Jumat, 29 Juli 2016

Kisah Nabi Isa as - Mukjizat Nabi Isa Saat Masih Kecil

Setelah Maryam mengasingkan diri untuk melahirkan Isa, Maryam yang kembali menuruni bukit, meniti jalan dengan penuh kehati-hatin karena ia menggendong seorang bayi. Sesekali Maryam mencium bayi yang ia gendong dan menutupkan tudung agar bayi yang ada dalam gendongan itu tak tersengat sinar matahari. Maryam terus berjalan, seakan tidak peduli pada apa yang kelak terjadi. Ia sudah diberi satu kekuatan oleh Allah swt. “Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun pada hari ini.” (QS. Maryam ayat; 26)
mukjizat-nabi-isa-saat-masih-kecil
Hingga akhirnya, Maryam sampai ditengah-tengah kaumnya. Ia memasuki kampung tanpa bicara, diam seperti memasuki kota asing yang tak perlu dihiraukan apa pun yang akan terjadi nanti. Orang-orang memandangnya dengan penuh keheranan. Apalagi Maryam sebelum pergi tidak membawa apa pun, tapi saat pulang ke kampung halaman tiba-tiba wanita suci itu berjalan dengan menggendong seorang bayi.

Pada malam hari. Di altar langit, muncul sebuah bintang yang menawan. Bintang itu seperti memancarkan percik sinar keemasan yang menyilau. Sementara itu, di tempat lain, raja Persia menatap bintang itu dengan penuh kekaguman. Di dalam hati, dia merasa ada yang lain dari bintang-bintang yang pernah dia lihat. Entah kenapa, saat dia melihat bintang itu, dia merasa tentram dan bahagia.

Perasaan itu mengundang rasa penasaran di dalam pikiran. Akhirnya, dia memanggil seorang  paranormal. Dia menceritakan tentang bintang itu. Sang paranormal pun angkat bicara. “Kemudian bintang itu tidak lain sebagai penghormatan atas lahirnya seorang bayi yang istimewa di muka bumi ini.”

Raja Persia penasaran. Siapa bayi itu? Dia pun memutuskan untuk mengirim beberapa orang kepercayaannya dengan membawa emas, dan susu dan berbagai hadiah. Semua itu akan diberikan keada bayi istimewa tersebut. Para utusan itu melintas dari satu kampung ke kampung yang lain, hingga akhirnya mereka tiba di negeri Syam. Di negeri Syam itu, para utusan raja Persia itu menemui raja Syam menanyakan apa maksud dari kedatangan mereka itu. Mereka menceritakan semua.

Setelah mendengar cerita dari utusan raja Persia itu, raja Syam pun tidak ragu lagi jika bayi yang dicari itu tidak lain adalah Isa. Raja Syam langsung terpikir soal kelahiran Nabi Isa, karena Nabi Isa sudah bisa berbicara saat masih dalam buaian dan kabar itu santer terdengar ke segenap penjuru negeri Syam.

Akhirnya, raja Syam memanggil pengawalnya, dan meminta pengawalnya itu mengantar para utusan raja Persia ke tempat tinggal Isa. Tetapi di balik niat baik itu, raja Syam sebenarnya punya niat jahat. Sebelum pengawalnya itu pergi, ia berpesan bahwa setelah para utusan raja Persia itu pergi, mereka harus membunuh Isa.

Rombongan utusan raja Persia yang diantarkan oleh pengawal raja Syam itu akhirnya sampai ke tempat tingal Nabi Isa. Para  utusan raja Persia langsung menyampaikan salam dari raja mereka dan memberikan semua hadiah yang mereka bawa. Tapi para utusan raja Persia itu tahu niat jahat raja Syam. Maka, sebelum mereka berpamitan, mereka membisikkan kepada ibu Isa, Maryam, tentang niat jahat dari raja Syam itu. Seketika itu, Maryam tersentak. Ia mau tak mau harus menyelamatkan Isa. Maryam pun membereskan barangnya dan membawa bayinya keluar dari negeri Syam kemudian pergi ke Mesir. (Di sanalah kemudian nabi Isa dibesarkan hingga mencapai usia 2 (dua) tahun, dan di usia itu Nabi Isa sudah terlihat memiliki keistimewaan, dianugerahi beberapa mukjizat.

Suatu hari, Dihqan (sebutan untuk seoang pemimpin satu daerah atau wilayah) yang rumahnya ditempati Maryam. Isa merasa kehilangan sejumlah uang dirumahnya. Sedang rumah itu tidak ditinggali, kecuali oleh orang-orang fakir miskin, orang-orang jompo, dan para musafir. Dihqan  tidak mengetahui siapa yang telah mengambil uangnya, namun petunjuk yang didapatkannya mengarah dan memberatkan pada Maryam sebagai sang tertuduh.

Seisi rumah langsung diliputi ketegangan. Mereka yang tinggal  dirumah itu menuntut uang itu dikembalikan agar pemilik rumah tetap mengizinkan orang-orang miskin dan papa itu untuk tinggal dirumah tersebut. Saat Isa mengetahui hal itu, ia langsung mendekati satu per satu penghuni rumah itu. Dua di antara orang-orang yang tinggal di rumah itu, menjadi pusat perhatian Isa. Dua oang itu yang satu tuna netra, dan yang satunya lagi lumpuh. Tanpa bertanya   sesuatu apa pun. Isa langsung berbicara kepada orang yang buta.

“Angkatlah orang yang lumpuh itu, dan gendonglah dia!”

“Aku tidak mampu melakukannya.” jawab orang yang buta tersebut. “Kamu pasti mampu! Lakukanlah seperti ketika kamu berdua mengambil uang yang hilang dari lubang kamar.”

Setelah Isa berkata seperti itu, mereka berdua akhirnya mengakui perbuatan mereka dan mengembalikan uang yang mereka ambil dari si pemilik rumah. Sejak saat itu, orang-orang di rumah tersebut menaruh hormat kepada Isa, meskipun ketika itu Nabi Isa masih sangat kecil dan belum diangkat menjadi Nabi. Isa masih kecil waktu itu dan kerap bermain dengan teman-teman sebayanya. Sekali pun masih kecil, Isa selalu membuat hal yang tak terduga bisa terjadi. Pernah suatu hari, Isa berkumpul dengan teman-temannya dan Isa mengatakan, “Maukah kau aku beritahu sesuatu yang disembunyikan oleh ibumu?”

Salah satu dari anak itu pun menjawab, “Tentu saja.”

Lalu, Isa memberitahukan, “Ibumu telah menyimpan ini dan itu darimu.”

Anak itu diliputi perasaan bimbang. Apakah benar yang dikatakan oleh Isa itu? Padahal dia selama ini melihat ibunya sangat dan penuh perhatian terhadapnya. Tetapi, asa penasaran membuat anak itu berjalan pulang ke rumah. Sepanjang perjalanan, pikirannya diliputi kegalauan. Jarak antara tempat dia berbicara dengan Isa dan rumahnya serasa jauh. Ia pun berjalan dengan cepat, dan sudah tak sabar ingin bertanya keada ibunya tentang apa yang  disampaikan oleh Isa.
Setelah sampai di rumah anak itu pun langsung menerabas masuk ke dalam rumah. Ia langsung menemui ibunya. Dan kilatan mata yang tajam di upil mata anak itu ketika ia dengan nanar menatap ke arah ibunya. Ibu anak itu merasa heran. Apalagi tak lama kemudian anak itu berkata dengan tiba-tiba. “Wahai ibuku.... berikanlah aku makanan yang kau sembunyikan dariku.”

Ibu anak itu pun merasa aneh dengan apa yang dikatakan oleh anaknya. Tidak pernah anak itu seperti hal itu sebelumnya, seolah-olah anak itu tahu apa yang disembunyikan oleh ibunya. Tetapi, ibu, anak itu merasa tidak bersalah. Sekalipun merasa tertuduh, ibu anak itu menjawab seolah-olah tidak tahu apa yang aku sembunyikan darimu?”

Anak itu menjawab, “Makanan ini dan itu.”

Setelah anak itu menyebutkan makanan yang dimaksud, ibunya tak bisa mengelak lagi. Tetapi di dalam hati, sang ibu merasa anaknya itu tahu apa yang telah disembunyikan. Kemudian ibu anak itu pun bertanya, ”dari mana kau tahu ibu menyembunyikan makanan tersebut?”

“Aku diberitahu oleh Isa bin Maryam“, jawab anak itu.

Saat mendengar nama Isa disebut ibu, anak itu merasa tercekat. Ada setangkup beban dan rasa bersalah yang melingkupi pikiran. Labih dari itu, ibu anak itu pun tahu. Isa bukanlah orang biasa.

Hari berlalu dan bulan berbilang. Suatu hari anak Dihqan mengadakan acara jamuan makan. Anak Dihqan mengundang orang-orang itu datang menghadiri undangan dan jamuan makananan pun dihidangkan. Aroma sedap menguar dan mereka semua makan dengan lahap. Dan satu kebiasaan dalam acara jamuan semacam itu yang tak bisa ditinggalkan.

