaum Ashabul Aikah. Awan itu menimbulkan hawa panas. Akibatnya orang-orang mengeluh kepanasan.

Mereka mencari naungan lagi dan mencari angin yang bisa melenyapkan kegerahannya. Tiba-tiba datanglah guntur yang menyambar mereka. Sungguh janji Allah itu benar. Pada hari itu merupakan siksaan bagi kaum Ashabul Aikah yang telah mendustakan nabi-Nya.

Untunglah nabi Syu'aib dan pengikutnya sudah keluar meninggalkan wilayah itu sehingga mereka selamat dari azab itu. Setelah tiba di wilayah Madyan, nabi Syu'aib melakukan dakwah kembali. Namun kaum itu masih berpendirian seperti dulu.

" Wahai kaumku, apakah kalian tidak mengetahui bahwa orang-orang yang mendiami wilayah Ashabul Aikah telah mengalami siksaan, "kata nabi Syu'aib dengan memberikan contoh kaum Ashabul Aikah.

" Wahai Syu'aib bencana itu sudah wajar. Bencana itu datangnya bukan dari dirimu juga bukan dari Tuhanmu, melainkan dari alam, "teriak mereka seraya mengejek nabi Syu'aib.

" Jika kalian tidak mau menerima ajaranku dan enggan meninggalkan perbuatan maksiat, niscaya Allah akan menurunkan siksaan padamu juga, "kata nabi Syu'aib memperingatkan.

" Jika memang benar itu merupakan siksaan dari Tuhanmu, kami ingin merasakannya juga, "kata mereka dengan congkaknya.

Karena semua nasehat tidak pernah mendapat tanggapan sendikitpun dari kaum Madyan akhirnya nabi Syu'aib dan pengikutnya meninggalkan wilayah Madyan.

Setelah beberapa hari sepeninggal nabi Syu'aib beserta pengikutnya maka azab Allah diturunkan. Azab itu berupa guntur. Hanya sekali sambar, maka kaum Madyan tidak ada lagi yang tersisa. Itulah balasannya jika mendustakan nabi yang telah menunjukkan jalan kebenaran.

Mengenai azab yang diturunkan Allah kepada kaum Madyan telah diabadikan dalam Al Qur'an sural Huud ayat 94.

Nabi Syu'aib dan pengikutnya yang beriman terlepas dari bencana siksa Allah itu karena sebelumnya sudah disuruh Allah mengungsi. Demikianlah kisah nabi Syu'aib yang telah berjuang untuk menegakkan ajaran kebenaran.

Surat Huud ayat 94

Artinya:
Dan tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Syu'aib dan orang-orang yang beriman bersama-sama dengan dia dengan rahmat Kami, dan orang-orang itu zalim dibinasakah oleh satu suara yang mengguntur. Lalu jadilah mereka mati bergelimpangan di rumahnya. (Huud: 94)

Nabi Syu'aib dan pengikutnya yang beriman terlepas dari bencana siksa Allah itu karena sebelumnya sudah disuruh Allah mengungsi. Demikianlah kisah nabi Syu'aib yang telah berjuang untuk menegakkan ajaran kebenaran.