Usai jamuan makan selesai, anak Dihqan pun menyuguhkan minuman, yakni minuman arak. Tapi, harapan anak Dihqan yang ingin menyenangkan tamu undangan, ternyata bertepuk sebelah tanga. Guci arak milik anak Dihqan rupanya kosong. Muka anak Dihqan langsung pucat pasi karena diliputi perasaan malu. Isa yang melihat kejadian itu, kemudian mendekat ke arah guci. Sejenak dia mengusap sekeliling guci. Keajaiban pun terjadi Guci itu tiba-tiba sudah dipenuhi kembali dengan arak dari jenis  yang terbaik. Orang-orang yang melihat kejadian itu merasa heran dan berdecak kagum. Peristiwa itu membuat Isa dihormati banyak orang.

Tidak lama setelah itu, Isa dan Maryam kembali ke Baitul Maqdis, kampung halaman mereka. Ketika Isa menginjak usia tiga belas tahun, Allah memerintahkan untuk meninggalkan Mesir dan kembali ke Bethel (nama kota di Baitul Maqdis). Maryam dan Isa kemudian menemui Yusuf (anak dari paman ibunya). Setelah itu, Yusuf menaikkan keduanya ke atas keledai hingga mereka tiba di Bethel dengan keledai itu. Kemudian Isa menetap di sana, dan mendapatkan kitab Injil, diajarkan kitab Taurat, diberi mukjizat bisa menghidupkan orang yang telah mati, bisa menyembuhkan orang-orang yang ditimpa berbagai penyakit, mengetahui hal-hal yang tak terlihat oleh mata (Isa mampu melihat makanan-makanan yang disimpan di rumah-rumah orang Yahudi), dan mengetahui jika ada orang yang datang.

Semua mukjizat yang dimiliki oleh Nabi Isa itu membuat orang-orang terheran-heran, dan terkagum-kagum. Mereka pun sangat takjub dengan mukjizat yang dimiliki oleh Nabi Isa. Lalu peralahan-lahan Nabi Isa mulai menjelaskan siapa dirinya sebenarnya. Tetapi, tidak semua orang mau menerima penjelasan Nabi Isa......!!!!!!

Rabu, 27 Juli 2016

Kisah Nabi Isa Saat Mulai Memiliki Pengikut

Sesampai di makam, Isa berdiri persis di dekat makam, menatap ke langit, memohon kepada Allah serta berkata dengan penuh keyakinan “Wahai Azir, bangunlah!” Tiba-tiba makam itu terbelah, Azir keluar dari dalam makam. Sang ibu memeluk Azir, dengan air mata bercucuran.

Setelah Nabi Isa dianugerahi Allah, dengan mukjizat bisa mengolah tanah liat menjadi burung, dan burung itu dari tanah liat kemudian bisa mengepakkan sayap dan terbang tinggi ke angkasa tak lama setelah Nabi Isa meniupnya, pendeta Yahudi hanya bisa berdecak kagum dan heran. Tak pernah terpikir di benak mereka  jika Nabi Isa bisa melakukan hal yang tak mungkin menjadi mungkin.
Kisah-Nabi-Isa-Saat-Mulai-Memiliki-Pengikut
Tetapi sekalipun mukjizat Nabi Isa itu telah dilihat di depan mata mereka, hati mereka seperti tertutup kabut. Mereka tidak mau mengakui akan kebenaran dan mukjizat yang dimiliki Nabi Isa. Sebaliknya, mereka semakin benci kepada Nabi Isa, selain menyebarkan kebencian dan fitnah, mereka pun bersepakat untuk membunuh Nabi Isa.

Nabi Isa hanya memandang mereka dengan heran. Lalu Nabi Isa berkata, “Siapa yang akan  menjadi penolongku untuk (menegakkan Agama) Allah?”

Ada dua belas orang lelaki bangkit, dan tanpa ragu lagi berkata,”Kami adalah penolong-penolong agama Allah.” (QS. 3 : 52)

Setelah itu, mereka menengadah ke langit dan berkata dengan penuh keyakinan “Ya Tuhan kami telah beriman kepada apa yang telah engkau turunkan dan telah kami ikuti Rasul, karena itu  masukkanlah kami ke golongan orang-orang yang menjadi saksi.” (QS.3 : 53)

Meminta Makanan Lezat

Allah telah memberikan hidayah-Nya kepada murid-murid Nabi Isa itu, dan akhirnya mereka beriman kepada-Nya dan rasul-Nya. Murid-murid Nabi Isa itu mengikuti ajaran Nabi Isa, putra Maryam, juga bahkan beriman kepadanya dan mendukungnya.

Nabi Isa dikenal sebagai orang suci dan tidak memiliki keraguan kepada Allah akan apa yang diyakini Nabi Isa beriman kepada Allah tanpa keraguan Nabi Isa ingin orang-orang Bani Israil beriman kepada Allah, karena itu Nabi Isa selalu berdoa kepada Allah memohon kebaikan dan berharap semakin hari ada orang yang mau mendengarkan dan kemudian mengikuti ajaran yang dibawanya. Nabi Isa ingin orang-orang Bani Israil tidak tersesat, menemukan kebenaran dan berbuat kebaikan.

Sejak menerima risalah kenabian. Nabi Isa selalu berdakwah berbagai tempat dan berharap ada yang mendengarkan. Pernah Nabi Isa berdakwah ke daerah perbukitan. Nabi Isa mengajak murid-muridnya. Di perbukitan itu, Nabi Isa dan murid-muridnya yang menyertainya ingin mengajak penduduk setempat  mengenalkan risalah tauhid yang dibawa oleh Nabi Isa.

Perjalanan ke perbukitan itu tidaklah mudah, Nabi Isa dan murid-muridnya berhenti sejenak di dekat sebuah pancuran. Nabi Isa dan murid-muridnya duduk. Tapi diluar perkiraan murid-muridnya tiba-tiba Nabi Isa mengusap dan mencuci  kaki murid-muridnya itu. Tentu, murid-murid Nabi terhenyak kaget kemudian bertanya, “Wahai Nabi mengapa engkau mencuci kaki kami?”

Seraya masih terus mencuci kaki murid-muridnya, Nabi Isa menjawab dengan penuh rendah hati. “Aku ingin kalian memperlakukan orang-orang seperti aku memperlakukan kalian. Aku ingin kalian melayani mereka seperti aku melayani kalian.”

Matahari terus bergeser, pagi berganti menjadi siang. Murid-murid Nabi Isa  merasa ada yang melihat di perut mereka. Murid-murid  mulai merasa lapar, Nabi Isa memberikan contoh pada murid-muridnya cara menghilangkan rasa lapar dengan memakan dedaunan dan tumbuhan-tumbuhan liar. Tetapi murid-murid  Nabi Isa tidak tergolong pengembara, sehingga tidak mampu melakukan apa yang  dilakukan Nabi Isa. Sebab, bertahun-tahun Nabi Isa telah meninggalkan keduniawian bisa menahan lapar dan dahaga dengan cara  yang tak biasa. Hal itu yang belum bisa diteladani oleh murid-murid Nabi Isa.

Dalam kondisi lapar seperti itu, murid-murid Nabi Isa berharap ada keajaiban. Mereka pun membincangkan mukjizat Nabi Isa. “Nabi Isa bisa menciptakan sesekor burung dari tanah liat, dengan izin Allah. Jadi, jika dia memohon kepada Allah untuk menurunkan hidangan dari langit untuk kita,  pastilah bisa.”

Murid-murid Nabi Isa saling pandang, dengan alasan itulah mereka kemudian bertanya kepada Nabi Isa. “Wahai putra Maryam bersediakah Tuhanmu menurunkan hidangan kepada kita dari langit?”

Nabi Isa menoleh kemudian menjawab, “Apakah kalian meragukan kekuasaan Allah?” Kemudian Nabi Isa mengajak pada mereka. “Bertaqwalah kalian kepada Allah juka kalian benar-benar orang yang beriman!” (QS. 5 : 112)

Lalu mereka berkata, “Kami ingin memakan hidangan itu, dan supaya tentram  hati kami, dan supaya kami yakin bahwa engkau telah berkata benar kepada  kami dan kami menjadi orang-orang yang menyaksikan hidangan itu” (QS.5 : 113)

Sejenak Nabi Isa terdiam, wajahnya yang semula bersinar kemudian berubah  menjadi layu dan sedih. Bagaimana tidak? Murid-muridnya sedang mengujinya. Padahal sudah jelas Nabi Isa dianugerahi satu mukjizat, pernah membuat burung dari tanah liat, kemudian atas izin Allah nabi Isa meniupnya, dan burung itu menggeliat, hidup dan bisa terbang.

Mata Nabi Isa hampir berkaca-kaca, karena merasa sedih. Tapi keinginan murid-murid nabi Isa itu seperti tak kuasa ditolaknya Nabi Isa kemudian bersujud kepada Allah. Setelah itu Nabi Isa menengadahkan tangan dan berdoa kepada Allah dengan hati penuh kekhusyukan, dengan satu harapan untuk memenuhi keinginan murid-muridnya.

“Ya Tuhan kami, turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami, yaitu orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan-Mu. Berilah rezeki kepada kami, dan Engkaulah sebaik-baik pemberi rezeki.” (QS. 5 : 114)

Tak selang lama kemudian, tempat nabi Isa dan murid-muridnya itu dipenuhi dengan cahaya. Kemudian Allah swt berfirman kepada mereka. ”Sesungguhnya Aku akan menurunkan hidangan itu kepada kalian, barangsiapa  yang kafir di antara kalian, sesudah  (turun hidangan) itu, maka sesungguhnya Aku dan menyiksanya dengan siksaan yang tidak pernah Aku timpakan kepada seorang pun di antara umat manusia.” (QS. 5 : 115)

Beberapa saat kemudian, makanan istimewa (hidangan dari langit yang dijanjikan oleh Allah) itu turun. Dalam hidangan itu, terpampang roti dan daging. Roti dan daging itu terlihat menggiurkan lidah murid-murid Nabi Isa. Bahkan, aroma  dari hidangan itu sampai  menyebar ke segala penjuru disekitar tempat  itu, sehingga  mengundang orang-orang yang lapar dan yang miskin untuk datang menikmati  hidangan tersebut.

Setelah orang-orang itu datang dan melihat di hadapan Nabi Isa dan murid-muridnya terhampar hidangan makanan yang lezat, mereka pun ditawari untuk ikut makan dan minum. Mereka ikut makan dan minum  dengan penuh keceriaan. Tak pernah mereka makan-makanan senikmat dan selezat itu.

Mukjizat Menghidupkan Orang Mati

Nabi Isa memiliki seorang teman yang bernama Azir. Dia itu pemuda yang beriman sehingga Nabi Isa pun mencintainya. Setelah lama tak bertemu, Nabi Isa memutuskan berkunjung ke rumah Azir. Tiba-tiba, seorang wanita datang menyambutnya, seraya menangis.

“Azir telah meninggal dan dikuburkan tiga hari yang lalu,” jawab wanita itu. “Apakah engkau ingin melihat Azir?” Wanita yang tak lain adalah ibu Azir itu menjawab, “Ya”.

Isa berkata, “Besok aku akan kembali dan memberinya kehidupan, dengan izin Allah”. Esoknya, Isa datang dan berkata kepada Ibu Azir, “Ikutlah denganku ke makamnya.”

Sesampai di makam, Isa berdiri persis di dekat makam, menatap ke langit, memohon kepada Allah serta berkata dengan penuh keyakinan, “Wahai Azir, bangunlah!”

Tiba-tiba makam itu terbelah, Azir keluar dari dalam makam. Sang ibu memeluk Azir, dengan air mata bercucuran. Apakah engkau ingin tinggal dengan ibumu?” Azir menjawab, “Ya” Nabi Isa menjawab, “Allah telah memberimu sebuah kehidupan baru. Kau akan menikah dan Allah akan menganugerahimu anak-anak yang baik.”

Membantu Para Nelayan

Pada hari yang lain, Nabi Isa pergi ke pantai. Tapi hari itu, Nabi Isa melihat para nelayan sedih. Mereka tak mendapat tangkapan ikan. Nelayan-nelayan itu duduk di tepi pantai dengan muka murung. Mereka juga melipat layar mereka karena sudah merasa putus asa.

Tiba-tiba, Nabi Isa naik ke perahu, memerintahkan para nelayan itu untuk segera menaikkan layar, dan mengikuti perahu Nabi. Nabi Isa memerintahkan kepada para nelayan untuk berhenti di tempat tertentu di laut biru, dan melemparkan jala-jala mereka. Sesuatu yang mengejutkan pun terjadi, ketika nelayan-nelayan itu menarik jala-jala mereka, jala-jala mereka itu penuh dengan ikan. Mereka terus  menangkap ikan hingga perahu mereka penuh ikan.

Mukjizat Yang Menyembuhkan

Suatu hari, Nabi Isa diajak satu muridnya berkunjung ke rumahnya. Dalam perjalanan, Nabi Isa melihat seorang pemuda berjalan dan beberapa orang mengejek pemuda itu karena pemuda itu tuli dan bisu, tak mendengar apa pun, sehingga ia tak mampu berbicara. Namun ia menatap orang-orang itu dengan  kebingungan ketika mereka  mentertawakannya dengan sinis.

Nabi Isa meletakkan telapak tangannya ke telinga pemuda itu, dan ia bisa mendengar. Orang-orang heran, ketika mereka mengetahui pemuda itu bisa mendengar. Sebagian mereka kemudian beriman dan menjadi pengikut Nabi Isa.

Setelah itu, Nabi Isa meneruskan perjalanan, berkunjung ke rumah muridnya. Esoknya, Nabi Isa mendengar  beberapa orang  mengetuk pintu dengan kerasnya. Nabi Isa keluar melihat apa yang terjadi. Ketika Nabi Isa keluar, dia melihat  seorang yang menderita penyakit lepra yang sedang berjalan dan beberapa orang melempari orang itu dengan batu untuk memaksanya meninggalkan desa itu. Orang-orang itu melempari dari kejauhan dan merasa jijik melihatnya.

Nabi Isa kemudian mendekati orang yang menderita lepra itu, lalu meletakkan telapak tangannya di wajahnya dan ternyata berhasil dapat menyembuhkan penyakit lepra yang diderita orang itu.
Orang-orang itu saling pandang, dan kemudian berebut untuk menyentuh tangan Nabi Isa.

Senin, 25 Juli 2016

Kisah Nabi Isa Rasul Bagi Bani Israel

Pada usia 30 tahun, Isa putra Maryam diangkat menjadi seorang Rasul Allah. Allah mengutusnya untuk berdakwah kepada kaumnya.

Pada masa itu, kaum Bani Israel telah banyak melakukan penyimpangan dari Kitab Taurat. Mereka menghalalkan hal-hal yang diharamkan. Mereka juga menambahkan hukum-hukum yang ditetapkan. Hari sabtu digunakan untuk bersenag-senang, padahal Allah telah menetapkan hari itu sebagai hari untuk beribadah. Orang-orang Bani Israel yang kaya juga mulai enggan membayar zakat dan sedekah kepda fakir miskin.
kisah-nabi-isa-rasul-bani-israil

Selain penyimpangan-penyimpangan tersebut, orang yang bersikap munafik juga bertambah banyak. Mereka berlagak seperti orang yang alim, padahal diam-diam mereka banyak melakukan kemaksiatan. Oleh karena itulah, Allah mengutus Nabi Isa untuk mengembalikan Bani Israel pada ajaran yang lurus.

Dakwah Nabi Isa

Nabi Isa berdakwah kepada kaum Bani Israel. Ia senantiasa mengajak kaum Bani Israel untuk menjalankan ajaran sesuai dengan perintah Allah swt.

Ketika Nabi Isa mnyeru pada ajaran yang benar, kaum munafik mulai khawatir jika rahasia mereka terbongkar. Mereka sangat membenci Nabi Isa. Oleh karena itu, mereka bersepakat untuk melayangkan tuduhan jahat kepada Nabi Isa. Mereka menyebarkan isu bahwa Nabi Isa adalah seorang pendusta.

Kaum Bani Israel termakan oleh hasutan kaum munafik. Mereka berkumpul dan meminta bukti kenabian Nabi Isa. Kemudian, Nabi Isa menunjukan mukjizatnya. Ia menyembuhkan orang yang buta sejak lahir dan menghidupkan burung dari tanah dengan seizin Allah. Namun, sebagian dari mereka tetap tidak percaya dengan kenabian Nabi Isa. Mereka menuduh Nabi Isa sebagai tukang sihir.

Dengan penuh kesabaran dan kasih sayang, Nabi Isa terus berdakwah kepada Bani Israel. Suatu ketika, ia berdakwah kepada Bani Israel. Suatu ketika, ia berdakwah di Baitul Maqdis. Para pemuka agama di sana meyakini ajaran yang dibawa Nabi Isa. Semakin lama, pengikutnya semakin banyak.

Mukjizat Nabi Isa

Allah melebihkan Rasul-rasul-Nya dari manusia yang lain. Begitu juga dengan Nabi Isa, Allah memberikan beberapa mukjizat kepadanya.

Pada saat Nabi Isa berdakwah, sebagian kaum Bani Israel tidak mempercayai kenabiannya. Mereka meminta Nabi Isa untuk menunjukkan mukjizatnya. Kemudian, Nabi Isa membentuk tanah serupa dengan burung. Tiba-tiba, tanah itu benar-benar menjadi burung yang hidup. Mereka sangat takjub dengan peristiwa itu. Sekaipun kagum dengan peristiwa itu, tetapi mereka hanya menganggapnya sebagai sihir semata. Dalam hati mereka belum tertanam keimanan kepada Alah swt.

Pada saat yang lain, Nabi Isa juga menemui seseorang lelaki yang buta sejak lahir.Nabi Isa mengusap mata lelaki buta itu dengan tangan dan sambil berdoa. Dengan izin Allah, lelaki buta itu menjadi sembuh dan mampu melihat. Nabi Isa juga menyembuhkan oang yang memiliki penyakit kusta. Sekalipun telah melihatt tanda-tanda kenabian, kaum Nabi Isa masih menganggapnya sebagai sihir semata.

Ketika melewati kuburan, Nabi Isa mendengar tangisan seseorang. Setelah dilihat, seorang wanita sedang menangis di sisi kuburan anaknya. Wanita itu menginginkan anaknya hidup kembali. Nabi Isa pun menolongnya. Ia berdoa kepada Allah. Tiba-tiba, tanah kuburan tersebut terbelah. Orang yang meninggal hidup kembali. Wanita itupun sangat senang.

Bagi kaum Bani Israel, mukjizat-mukjizat hanyalah sihir semata. Bagi pengikut Nabi Isa, mukjizat itu semakin menambah iman mereka. Para pemuka Bani Israel merasa terancam kekuasaannya dengan keberadaan Nabi Isa. Mereka melakukan berbagai cara untuk membendung pengaruh ajaran Nabi Isa, termasuk berusaha membunuh Nabi Isa.  

Jumat, 15 Juli 2016

Kisah Nabi Isa Menceritakan Nabi Muhammad

Nabi Isa senantiasa berdakwah kepada kaum Bani Israil. Ia mengajak kaum Bani Israil menyembah Allah. Dalam berdakwah, Nabi Isa menyatakan bahwa dirinya adalah utusan Allah. Nabi Isa juga membenarkan tentang diutusnya Nabi Musa dengan Kitab Taurat.
kisah-nabi-isa-menceritakan-nabi-muhammad

Kemudian, Nabi Isa juga menceritakan tentang kabar gembira. Nabi Isa berkata, “Aku memberimu kabar gembira dengan datangnya seorang Rasul sesudah aku. Ia bernama Ahmad (Muhammad).” Demikianlah, Nabi Isa telah mengisahkan tentang Rasul yang akan datang sesudah dirinya, Nabi Muhammad saw.

Hal ini dikisahkan dalam Al Quran Surat Ash-Shaff ayat 6. “Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata, “Hai Bani Israil, sesungguhnya aku ada utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).” Maka tatkala Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata, “Ini adalah sihir yang nyata.”

Usaha Menghalangi Dakwah Nabi Isa

Pada suatu ketika, pengikut Nabi Isa semakin banyak. Pengaruhnya juga semakin besar terhadap kaum Bani Israil. Para pemuka agama Yahudi merasa terancam kedudukannya. Oleh karena itu, mereka mulai menyebarkan fitnah tentang Nabi Isa. Namun, orang-orang tidak terpengaruh. Malahan, pengikut Nabi Isa semakin banyak.

Para pemuka agama Yahudi merasa sudah tidak dihormati oleh kaum Bani Israil. Usaha-usaha untuk membendung pengaruh Nabi Isa terus ditingkatkan. Namun, semuanya tidak berhasil.
Akhirnya, para pemuka agama Yahudi bersepakat untuk membunuh Nabi Isa. Nabi Isa mendapat wahyu dari Allah tentang kesepatakan para pemuka agama Yahudi. Setelah itu, Nabi Isa dan beberapa pengikutnya bersembunyi di suatu tempat.

Demikianlah, para pemuka agama Yahudi berusaha menghentikan dakwah Nabi Isa.

Kisah Bantahan Bahwa Nabi Isa Tidak Kafir

Pada suatu ketika, Rasulullah sedang berdakwah di hadapan kaum Quraisy Mekkah. Ia menyeru kaum Quraisy untuk meninggalkan penyembahan berhala dan hanya menyembah kepada Allah.

Rasulullah berkata melalui Firman Allah swt, “Sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah adalah kayu bakar neraka Jahanam, kamu pasti masuk ke dalamnya.” (QS. Al-Anbiya : 98). Rasulullah menambahkan bahwa ayat ini ditujukan untuk tuhan-tuhan kaum Quraisy dan juga seluruh umat manusia.
kisah-bantahan-nabi-isa-tidak-kafir

Abdullah bin Az-Zab’ari bertanya, “Bagaimana dengan Isa anak Maryam yang disembang orang Nasrani? Apakah ia juga menjadi kayu bakar neraka Jahanam seperti halnya tuhan-tuhan kami? “Rasulullah pun terdiam. Sementara itu, mereka tertawa terbahak-bahak. Mereka merasa telah mampu mematahkan pendapat Rasulullah. Sebenarnya, Rasulullah terdiam karena menunggu wahyu dari Allah.

Kemudian, Rasulullah menjawab, “Isa bukanlah anak Allah. Ia adalah seorang hamba Allah yang mengajak menyembah Allah. Allah memberikan nikmat kenabian kepadanya. Pendeta Nasrani yang meminta kaum bani Israil menyembah Isa.” Rasulullah menambahkan bahwa Nabi Isa dilahirkan tanpa bapak. Hal itu menunjukkan bahwa Allah dapat melakukan segala hal sesuai dengan kehendak-Nya. Allah menjadikannya sebagai bukti kekuasaan-Nya kepada kaum Bani Israil.” Orang-orang Quraisy itu bertanya hanya untuk membantah Rasulullah dan bukan mencari kebenaran.

Ayat Al Quran yang berkaitan dengan hal ini adalah ayat 116-117 Surat Al-Maidah. “Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman, ‘Hai Isa Putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia’, ‘Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?’ Isa menjawab, ‘Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakan, tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diriku. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara-perkara yang ghaib.’ Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka, kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya, yaitu, ‘Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu’, dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkaulah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu.”


Kemudian, Rasulullah saw mempertanyakan kaum Quraisy yang menyembah berhala, padahal Allah telah menunjukkan bukti-bukti kekuasaannya. Apalagi, mereka menyembah benda-benda yang diciptakan oleh mereka sendiri.

Setelah mendengar penjelasan Rasulullah, kaum Quraisy seketika terdiam. Mereka tidak dapat membantah perkataan Rasulullah yang mengandung kebenaran.

Kisah ini di diceritakan dalam Al Quran Surat Az-Zukhruf ayat 57-58, “Dan tatkala putra Maryam (Isa) dijadikan perumpamaan tiba-tiba kaummu (Quraisy) bersorak karenanya. Dan mereka berkata, “Manakah yang lebih baik tuhan-tuhan kami atau dia (Isa)?” Mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu melainkan dengan maksud membantah saja, sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar.” (QS. Az-Zukhruf : 57-58)

Kisah Nabi Yahya as

Nabi Yahya adalah putra nabi Zakaria. la meneruskan perjuangan ayahnya selaku nabi. Karena ayahnya seorang nabi, tentu saja sejak kecil Yahya mendapat pelajaran yang baik pula. Ayahnya mengajarkan dan mendidiknya sehingga nabi Yahya tumbuh menjadi seorang yang bertaqwa, tidak pantang menyerah dan selalu melakukan siar agama.
Sungguh benar janji Allah pada Zakaria yang pernah dikatakan melalui malaikat Jibril ketika beliau belum mempunyai anak. Allah mengangkat Yahya menjadi nabi dengan memberikan sebuah Al Kitab sebagai pedoman hidupnya dan hidup umatnya.

Tentang kenabian Yahya, Allah telah mengabadikan dalam Al Qur'an surat Maryam ayat 12 sampai 15:

Surat Maryam ayat 12 sampai 15
Artinya:
Hai Yahya, ambillah Al kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. Dan Kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih kanak-kanak. (Maryam: 12)
Dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami dan kesucian (dari dosa). Dan ia adalah seorang yang bertaqwa. (Maryam: 13)
Dan seorang berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah orang sombong lagi durhaka. (Maryam : 14)
Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan, dan pada hari ia meninggal pada hari ia dibangkitkan hidup kembali. (Maryam: 15)

Demikianlah Allah mengangkat Yahya sebagai seorang nabi dan Dia juga menceritakan sifat-sifat keutamaannya. Nabi Yahya adalah nabi yang sabar seperti yang telah dicantumkan pada ayat di atas.

  Ketika nabi Yahya dan nabi Zakaria menjadi panutan bagi kaum Bani lsrail, waktu itu berkuasa pula seorang raja yang dzolim. Raja itu tidak mau mendengarkan syari'at agama. la malah mendustakannya.

Hal ini terlihat sebab raja itu tidak mau mengindahkan larangan agama di saat hendak mengawini anak tirinya. Sedangkan dalam ajaran agama yang dibawa oleh kedua nabi itu tidak memperbolehkannya, namun raja tetap memaksa. Baginya semua cara yang ditempuh adalah halal. Namun bagi nabi Yahya dan Zakaria pendapat raja itu bertentangan dengan ajaran agama.

Karena raja tidak mau mengindahkan larangan kedua nabi itu, akhirnya memutuskan untuk membunuhnya. Nabi Yahya yang mendapat pembunuhan pertama. Beliau dipotong tangannya kemudian lehernya. Melihat hal ini nabi Zakaria lari ke kebun Baitul Makdis. Di sana ada pohon besar dan berkat izin Allah, pohon itu terbelah dua sehingga beliau bisa masuk kedalamnya. Tentara yang mengejar tidak mengetahui keberadaan nabi Zakaria. Namun ada iblis yang memberi tahu, sehingga pohon itu ditebang. Dengan robohnya pohon itu maka wafatlah nabi Zakaria.

Kedua nabi itu wafat dalam keadaan mati Syahid. Demikian kisah nabi Yahya dan Zakaria yang selalu menegakkan kebenaran agama.

Rabu, 13 Juli 2016

Kisah Nabi Isa as - Kelahiran Nabi Isa

Maryam bin Imran adalah anak dari Imran dan Hannah. Maryam dititipkan kepada para pemuka di agama di Baitul Maqdis. Ia diasuh oleh Nabi Zakaria. Di Baitul Maqdis, Maryam senantiasa beribadah kepada Allah swt.
kisah-maryam-yang-suci

Pada suatu ketka, Maryam sedang beribadah di mihrabnya. Pada saat itulah, Malaikat Jibril mendatanginya dalam bentuk laki-laki tampan agar Maryam tidak ketakutan. Kisah ini digambarkan dalam Al-Quran surat Maryam ayat 17, “Maka ia mengadakan tabir (yang melindungnya) dari mereka; lalu kami mengutus roh Kami (Malaikat Jibril) kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna.” Maryam berkata, “Sesungguhnya aku berlindung dari dirimu kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa.”

“Aku datang sebagai utusan Allah. Dia akan memberimu seorang anak lelaki yang suci.” Kata Malaikat Jibril. Maryam terkejut dan berkata, “Bagaimana aku dapat memperoleh anak laki-laki, tidak pernah seorang manusia pun menyentuh aku dan aku bukan pula seorang pezina?” Malaikat Jibril menjelaskan bahwa itu adalah hal yang mudah bagi Allah dan suatu perkara yang telah diputuskan. Setelah itu, Malaikat Jibril meninggalkan Maryam yang kebingungan.

Maryam benar-benar mengandung. Karena khawatir dengan cemohan orang-orang, dia pulang ke Anna-shirah. Dia terus beribadah kepada Allah. Dengan izin Allah, Maryam memperoleh ketenangan. Maryam melalui hari-harinya dengan ketabahan. Kelak, ia akan melahirkan bayi laki-laki yang akan menjadi Nabi dan diberi nama Isa.

Kelahiran Nabi Isa

Waktu melahirkan bagi Maryam telah tiba. Maryam keluar rumah secara diam-diam. Karena sudah tidak dapat menahan rasa sakit, ia terpaksa berhenti dan bersandar di bawah pohon kurma.

Maryam melahirkan seoang anak lelaki yang diberi nama Isa. Dengan berlinangan air mata, Maryam berkata, “Alangkah baiknya kalau aku mati sebelum melahirkan anak tanpa seorang suami.” Maryam juga merasa haus dan lapar. Tidak lama kemudian, ada suara, “Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu.” Suara itu adalah suara Malaikat Jbril yang diutus oleh Allah. Malaikat Jibril juga memerintahkan, “Goyangkan pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu. Kemudian, makan, minum, dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seseorang, katakanlah, “Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, aku tidak akan berbicara kepada siapapun pada hari ini.”

Maryam pun makan dan minum sehingga tubuhnya kembali sehat. Namun, ia masih risau dan bingung. Ia membayangkan tanggapan dan reaksi orang-orang di kampung halamannya. Maryam yakin orang-orang akan menghinanya karena memiliki anak tanpa suami.

Maryam berdoa kepada Allah agar diberi ketenangan dan ketabahan. Selanjutnya, Maryam menggendong anaknya dan berjalan ke arah kampung halamannya. Maryam sampai di kampung halamannya. Seperti yang telah dia duga, orang-orang mencemohnya. Mereka menganggap Maryam telah melakukan perbuatan zina.
Orang-orang berkata, “Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat munkar. Yang lainnya berkata, “Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina.” Maryam dipanggil sebagai saudara perempuan Harun karena ia adalah seorang wanita yang saleh seperti kesalehan Nabi Harun as.

Maryam sama sekali tidak mengucapkan sepatah kata pun. Maryam memberi tahu dengan bahasa isyarat bahwa ia sedang berpuasa dan tidak berbicara kepada siapa pun. Ia menunjukan pada bayi yang berada dalam buaian. Kemudian, orang-orang berkata, “Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih di dalam ayunan.”

Tiba-tiba, bayi yang berada dalam buaian (Nab Isa) berkata, “sesungguhnya aku adalah hamba Allah. Dia memberiku Al-Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang Nabi. Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada. Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; serta berbakti kepada ibuku. Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Semoga kesejahteraan dilimpahkan kepadaku pada hari aku meninggal, dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.”

Demikianlah Isa putra Maryam mengucapkan perkataan yang benar. Orang-orang berbanta-bantah tentang kebenarannya. Cerita tentang Isa yang masih bayi mampu berbicara tersebar luas. Hal itu menghapus fitnah pada diri Maryam.

Senin, 11 Juli 2016

Kisah Nabi Isa as

Nabi Isa adalah anak Maryam. Sebelum kelahirannya, Maryam, ibunya tidak pernah mengalami rasa malu terhadap keluarga dan masyarakat. Namun setelah ia hamil, semua orang menanyakan suaminya. Tentu Maryam bingung untuk menjawabnya, sebab selama ini ia belum bersuami.
Keanehan kelahiran anaknya tanpa ayah ini adalah untuk menunjukkan pada bani Israil, sesungguhnya Allah dapat mewujudkan manusia tanpa ayah. Selain itu menguji manusia apakah dengan kejadian itu bertambah percaya dan beriman atau sebaliknya. Tapi kenyataannya umat Israil malah mengakui bahwasannya Isa adalah anak Allah. Sungguh anggapan yang tidak masuk akal.

Pada tahun 622 Hijriyah bertepatan dengan tahun lahirnya. Dari tahun itulah sehingga kini disebut tahun masehi. Sudah diceritakan dalam Al Qur'an bahwasannya ibunya, (Maryam) adalah perempuan yang suci dan tidak pernah keluar Mihrob. Namun kenyataannya ia hamil tanpa ada suaminya. Hal ini tentu membuat pertanyaan tersendiri dari pihak keluarga maupun masyarakat sekitarnya.

Ketika itu Maryam sudah diasuh oleh pamannya yakni nabi Zakaria dan berusaha tetap menjaga kesuciannya dengan cara mengurung di dalam kamar (Mihrob). Mihrob ini dikunci dari luar sehingga Maryam tidak dapat keluar, atau orang luar tidak dapat memasuki kamar Maryam

Allah mengutus Jibril untuk mendatangi Maryam yang ada di dalam kamar. Malaikat Jibril menjelma sebagai perjaka dan masuklah ia ke kamar Maryam. Betapa terkejutnya ia ketika mengetahui ada perjaka yang sudah berada di dalam.

" Pergilah dari sini. Sesungguhnya aku berlindung pada Allah atas kejahatan yang akan terjadi. Dan aku takut kepada-Nya, "kata Maryam menyuruh Jibril pergi sambil berdoa kepada Allah.

Demi mendengar rintihan Maryam yang takut pada kejahatan dan perbuatan maksiat, maka Jibril mengatakan siapa dirinya. Dan ia mengabarkan bahwasanya Maryam akan memperoleh seorang anak yang kelak menjadi nabi dan rasul.

1. Maryam Mengandung
Selang beberapa lama setelah ia mendapatkan khabar dari Jibril, maka iapun mengandung. Bertambah hari kandungannya bertambah besar. Hal ini membuat pertanyaan tersendiri bagi keluarganya dan masyarakat. Orang-orang yang tidak senang dengan ketaatannya menyebarkan berita bahwa Maryam hamil tanpa suami. Jika hamil tanpa suami adalah perbuatan Tabu. Dan mesti dikucilkan dari pergaulan. Begitulah sikap
masyarakat pada Maryam.

Bagi kaum kafir, hal ini merupakan suatu kesempatan untuk meruntuhkan dan menghinakan kebaikan keluarganya. Sebab selama ini mereka tidak dapat leluasa akibat mendapat tekanan dari Zakaria.

" Hai Maryam, bukankah orang tuamu termasuk keluarga baik dan taat. Mengapa kau melakukan perbuatan hina ini sehingga mencoreng keluargamu, "tanya beberapa orang yang tidak yakin akan berita itu.
Meskipun mendapat pertanyaan seperti ini Maryam tidak menjawabnya. la memilih diam daripada meladeni omongan dengan orang-orang kafir.

Ketika kandungannya sudah-berumur 8 bulan, ia hijrah ke daerah lain. Kepindahannya adalah untuk menghindari cacian dan hinaan dari kaum kafir. Mengenai perjalanannya telah diterangkan dalam Al Qur'an surat Maryam ayat 22 sampai 23 :

Surat Maryam ayat 22 sampai 23

Artinya:
Maka Maryam mengandungnya. lalu ia menyisihkan dirinya dengan kandungannya itu di tempat jauh. (Maryam : 22)
Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksanya (bersandar) pada pangkal pohon kurma. Dia berkata: Aduhai alangkah baiknya aku mati sebelum ini dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan. (Maryam : 23)

Demikianlah Allah menuntun kaki Maryam yang sudah mendekati kelahiran anaknya. Allah menuntunnya hingga jauh dari perkampungan dan jauh dari orang-orang kafir. Akhirnya Al­lah menghentikan langkahnya pada sembuah pohon kurma yang telah berbuah

2. Isa Lahir dan Maryam Membawanya ke Kampung Halaman
Setelah Allah mempermudah kelahirannya, maka Maryam merasakan kelaparan. Namun saat itu datanglah Jibril yang memberi tahu bahwa pohon kurma itu mengetahui kesulitannya. Jibril berpesan jika kelaparan maka tangan Maryam harus menggoyang pohon itu, niscaya kurma yang telah masak akan jatuh padanya. Dengan demikian ia tidak akan kelaparan lagi.

Begitu Allah memudahkan orang yang telah berbuat sabar. Setelah ia mampu bangkit dan melihat anaknya telah tumbuh dengan pesat, ia pun membawanya pulang ke kampung halamannya. Semua orang yang mengetahuinya bertanya dengan nada mengejek. Namun Maryam hanya menjawab itu adalah kekuasaan Allah.

" Hei, Maryam, mengapa kau membawa bayi yang tidak baik bagi tempat ini, "demikianlah kata-kata yang terlontar dari kaum kafir.

" Jika engkau bertanya, tanyakan pada bayiku ini, "kata Maryam pada orang-orang menanyakan keberadaan bayi itu.

" Bertanya pada bayi yang merah adalah perbuatan bodoh. Mana mungkin akan menjawab pertanyaanku, "seru orang-orang kafir.

Kemudian berkatalah bayi nabi Isa yang masih merah itu dengan ijin Allah. Hal ini membuat kaum kafir terkejut dan percaya dengan ucapan Maryam. Ucapan nabi Isa ini sudah menjadi bukti betapa besar kekuasaan Allah kepada makhluk ciptaan-Nya. Dan ini sudah diterangkan dalam Al Qur'an surat Maryam 30 sampai 34:

Surat Maryam ayat 30 sampai 34

Berkata isa : " Sesungguhnya aku adalah hamba Allah, Dia memberi Al-Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi". (Maryam: 30)
"dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati dimana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup". (Maryam : 31)
" dan berbakti kepada ibuku dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. (Maryam : 32)
" Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali. (Maryam : 33)

3. Kenabian Isa AS
Ketika nabi Isa berumur 30 tahun, Allah mengangkatnya menjadi rasul. Dengan demikian ia juga diangkat menjadi nabi yang ditugaskan untuk memberikan risalah agama yang dibawanya. Allah mengajarinya kitab Taurat dan Injil. Hal itu sesuai dengan firman Allah yang artinya :

" Dan Allah akan mengajarinya Al-Kitab, hikmah, taurat dan Injil dan (sebagai) Rasul kepada bani Israil". (Ali Imron : 48-49)

Seperti nabi-nabi lainnya, maka Isa juga diberi mukjizat oleh Allah sebagai tanda kenabiannya. Mukjizat nabi Isa itu ialah bisa berbicara selagi masih.bayi, menyembuhkan penyakit, menghidupkan orang yang telah mati, membuat burung dari tanah dan mendapat makanan yang turun dari langit.

Setelah ia diangkat menjadi nabi, maka iapun melakukan dakwahnya. Seperti kebanyakan nabi-nabi sebelumnya, iapun menyerukan agar beriman kepada Allah dan mempercayai kenabiannya. Ada pula yang menentang ajarannya dan ada pula yang mengikutinya. Demikianlah nabi Isa dalam melakukan dakwahnya yang disertai dengan bukti-bukti kebesaran Allah.

4. Nabi Isa Wafat
Nabi Isa juga disebut Yesus. Kalangan orang awam mengatakan bahwa nabi Isa wafat disebabkan pembunuhan yang dilakukan oleh murid-muridnya. Padahal sebenarnya nabi Isa tidak terbunuh dalam peristiwa itu. Orang yang disalib oleh murid-muridnya ialah orang yang murtad.

Ketika ia menyebarkan isu yang bukan-bukan dan bertujuan untuk memecah belah kaumnya dengan Isa, Tuhan tidak merelakan dan membiarkan nabi-Nya hendak dibunuh oleh orang-orang itu. Allah mengangkat jiwa dan raga nabi Isa dari muka bumi. Dan murid yang murtad wajahnya disamakan dengan wajah nabi Isa. Sehingga kawan-kawannya tidak mengetahui bahwa yang disalib itu bukan Isa.

Dalam Al Qur'an surat Ali-lmron telah diterangkan mengenai pengangkatan nabi Isa. Tepatnya ayat 55 :

Surat Ali-Imron ayat 55

Artinya:
(Ingatlah) ketika Allah berfirman : "Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan pada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepadaku serta membersihkanmu dari orang-orang kafir....

Sebagian ahli tafsir mengartikan kata-kata WA ROOFI'UKA ILAYYA ialah Allah mengangkat nabi Isa seluruh tubuhnya. Bukan hanya sukmanya saja, melainkan keseluruhan.

Demikianlah kisah nabi Isa yang oleh orang Yahudi disebut Tuhan Yesus. Kita dapat memetik hikmah dari kisah ini sebab nabi Isa dilahirkan ke dunia tanpa ayah. Hal ini merupakan kebesaran Allah yang telah menunjukkan-Nya kepada semua umat agar semakin percaya dan beriman kepada-Nya

Kisah Nabi Zakaria as dan Nabi Yahya as

Pada suatu masa, Nabi Zakaria telah berusia lanjut. Usianya ketika itu mencapai sekitar sembilan puluh tahun. Namun, ia dan istrinya belum dikaruniai seorang anak pun. Siang dan malam, Nabi Zakaria dan istrinya terus berdoa memohon kepada Allah agar dirinya diberi seorang anak. Hati Nabi Zakaria mulai risau karena belum memiliki anak. Ia khawatir tidak ada yang meneruskan dakwahnya kepada kaum Bani Israil. Apabila hal itu terjadi, ia cemas kaum bani israil akan kembali pada kekufuran.
nabi-zakaria
Doa Nabi Zakaria terdapat di dalam Al Quran Surat Al Anbiya ayat 89, “Dan ingatlah kisah Zakaria, ketika ia menyeru Tuhannya, Ya Tuhanku, janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri. Engkaulah sebaik-baik pewaris.” Setiap harinya, Nabi Zakaria pergi ke mihrab untuk bersembahyang dan menjenguk Maryam. Suatu ketika, Nabi Zakaria berkunjung ke mihram Maryam. Ketika itu, Maryam sedang bersembahyang dengan khusyuk sehingga tidak mengetahui kedatangan Nabi Zakaria. Pada saat itulah, ia merasa heran karena melihat makanan berada di salah satu sudut mihrab Maryam. Dalam hati, Nabi Zakaria bertanya, “Dari mana Maryam mendapatkan makana ini?”

Setelah Maryam selesai bersembahyang, Nabi Zakaria bertanya tentang asal makanan tersebut. Maryam menjawab, “Makanan itu adalah rezeki pemberian Allah kepadaku setiap hari. Aku tidak pernah meminta, tetapi Allah memberikannya kepadaku.” “Bagaimanakah kamu mendapatkannya?” tanya Nabi Zakaria dengan penuh keheranan. Maryam menjawab bahwa Allah adalah Maha Pemberi Rezeki kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Nabi Zakaria pun mengerti.

Peristiwa itu sangat membekas dalam hati Nabi Zakaria. Dari peristiwa itu, Nabi Zakaria menjadi yakin jika ia berdoa, Allah akan mengabulkan doanya. Setibanya di rumah, Nabi Zakaria menceritakan kejadian itu kepada istrinya. Sejak saat itu, Nabi Zakaria dan istrinya berdoa kepada Allah dan tidak pernah berputus asa.

Kabar Gembira Untuk Nabi Zakaria

Nabi Zakaria senantiasa berdoa kepada Allah. Ia berharap Allah akan memberikan keturunan kepadanya. Pada suatu ketika, kabar gembira datang kepada Nabi Zakaria. Doanya akan dikabulkan oleh Allah. Hal itu di kisahkan dalam Al Quran Surat Maryam ayat 7, “Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia.” Nabi Zakaria tidak langsung mempercayainya. Dengan penuh keheranan, ia berkata, “Ya Tuhanku, bagaimana akan ada anak bagiku, padahal istriku adalah seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai umur yang sangat tua.” Tuhan berfirman, “Demikianlah.” Tuhan berfirman, “Hal itu adalah mudah bagi-Ku dan sesungguhnya telah Aku ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu (di waktu itu) belum ada sama sekali.”

Zakaria berkata : “Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda.” Tuhan berfirman, “Tanda bagimu ialah bahwa kamu tidak dapat mencakap-cakap dengan manusia selama tiga malam, padahal kamu sehat.” Kemudian Nabi Zakaria keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu ia memberi isyarat kepada mereka agar mereka bertasbih di waktu pagi dan petang. Demikianlah, Nabi Zakaria sangat bahagia mendengar kabar itu. Ia bersyukur karena Allah mengabulkan doanya. Ia mengajak kaumnya untuk senantiasa bertasbih kepada Allah.

Kelahiran Nabi Yahya

Allah swt Yang Maha Mendengar dan Berkuasa mengabulkan doa Nabi Zakaria. Melalui Malaikat Jibril, Allah mmeberikan kabar gembira kepada Nabi Zakaria. Ketika itu, Nabi Zakaria sedang melaksanakan shalat di mihrabnya. Malaikat Jibril memanggil, “Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang putramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi yang termasuk keturunan orang-orang saleh.” (QS. Ali Imran : 39)

Kemudian Nabi Zakaria berkata, “Ya Tuhanku, bagaimana mungkin aku bisa mendapat anak sedang aku telah sangat tua dan istriku pun seorang yang mandul?” Allah berfirman, “Demikianlah, Aku berbuat apa yang dikehendaki-Nya.” Zakaria berkata, “Berilah aku suatu tanda (bahwa istriku telah mengandung).” Allah berfirman, “Tandanya bagimu, kamu tidak dapat berkata-kata dengan manusia selama tiga hari, kecuali dengan isyarat. Dan sebutlah (nama) Tuhanmu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu petang dan pagi hari.” (QS. Ali Imran : 40-41)

Akhirnya, lahirlah anak tersebut. Allah memberikan nama anak itu dengan nama Yahya. Sejak masa kanak-kanak, Nabi Yahya mendapatkan kasih sayang yang besar dari kedua orang tuanya. Nabi Yahya dididik dengan pendidikan agama. Selain itu, Allah mengaruniakan Nabi Yahya beberapa keistimewaan, seperti bijak, cepat memahami suatu perkara, lemah lembut, dan terhindar dari bahaya. Nabi Yahya adalah seorang yang berkepribadian baik, bertakwa, dan hidup sederhana. Allah juga menjauhkan Nabi Yahya dari perbuatan maksiat. Nabi Yahya membantu ayahnya berdakwah kepada kaum Bani Israil dengan menegakkan ajaran-ajaran Allah. Ia adalah salah seorang hamba yang saleh.

Dakwah Nabi Yahya

Al Quran menggambarkan Nabi Yahya sebagai seorang yang diberi ilmu dan hikmah sejak kecil. Selain itu, ia adalah seorang anak yang berbakti kepada orang tuanya, tidak sombong dan tidak durhaka. Nabi Yahya adalah juga seorang yang cerdas dan berpikiran tajam. Ia sangat rajin beribadah pada siang hari dan malam hari.

Sejak masih kecil, Nabi Yahya telah di beri kemampuan untuk memahami kitab Taurat. Penguasaan dan pemahamannya terhadap ilmu agama menjadikan Nabi Yahya sebagai tempat bertanya tentang hukum-hukum agama. Ia tidak hanya menguasai ilmu agama, tetapi ia juga menerapkannya dalam sehari-hari. Ia menegakkan hukum-hukum Allah di kalangan Bani Israil dengan tegas. Dengan berani, ia akan mengungkapkan kebenaran berdasarkan ajaran-ajarannya sekalipun hal itu ditentang oleh pihak penguasa.
Sebelum usia 30 tahun, Nabi Yahya telah diangkat Allah menjadi Nabi dan Rasul. Suatu ketika, Allah memberikan wahyu kepada Nabi Yahya. Wahyu itu adalah lima perkara yang harus disampaikan kepada kaum Nabi Yahya.

Setelah itu, Nabi Yahya berdakwah kepada kaumnya di sebuah masjid. Ia menyatakan bahwa Allah telah mengutusnya untuk menyampaikan lima perkara kepada kaumnya. “Lima perkara itu adalah hal-hal yang harus kalian laksanakan. Pertama, Kalian harus menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya. Kedua, kalian diperintahkan untuk mendirikan shalat. Ketiga, kalian disuruh untuk berpuasa. Keempat, kalian diminta untuk bersedekah. Kelima, kalian diperintahkan untuk berzikir dan mengingat Allah. Jika kalian melaksanakan lima perkara tersebut, kalian termasuk golongan orang beriman. Kelak orang-orang beriman akan ditempatkan di surga,” seru Nabi Yahya.

Wafatnya Nabi Yahya

Nabi Yahya adalah Rasul Allah yang taat melaksanakan ketentuan-ketentuan Allah. Ia sangat membenci tindakan-tindakan yang melanggar ketentuan Allah. Pada masa itu, wilayah Palestina dipimpin oleh Herodus. Ketika itu, Herodus berkeinginan untuk menikah dengan anak saudaranya sendiri yang bernama Herodea. Ada juga sumber yang mengatakan bahwa Herodea adalah anak tiri Herodus. Pernikahan seperti itu tidak diperbolehkan dalam syariat ajaran Musa atau melanggar hukum dalam kitab Taurat.

Nabi Yahya menentang pernikahan tersebut. Banyak orang juga menentang pernikahan tersebut. Herodea yang sangat ingin menikah dengan Herodus menjadi marah. Ia merasa khawatir dengan penentangan Nabi Yahya dan orang-orang tersebut akan mempengaruhi keputusan Herodus untuk menikah dengannya.

Penentangan itu membuat Herodea marah. Ia pun berniat membunuh Nabi Yahya. Herodea pun membujuk Herodus untuk membunuh Nabi Yahya. Pada awalnya, Herodus keberatan. Namun akhirnya, Herodus menyanggupinya. Ia memerintahkan pengawalnya untuk menangkap dan membunuh Nabi Yahya. Para pengawal itu diperintahkan untuk membawa kepala Nabi Yahya ke hadapan Herodus.

Akhirnya, para pengawal berhasil menangkap dan memenggal kepala Nabi Yahya. Kepala Nabi Yahya dibawa ke hadapan Herodus dan Herodea. Herodea sangat senang karena keinginannya tercapai. Setelah peristiwa itu, Allah melaknat Herodea dan seluruh kaum Bani Israil. Mereka mendapat kemurkaan Allah.

Sabtu, 09 Juli 2016

Kisah Nabi Zakaria as

Nabi Zakaria adalah keturunan nabi Sulaiman AS. Selama hidupnya beliau selalu melakukan dakwah seperti nabi-nabi lainnya. Isterinya bernama Ali Shahab seorang wanita bani Israil.
Ketika usianya semakin bertambah tua, nabi Zakaria semakin gelisah. Sebab mereka belum dikaruniai seorang anak dari Allah. Nabi Zakaria mempunyai pikiran jika ia wafat dan tidak ada lagi penerusnya tentu bani Israil akan mengalami kehancuran akhlak. Hal inilah yang menjadi pemikirannya.

Pada siang hari nabi Zakaria melakukan dakwah, sedangkan pada malam harinya untuk berdoa meminta pada Allah agar segera dikaruniai anak. Namun dia itu belum juga dikabulkan, sehingga masyarakat kota menganggap
istrinya mandul.

  Akhirnya Allah mengabulkan permintaan nabi Zakaria. Sebab sudah lama ia berdoa dengan kesungguhan hati, sehingga pada suatu hari datanglah malaikat memberi tahu dirinya. Ketika itu nabi Zakaria sedang ada di Mihrob untuk ibadah.

Malaikat Jibril yang diutus Allah untuk mengabari nabi Zakaria mengatakan bahwa tidak lama lagi ia akan mempunyai seorang putra yaitu Yahya. Kelak anak itu akan menjadi penerus dakwahnya. Tidak terlukiskan lagi kegembiraan nabi Zakaria. la segera bersujud di Mihrob dan mensucikan nama Allah.

Khabar yang dibawa malaikat Jibril kepada nabi Zakaria telah diterangkan dalam Al Qur'an surat Ali-lmron ayat 39 :


Artinya: Kemudian datanglah malaikat Jibril memanggil Zakaria, sedang ia tengah berdiri sembahyang di Mihrob (katanya) : "Sesungguhnya Allah menggembirakan pada kamu dengan kelahiran (seorang putra) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah menjadi ikutan, menahan diri (dari pengaruh hawa nafsu) dan seorang nabi dan keturunan orang-orang saleh". (Ali-lmron : 39)

Begitulah malaikat Jibril memberi khabar gembira. Namun ada syarat-syarat yang harus dilaksanakan oleh nabi Zakaria. Selama tiga hari ia tidak boleh bicara dengan kaumnya. Selama tiga hari itu ia harus menggunakan kata hati untuk berdzikir.

Dengan adanya syarat yang telah diajukan malaikat Jibril kepadanya, maka iapun tidak bicara. la hanya boleh melihat dan mendengar. Meskipun begitu ia selalu berdzikir di dalam hati. Begitulah sampai isterinya benar-benar melahirkan. Dengan demikian syarat yang diajukan padanya juga merupakan tanda istrinya mulai hamil.

Demikianlah kisah nabi Zakaria yang tidak pernah berputus asa dalam menegakkan ajaran Allah. Selain itu ia tidak pernah berputus asa dalam melakukan doa meskipun dalam waktu lama baru terkabul. Sebab ia yakin Allah akan mengabulkan doa orang-orang yang beriman pada-Nya

Minggu, 03 Juli 2016

Kisah Nabi Yunus as - Didalam Perut Paus

Nama lengkapnya ialah Yunus bin Mata. Beliau diutus Allah pada kaum Niwana yang mendiami negeri Maushil. Kaum ini sudah tidak lagi menyembah Allah, namun berhala. Mereka menyukai perbuatan maksiat. Melihat hal ini nabi Yunus merasa prihatin. la berusaha untuk menyadarkannya, namun hanya beberapa orang saja yang mengikutinya.
Nabi Yunus diangkat dan diutus Allah untuk menegakkan keadilan dan mengajak pada jalan kebenaran setelah berumur 33 tahun. Siang malam nabi Yunus melakukan dakwahnya. Namun kaum Niwana yang ikut dan mengakui kerasulannya hanya beberapa orang saja. Allah akan memberi peringatan pada kaumnya.

Seperti kaum kafir terdahulu, maka kaum ini tidak percaya dengan siksaan yang didatangkan Allah. Setiap kali nabi Yunus berdakwah maka kaum Niwana selalu mengejeknya. Karena nabi Yunus sudah merasakan kesulitan menghadapi kaumnya, maka iapun berdakwah sambil memberi ancaman.

" Jika kalian tidak menghentikan penyembahan terhadap patung itu, niscaya Allah akan menurunkan azab-Nya, "seru nabi Yunus suatu hari.

" Kapan datangnya azab yang diturunkan Tuhanmu itu, "tantang mereka. Tanpa pikir panjang lagi nabi Yunus menjawab tinggal 30 hari lagi. Namun setelah dinanti-nanti kaum itu, azab yang dijanjikan nabi Yunus belum ada
juga. Hal ini membuat kegelisahannya. Sebab tidak mungkin kaumnya akan mengejek lebih menyakitkan.

Di saat itulah turun wahyu Allah yang memberi tahu nabi Yunus bahwa azab akan diturunkan kurang sepuluh hari lagi. Setelah mendapat wahyu itu, ia kembali pada kaumnya dan mengatakan bahwa azab kurang sepuluh hari lagi. Mendengar ucapan nabi Yunus seperti itu kaumnya malah mentertawakannya. Mereka bilang bahwa omongan nabi Yunus hanya bohong belaka.

Sebelum azab itu diturunkan, nabi Yunus dan pengikutnya terlebih dahulu meninggalkan kota. la takut akan terkena azab itu. Namun kepergiannya tidak mendapat izin dari Allah, sehingga ia terpisah dari pengikutnya. 

Setelah empat puluh hari, maka azab itupun datang. Mula-mula mendung yang hitam pekat menaungi perkotaan. Melihat hal itu, semua kaum Niwana mencari nabi Yunus. Mereka berjanji dalam hati akan meninggalkan sesembahannya dan beriman kepada Allah, Namun nabi Yunus sudah berada jauh dari kota, sehingga tidak mendengar rintihan kaumnya.

Nabi Yunus berada di tepi laut. la sangat takut dengan kaumnya jika sampai menyiksa dirinya. Sebentar-sebentar ia menoleh ke belakang. Di saat demikian ia tidak lagi memikirkan pengikut yang diajaknya. la kebingungan, sebab hendak menghindar dari kaumnya yang sudah ada di jalan lagi. Di depan mata terhampar lautan bebas.

Pada saat itulah Allah menolong dengan mengantarkan sebuah kapal. Mengapa demikian ? Sebab kapal itu sebenarnya tidak menuju ke tempat nabi Yunus berdiri. Dengan serta merta nabi Yunus masuk ke kapal tanpa sepengetahuan anak buah kapal.

Setelah itu berangkatlah kapal tersebut. Setiba ditengah lautan tiba-tiba datanglah ombak dan badai. Kapal itu tampak oleng dan hendak tenggelam.

"Tidak seperti biasanya ada badai. Tentu ada pelarian yang telah menyusup di kapal ini, "kata kapten kapal. Kemudian ia membuat undian. Semua penumpang diharapkan berkumpul. Setelah diundi ternyata jatuh pada nabi Yunus. Hal ini dilakukan berulang kali, sehingga yakinlah kapten kapal bahwa nabi Yunus orang pelarian.
" Demi keselamatan orang banyak, maka saya harap agar anda menceburkan diri ke laut. Sebab kapal ini tidak mau ditumpangi orang pelarian, "kata kapten kapal pada nabi Yunus. Sebenarnya ia tidak tega mengatakan demikian, namun apa boleh buat demi keselamatan semua penumpang terpaksa ia mengatakan juga.

Nabi Yunus tidak dapat membela diri, akhirnya ia menjatuhkan diri ke laut bebas. Ternyata benar kata-kata kapten kapal, sebab sepeninggal nabi Yunus lautan tenang kembali. Sungguh malang nabi Yunus. Meskipun demikian Allah menyelamatkannya dari kematian. Tidak lama setelah ia menceburkan diri datanglah seekor ikan paus yang langsung menelannya. Semula nabi Yunus tidak mengetahui kalau dirinya telah berada dalam perut paus.

Setelah sadar bahwa ia berada di dalam perut paus, serta merta mengucapkan doa. la baru menyadari kekhilafannya yang telah pergi meninggalkan kaumnya tanpa seijin Allah. Do'a yang dipanjatkan nabi Yunus itu telah diabadikan dalam Al Qur'an surat Al Anbiyaa' ayat 87.

Surat Al Anbiyaa' ayat 87

Artinya: Tiada Tuhan yang patut dipuja kecuali Engkau satu-satunya. Maha Suci Engkau ya Allah. Sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang dzaiim. (Al Anbiyaa': 87)

Setelah ia berada di dalam perut paus beberapa hari lamanya barulah Allah mengeluarkan dirinya. Dengan tubuh yang lemah ia melangkah ke daratan. Allah memberi naungan berupa pohon labu. Sehingga ia tampak pulih kembali dan Allah menyuruhnya untuk kembali pada kaumnya

Kaum Niwana menyambut kedatangan nabinya dengan penuh suka cita. Mereka menceritakan bagaimana azab itu hendak ditimpakan kepadanya. Dan semenjak itulah kaum Niwana beriman kepada Allah.

Jumat, 01 Juli 2016

Kisah Nabi Ilyasa as

Nabi Ilyasa adalah murid dari Nabi Ilyas as. Ia adalah salah seorang Nabi dan Rasul dari kalangan Bani Israil.

Dalam Al Quran, nama Ilyasa disebutkan sebagai orang yang dilebihkan derajatnya. “Dan Ismail, Ilyasa, Yunus dan Luth. Masing-masing Kami lebihkan derajatnya di atas umat (di masanya)”. (QS. Al-An’aam : 48).

kisah-nabi-ilyasa

Allah juga menggolongkan Nabi Ilyasa sebagai orang yang paling baik. “Dan ingatlah akan Ismail, Ilyasa dan Zulkifli. Semuanya termasuk orang-orang yang paling baik.” (QS. Shaad : 48).

Pertemuan Nabi Ilyas dengan Nabi Ilyasa bermula saat Nabi Ilyas memasuki rumah seorang kaum Bani Israil. Di rumah tersebut terdapat anak kecil yang sedang sakit. Nabi Ilyas berdoa kepada Allah agar anak kecil itu sembuh.

Tidak lama kemudian, anak kecil itu sembuh. Anak kecil itu mengikuti ajaran Nabi Ilyas. Ia beriman kpada Allah. Anak kecil itu adalah Nabi Ilyasa.

Dakwah Nabi Ilyasa

Ketaatan Nabi Ilyasa telah terlihat sejak ia masih kecil. Nabi Ilyasa telah sering mengikuti Nabi Ilyas berdakwah. Oleh karena itu, Nabi Ilyasa mendapat kepercayaan dari Nabi Ilyas untuk menggantikannya.

Setelah Nabi Ilyas wafat, Nabi Ilyasa meneruskan dakwahnya. Ketika itu, sebagian kaum Nabi Ilyas masih ada yang menyembah berhala. Mereka melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allah. Mereka tidak mau menerima agama yang dibawa oleh Nabi Ilyasa. Meskipun demikian, Nabi Ilyasa tetap sabar dan tidak berputus asa. Nabi Ilyasa tetap bertekad untuk membawa kaumnya hanya menyembah kepada Allah swt.

Sebagian kaum Bani Israil ada yang menjadi pengikut Nabi Ilyasa. Mereka hidup rukun dan damai hingga Nabi Ilyasa wafat. Mereka sangat sedih dengan wafatnya Nabi Ilyasa.

Setelah sekian lama Nabi Ilyasa wafat, mereka mulai meninggalkan ajaran Nabi Ilyasa. Semakin lama, mereka semakin kufur terhadap Allah swt.